20 - Ajakan yang Tiba-Tiba

28 7 4
                                    

Adalah sebuah kebetulan bersekolah di pusat keramaian. Maksudku, sekolah kami bertetanggaan dengan sekolah lain, jadi terasa seperti kompleks apartemen mixed-use dalam satu lahan besar dengan jalan-jalan umum.

Tentu saja selain ada sekolah, di sana ada salah satu taman terkenal karena srtelah direnovasi menjadi sebuah tempat yang makin bagus. Taman Sekartaji.

Satu yang aku sayangkan adalah keberadaan patungnya yang tidak dikembalikan--padahal bagus kalau ditaruh di atas kolam. Lalu, dimulailah percakapan pagi itu di dalam bus.

"Besok Car Free Night, nih. Mau ke sanaa," ujarnya.

"Sama temen?" dan dia mengangguk.

"Tapi ga ada yang mau ditebengin." Lalu dia cemberut lagi.

"Lho, kamu ga bisa naik motor?"

Dia menggeleng.

"Mau kuantar?" Nah pertanyaan terkutuk itu yang membuatku sekarang dalam keadaan kikuk karena jadi terasa seperti ugh ahdjakckansbcja aku terlalu malu mengetikannya hadue.

Keeennnncaaaan.

O-oke, tidak terlalu sih karena aku jadi ikut membaur bersama teman-teman Dini di bawah gantungan payung-payung pelangi dan lampu-lampu, mengabadikan potret berlatar batu bata, dan menghirup aroma malam.

Jika kalian bertanya kenapa tiba-tiba muncul pertanyaan seperti itu ... ak-aku, entahlah, aku tidak tahu, kurasa.

okekarenaakuterlalumalumengetikkannyajadi BAIKLAH SELAMAT MALAM DAN MIMPI INDAH BUAT KALIAN.

RAMPAI: NPC's 30 Days Writing ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang