29.

102 7 0
                                    

Halaya menatap Navendra murka. Ia kesal sekali dengan sikapnya dan seluruh keluarga Zaxiusz yang selalu mengucilkan Anna, putri kecil manisnya yang tersiksa lahir dan batin semasa hidupnya. Anna yang malang.

Saat Halaya akan menampar Navendra, perhatian mereka teralihkan pada keributan yang terjadi di hadapan mereka. Tak lama waktu berselang, seluruh keluarga Zaxiusz plus Alcio menghampiri mereka.

"Ada apa dengan kedua orang berbeda gender itu?" tanya Danar pada Raka.

"Aku juga tidak tau." jawab Raka acuh sambil mengendikkan bahu.

"Itu Valle 'kan? Aktris yang baru naik daun itu." sela Lara yakin.

Valerie Acacia Necvana atau yang kerap di sapa Valle beserta suster juga dokter tengah mendorong brankar David menuju UGD.

Di depan UGD, salah seorang dokter menghentikan langkah Valerie. Valerie berdecak kesal, di saat seperti ini kenapa ada saja yang mengganggunya?

"Mbak tolong tunggu di sini." cegah dokter muda itu saat Valerie melanjutkan melangkahnya.

"Dok, saya-"

"Saya tau mbak khawatir, tetapi tolong tunggu saja di sini. Kami akan melakukan yang terbaik untuk saudara anda." ujar dokter itu lagi.

Valerie menepuk dahinya. Pria yang menjabat sebagai dokter ini benar-benar cari masalah padanya.

"Dok! Saya itu-"

"Apa pasien suami mbak makanya mbak khawatir? Mbak tenang saja, semua akan baik-baik saja." tanya dokter itu.

Tuk!

Valerie menyentuh dahi dokter itu dengan jari telunjuk dan jari tengah.

"Tidak sopan!" ujar Valerie.

"Saya mau ke kamar mandi." lanjut Valerie sambil berlalu meninggalkan dokter muda tersebut.

Keluarga Zaxiusz dan Keluarga Maxwell plus Alcio Jefferson yang melihat tontonan seru di depan mereka telah berakhir pun hanya ber-oh ria. Rupanya Valerie hanya ingin pergi ke kamar mandi terdekat yang ternyata harus melewati ruang UGD dan IGD.

"Dokter itu terlihat bodoh di depan Valle." celetuk Lara sambil cekikikan.

Valerie menghentikan langkahnya saat melewati ruang UGD tempat Anna di periksa dan menatap Lara bingung. Entah kenapa hasratnya untuk pergi ke kamar mandi menguap begitu saja.

"Tunggu sebentar. Kau memiliki kemiripan dengan Elly, apa kau kakaknya?" tanya Valerie bingung sambil menunjuk wajah Lara yang tak ada mirip-miripnya dengan Anna.

"Siapa Elly?" tanya Lara bingung.

"Kau kenal dengan Anna?" tanya Raka terkejut.

Valerie mengangguk dan mendengus kesal di saat yang bersamaan. Dugaannya salah, dari sekian banyak orang dihadapannya, tak ada satupun yang menyamai wajah manis Anna.

"Gadis cilik itu yang telah membantu karirku." jawab Valerie.

"Apa kau mau menengoknya barang sebentar?" tanya Ruth pada Valerie sambil menatap pintu UDG tempat Anna di rawat sebelum di bawa ke kamar jenazah.

"Di lihat dari jumlah kalian yang tak lengkap, aku berani memastikan jika yang di dalam adalah Elly. Tapi—"

Kening Valerie berkerut bingung. Kenapa Elly atau Anna harus ada di dalam ruang UGD?

"Bukankah Elly ada di belakang kalian? Lalu kenapa kalian menatap pintu UGD dengan tatapan sayu? Kalian tak mengharapkan kematian Elly, bukan?" tanya Valerie sinis.

Mereka semua tersentak kaget. Apa Anna berencana untuk membalas dendam kepada mereka? Dengan mengirimkan roh halus misalnya? Sepertinya pikiran mereka mulai error karena ucapan Valerie.

"Itu karena mereka membawa tubuh yang salah." jawab Anna santai sambil menghampiri Valerie.

