19.

210 11 1
                                    

"Dimana Joe?" tanya Anna saat tak melihat Joe di sekitar anak buahnya.

"Joe belum kemari. Dia bilang akan ke toilet dahulu." jawab Darrel.

Anna mengangguk paham. Tangannya mengambil ponsel baru dan menghubungi seseorang. Diam-diam tangannya melepas alat penyadap yang ditempelkan gadis itu, tangannya menghancurkan alat penyadap itu hati-hati.

"Jata! Aku butuh bantuanmu." ujar Anna tanpa salam sapa.

"Katakan, Angel. apa yang kau perlukan?" tanya pria itu, Rajata.

"Bisa kau kemari?" tanya Anna cemas.

"Tentu, lima menit dan kami akan segera hadir dihadapanmu." ujar Rajata berjanji.

"Satu lagi. Bawakan gadis yang kau lihat saat kami berpapasan di lorong, dia mata-mata." pinta Anna.

"Apapun untukmu, Angel." jawab Rajata yakin.

Anna menatap seluruh anak buahnya dengan serius.

"Baiklah, aku memiliki misi untuk kalian. Halangi pergerakannya, aku tak mau masyarakat menjadi korban." titah Anna.

"Baik, nyonya." ujar mereka serempak patuh.

Anna mengangguk dan mendatangi Alcio. Ia duduk di sampingnya dengan tenang.

"Kau ketua Black Angel?" bisik Alcio takjub.

Anna terkekeh dan mendekatkan wajahnya pada Alcio.

"Aku sudah mengingat segalanya, Alcio." bisik Anna lirih.

Tubuh Alcio seolah membeku. Pengakuan Anna cukup membuatnya terkejut.

"Sejak kapan?" tanya Alcio kaget.

"Sebelum kita bertemu." cicit Anna lirih dengan sikap yang ia buat malu-malu kucing.

Brakk!!

Seseorang mendobrak pintu, menampakkan seraut wajah tegas. Bukan hanya satu, tapi tiga orang berbeda gender yang masuk dengan wajah tegas nan kaku.

Dia adalah Rajata Haidar, ketua SA Indonesia. Lalu Hailey Gregio, ketua SA Amerika. Dan yang terakhir adalah Jonathan Phillips, ketua SA Inggris.

"Halo, Angel. Kubawa pesananmu." sapa Rajata.

Di belakang mereka, para wakil menyandra seorang gadis yang amat mereka kenal dua minggu ini.

"Halo, pengkhianat!!" sapa Anna datar.

Gadis itu tertegun tak berdaya, Anna sudah tau semuanya? Bagaimana dengan hidupnya sekarang? Apa akan berakhir di tangan Anna, atau bagaimana?

"Kau sudah ingat??" cicit gadis itu.

Anna tersenyum sinis. Ia mendekati gadis itu dengan langkah gemulai, tangannya mencengkram kerah gadis itu.

"Andai aku mampu berkata sangat kasar untukmu, sudah kulakukan sejak tadi." bisik Anna sarat ancaman.

Anna melepas cengkramannya dan mengambil sesuatu yang tak asing baginya, alat penyadap suara. Dengan ringan ia menghancurkan alat itu laksana menghancurkan remah roti.

"Apa kau pikir aku sebodoh itu. Jangan samakan aku dengan kembaranmu, Gea! Joe memang lemah terhadapmu dan kau memanfaatkan kelemahan Joe." desis Anna tak suka.

"Bagaimana bisa..."

Gea kehilangan kata-kata. Ia tak habis pikir kenapa Anna mampu membedakan antara dirinya dan Joe yang jelas-jelas begitu mirip.

"Joe tak akan pernah berani menepuk pundakku, Gea. Tidak setelah tau aku benci pengganggu!" ujar Anna sarat amarah. Tangannya mengepal kuat, aura kelam menguar secara tiba-tiba dari dalam diri Anna.

ELLYZANA ZAXIUSZ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang