5.

318 20 0
                                    

"Anna! Hei, Anna!" panggil Raka sambil mengguncang kedua bahu Anna dengan keras.

Anna tersadar dari lamunannya dan menatap Raka polos.

"Apa Anna melamun lagi?" tanya Anna pelan namun tetap terdengar oleh Raka.

"Melamun lagi?" beo Raka.

Anna terkesiap, ia keceplosan di depan Raka.

"Nggak kok, bukan apa-apa. Anna cuma..."

Anna merutuki mulutnya yang asal ceplos, tak biasanya ia bersikap seperti ini.

"Anna cuma teringat masa lalu, hanya sekilas saja." lanjut Anna santai.

"Apa kau masih mengingat kejadian itu?" tanya Raka to the poin.

"Tidak juga." jawab Anna pelan.

"Anna hanya menyesal karena terlalu bodoh sampai mau mengikuti perkataan pria itu, benar-benar bodoh." umpat Anna pelan, sangat pelan karena ia tak mau Raka mendengar apa yang ia ucapkan.

"Kau mengatakan sesuatu?" tanya Raka.

"Anna ingin pulang." jawab Anna singkat lalu beranjak dari sofa tempatnya duduk.

"Tidak." tolak Raka sambil mencekal lengan Anna.

"Ada yang ingin kutanyakan." ujar Raka cepat.

"Apa?" tanya Anna sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa sikapmu berubah akhir-akhir ini?" tanya Raka.

Anna menatap Raka, apa salahnya berubah?

"Anna pikir, jika Anna berubah maka sikap abang dan yang lain kepada Anna juga akan berubah." jawab Anna jujur.

"Bukan seperti itu juga! Jadilah seperti Anna yang kami kenal, dengan begitu kau akan tetap Anna-nya Zaxiusz. Jika seperti ini kau seperti orang asing bagi kami." nasehat Raka kepada Anna.

Anna mengangguk menyetujui ucapan Raka, ia memang merasa asing dengan dirinya sendiri akhir-akhir ini.

"Anna janji nggak akan berubah." ujar Anna yakin.

Namun, Anna sangsi semuanya akan kembali normal. Ia cukup khawatir dengan semua masalah yang kian hari kian membesar, bagaimana nasib keluarganya nanti?

"Bagus!" puji Raka puas.

"Boleh Anna pulang? Anna ada urusan dengan seseorang." tanya Anna penuh harap.

"Siapa?" tanya Raka.

Siapa? Anna tak tau harus berkata apa, jika ia diam terus seperti ini Raka pasti akan curiga. Tapi, siapa yang akan ia temui? Apa ia harus jujur?

"Black- eh, Nirmala. Ya, Nirmala atau Naina." jawab Anna asal, yang penting ia tak gugup.

"Akan kuantar." tawar Raka, tepatnya paksaan dari Raka.

Anna ingin menolak, tetapi Raka akan curiga jika ia mendeklarasikan penolakannya.

"Jln. Renggas, perumahan Puri Kasih, no. 3, blok C." jawab Anna lancar.

Raka menarik Anna keluar kantor dan menuju mobil Anna.

"Apa tak masalah?" tanya Anna hati-hati.

"Tidak." jawab Raka sambil memasang seat belt.

Anna mengangguk mengerti dan duduk diam di kursi penumpang setelah memakai seat belt.

🐣🐣🐣🐣

"Apa abang mau menemani Anna masuk ke dalam?" tanya Anna yang sebenarnya hanya basa-basi namun terselip tawaran di dalamnya.

ELLYZANA ZAXIUSZ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang