Andini panik setibanya aku duduk di dalam bus.
"Lusa, aku ada reuni sama teman-teman SMP, 'duh, gimana ini?!"
"Kalem, tarik napas dulu."
Dan dia mengikuti saranku.
"Jadi, apa masalahnya dengan reuni?"
"Jadi, gini. Di acara lusa nanti kan ada segmen tulis surat anonim gitu, tapi harus ada penerimanya. Nah masalahnya ... aku ada teman--dia dulu sebangku denganku juga--, tapi, waktu kami lulus ... ada sedikit masalah."
"Lalu?"
"Bantu aku bikin surat itu dong, buat temanku ... maksudku, setidaknya supaya kami bisa berbaikan lagi."
Aku menolak. "Rasanya tidak bisa."
"Heee!"
"Gini ya, karena itu sebuah surat permintaan maaf, bukankah lebih baik kalau itu dari dirimu sendiri? Dari dalam hatimu sendiri? Kau sudah punya tujuan untuk berbaikan, kurasa tak perlu memusingkan kata-kata apa yang ingin kau sampaikan, tulis saja semuanya pada "yang dulu teman sebangkumu" itu."
Lalu, Andini tercenung diam selama beberapa detik.
"Oke, kakak benar, aku akan berusaha." Aku tersenyun melihat binar matanya kembali lagi.
Hari sudah malam saat aku menulis ini, mungkin Andini juga sedang menulis untuk "yang dulu teman sebangkunya itu", kuharap dia tidak kesulitan dan kuharap teman sebangkunya itu cewek.
Eh ... maksudku ... er, lupakan.
Tambahan: aku tahu pikiran kalian, aku tidak cemburu! Pokoknya lupakan!

KAMU SEDANG MEMBACA
RAMPAI: NPC's 30 Days Writing Challenge
RastgeleRam.pai: Campuran atau kumpulan berbagai macam (buku, bunga, dan sebagainya) - KBBI V. Buku ini adalah kumpulan cerpen atau opini atau mungkin hanya enam kata dalam satu kalimat yang mulai dibuat mulai bulan Agustus 2018. Multi genre, multi interpre...