Mereka terkejut melihat Anna melintas dihadapan mereka tanpa luka yang berarti. Benar juga, tubuh yang mereka bawa memiliki rambut pendek. Pantas dokter setempat berkata jika Anna telah tiada.

"Apa kabar, Bale Bale." sapa Anna sambil memeluk Valerie singkat.

Valerie mendengus dan memukul lengan Anna pelan. Dengan iseng Valerie menjumput sedikit rambut Anna dan menariknya dengan sekuat tenaga. Namun, reaksi yang diharapkan tak sesuai kenyataan, Anna tak bergeming sama sekali dan tak ada rambut yang rontoh ditangannya. Menyebalkan!

"Selalu baik, Elly. Kecuali si pengacau itu, suka sekali membuatku khawatir." dengus Valerie sambil mengusap kedua tangannya dengan sapu tangan pink yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi.

Anna tertawa renyah mendengar ucapan Valerie. Tawa yang tak pernah ia perlihatkan pada siapapun, tidak pernah.

"Dave memang menyebalkan. Beruntung aku tak jatuh cinta pada pemuda romantis itu, Huh ... Mendengar gombalannya saja aku sudah mual." dengus Anna sambil menatap pintu UGD tempat David ditangani oleh dokter.

Ada beberapa UDG dan IGD untuk meminimalisir kemungkinan terburuk. Semacam kecelakaan beruntun, misalnya?

"Kau kaya, sobat." guman Valerie sambil menatap Anna iri.

Mereka semua mengerutkan kening bingung. Apa Valerie iri dengan kekayaan yang Anna miliki? Bukankah kekayaan itu milik Zaxiusz? Apa Valerie berniat memanfaatkan Anna dan menguras hartanya, begitu? Tidak bisa dibiarkan!!

"Tak sekaya dirimu, Valle." guman Anna sedih.

"Dave adalah saudara terbaik yang pernah kutemui. Aku yang seharusnya iri padamu." ujar Anna dengan wajah sendu.

🐣🐣🐣🐣

"Kau kenal Valerie Acacia Necvana? Bagaimana bisa? Maksudku kau memang hebat diluaran saja, tetapi tetap saja ini terasa aneh." tanya Lara saat Anna baru saja akan duduk di sofa.

"Kita baru pulang dari rumah sakit karena kebodohan seseorang. Tak bisakah kau membiarkanku bersantai barang sejenak saja?" sindir Anna.

Navendra yang merasa tersindir pun hanya mendengus kesal. Memang siapa yang menunjukkan jasad yang mirip sekali dengan Anna hingga dia sulit membedakannya, apalagi rambut panjang Anna tersamarkan oleh karpet hitam yang ada di bawah lemari Anna.

"Kau terlalu banyak berubah, Anna. Tak bisakah kau tetap menjadi Anna kecil kami? Seperti saat kau masih berumur empat tahun dulu?" tanya Zarra berharap. Sejujurnya mereka semua ingin menebus kesalahan yang pernah mereka lakukan. Apalagi setelah mendengar ucapan Anna saat mereka di rumah sakit tadi.

Anna menghembuskan napas kasar. Ia sandarkan punggung mungilnya ke sofa dengan pelan.

"Aku mengenalnya dengan sangat baik. Pertemuan pertama kami, aku sempat tak percaya harus mengatakan hal ini lagi, saat itu aku sedang berjalan-jalan di tengah malam karena kak Zarra menginginkan sup ayam Pak Adit. Valee tengah mengantri sama sepertiku, yang berbeda hanyalah dia ditemani oleh Dave sedangkan aku seorang diri." jelas Anna singkat, terlalu singkat malah.

"Lalu? Apa yang terjadi hingga kalian bersahabat?" tanya Laras.

Anna mendesah lelah, apa mereka tak mengerti dengan kondisinya saat ini? Ia sangat lelah.

"Mereka menyerangku. Valle dan Dave menolongku dari mereka, aku berterima kasih dan di pertemuan selanjutnya dan selanjutnya kami semakin akrab." jawab Anna.

"Malam itu, bukankah saat dimana Daddy harus pergi ke Venice selama dua minggu? Warung Pak Adit juga jauh banget dari mansion. Umur kamu masih muda banget, Anna. Sekitar lima tahun." sela Raka.

ELLYZANA ZAXIUSZ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang