4 - Tips Menghadapi Hidup ala Aku

15 7 0
                                    

Aku sudah mengatakan kalau sekolah sekarang antara wajib dan tidak wajib, keperluanku ke sekolah sekarang pun hanya:

1. Mendapat uang saku tanpa potongan
2. Andini

Oh, ya, itu benar. Bukannya sombong, tapi nyatanya belum ada pengumuman yang mengharuskanku remidi. Jadi daripada di rumah bengong dan tidak dapat uang saku, jadi aku ke sekolah saja menemani Andini dan klub-nya.

Gladi resik klub teater semakin intens karena tanggal pagelaran yang semakin mendekat. Tak ayal mungkin beberapa anggota merasa tertekan, tapi kulihat mereka masih senang-senang saja menjalaninya, meski tampak kelelahan di wajah mereka.

"Jangan maksa," ujarku sambil mengangsurkan susu kotak rasa cokelat ke Andini yang sibuk membaca naskah.

"Makasih," ujarnya sambil tersenyum dan menerima minumanku.

"Sama-sama."

"Tahu aja sih, aku lagi capek."

"Ya kalau aku 'nggak tahu nanti dibilang laki-laki 'nggak peka. Terus ujung-ujungnya bilang semua laki-laki sama aja."

"Apa sih?" Andini tertawa. "Aku bukan cewek kaya gitu, lagian kamu juga laki-laki, tapi kamu beda."

Aku berhenti menyedot, sedikit terkesiap.

"B-bedanya?"

"Emm ... rahasia!" jawab Andini sambil terkekeh.

Aku meminum susu cokelatku--kesukaan kami sama--lagi. "Din, mau tahu tips menghadapi--eh, lebih tepatnya menikmati hidup ala aku? Hitung-hitung biar 'nggak stress."

Andini mengangguk.

"Oke! Jadi tips menikmati hidup ala aku, adalah: 1.) Perbanyak ketawa, orang gila ga pernah stress karena ketawa sendiri," Andini terkikik geli, "2.) Perbanyak meme, shitpost, recehan, apapun itu,  3.) Jauhi warganet mahabenar dengan segala nyinyirannya."

Andini tampak berpikir beberapa jenak.

"Tambah satu," ujar Andini.

"Apa?"

"Cinta, ya, 'kan?" Aku mengangguk mendengar jawaban Andini. "Omong-omong, siapa cinta pertama Kakak?"

"Eh!" Aku menyeruput minumanku dengan cepat hingga tak bersisa. "Emm ... rahasia!"

"Ih curang!"

"Itu namanya adil karena kita impas."

Lalu kami tertawa di luar aula hingga Andini dipanggil masuk lagi untuk melanjutkan gladi resik.

Satu hari lagi terlewati dengan tertawaan Andini.

RAMPAI: NPC's 30 Days Writing ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang