2.

330 23 0
                                    

"Anna, apa kau tak ada niatan untuk mengunjungi mansion daddy-mu?" tanya Halaya.

Anna yang sedang menggoda Lean pun menatap Halaya. Apa ia harus ke sana?

"Kapan-kapan saja. Akan sangat merepotkan jika mereka tau Anna terdampar di SMA CHARAKA, kelas XII A." elak Anna tak yakin.

Halaya mengusap puncak kepala Anna penuh kasih. Ia tak tau bagaimana penderitaan Anna selama ini karena sejak bercerai dengan Navendra, ia memutuskan untuk meninggalkan sang buah hati bersama daddy-nya.

"Jangan di pendam, Anna. Rasa sakit ada untuk menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih baik." nasehat Halaya.

Anna merenungkan ucapan Halaya, tak ada salahnya mencoba memperbaiki hubungan kekeluargaan. Jika mereka tetap menolak, itu hak mereka. Toh Anna sudah mencoba.

"Iya moms, Anna janji akan mampir jika ada waktu senggang." ujar Anna pelan.

"Yas sudah, jaga Lean sebentar ya. Moms akan menyiapkan makan malam." ujar Halaya lalu pergi ke dapur.

"Hei, Lean... Jangan percaya omongan mereka tentang moms Anna, key." ujar Anna pada Lean.

"Teeteetee..." balas Lean sambil menatap Anna dan mengulurkan tangan kanannya ke depan wajah Anna.

"Anak pintar." ujar Anna sambil mengusap puncak kepala Lean dan mengecup pipi gembul Lean.

"Cepatlah besar, sayang-kuh..." bisik Anna penuh sayang.

Setelah Halaya selesai menata makanan meja makan, Ia memanggil Anna dan Lean untuk segera datang.

Tingtong... Tingtong...

"Moms, ada yang membunyikan bel. Anna akan membuka pintu dulu." ujar Anna.

Ia berjalan menuju pintu utama dan membuka pintu dengan malas.

"Halo!!" sapa seorang wanita dewasa sambil membawa bingkisan. Anna memaksakan senyumnya kala melihat Dixon ada di antara sang wanita dan seorang pria dewasa.

"Hai bibi, senang kau berkunjung kemari." sapa Anna balik. Terpaksa demi adat kesopanan.

"Mari masuk." ajak Anna. Mereka bertiga mengekori Anna sampai ruang makan.

"Siapa Anna?" tanya Halaya.

"Tetangga baru, moms." jawab Anna pelan.

"Selamat malam. Saya Marisca Angela Darragh, ini suami saya Dannish Darragh, dan ini anak tunggal saya Dixon Darragh." ujar Marisca memulai perkenalan.

"Ohh... Mari silahkan duduk, kita makan malam bersama. Hitung-hitung sambutan selamat datang." ajak Halaya canggung.

Mereka bertiga duduk bersama Halaya, Anna, dan Lean yang berada dipangkuan Anna. Suasana makan malam terasa sunyi karena tak ada yang membuka mulut untuk berbicara, termasuk Lean yang sedari tadi anteng dipelukan sang kakak tercinta.

"Maaf jeng, saya mau tanya. Itu putri jeng MBA ya?" tanya Marisca hati-hati.

Anna berhenti menggoda Lean dan ganti menatap Marisca dengan wajah polos. Karena merasa terabaikan, Lean mengigit jari Anna sebagai bentuk protesnya.

"Aw... Lean." pekik Anna kaget.

Halaya menatap Anna khawatir, takut putrinya tersinggung. Sebelum ia sempat menyanggah ucapan Marisca, Anna terlebih dahulu menyela.

"Tante tak perlu tau urusan keluarga kami." sela Anna.

Marisca menatap Anna tak suka.

"Jeng. Kata tetangga, Anna ada main serong sama dua laki-laki dewasa. Bener nggak sih, Jeng?" tanya Marisca.

ELLYZANA ZAXIUSZ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang