"Hai. Aku Anna, aku suka pelukan hangat." ujar Ellyzana Zaxiusz atau yang sering di sapa Anna.
Ucapannya terkesan penuh semangat, namun nada bicaranya teramat sangat datar. Mimik wajahnya pun tak jauh berbeda dari tembok sekolah, datar sekali.
Seluruh kelas menatap Anna aneh, bahkan sang wali kelas pun speechless dibuatnya.
"Baiklah Anna, kau bisa duduk dengan Nona Moretz. Nona Moretz, bisa angkat tanganmu?"
Gadis yang di maksud mengangkat tangan kanannya dan Anna melangkah mendekati bangku barunya. Kebetulan sekali letak bangku yang di maksud berada di pojok kanan belakang.
Rambut hitam selututnya bergerak ke kanan dan ke kiri karena sengaja ia gerai. Langkahnya yang anggun, tatapannya yang tajam mengintimidasi, dagunya yang terangkat angkuh. Anna yang sekarang benar-benar berbeda seratus delapan puluh derajat dari Anna yang dahulu.
"Hai, aku Margharetta Moretz. Kau bisa memanggilku Retta" sapanya ceria.
"Anna." balas Anna singkat.
"Kau pindahan dari mana? Apa nama margamu? Apa kau kekurangan gizi sehingga tinggimu hanya segitu? Apa-"
"Diam!" potong Anna datar.
Retta tersentak. Sepertinya ia sudah kelewatan sampai Anna merasa tak nyaman.
"Maaf." cicit Retta takut.
"Ya." balas Anna dingin tak peduli.
Anna kembali fokus pada bukunya, sedikit coretan menghiasi buku karena ulah seseorang yang telah berani menyenggolnya. Anna menengok ke kiri tanpa minat.
"Namaku Sardana Arwinda, kau bisa memanggilku Srada." ujar pelaku penyenggolan dengan semangat.
Anna menyobek kertas yang tercoret pena nya dan meremasnya kuat-kuat. Ia benar-benar kesal dengan tingkah laku dua anak hawa di samping kanan dan kirinya.
"Aku benci pengganggu." bisik Anna sarat kebencian.
Retta dan Srada menatap Anna takut dan berharap jika yang barusan mereka dengar adalah lelucon. Namun, Anna tak bercanda dengan ucapannya. Terbukti dari aura negatif Anna yang menguar hebat, bahkan efeknya sampai keluar kelas.
"Anna, hentikan auramu. Kami semua tak dapat konsentrasi." pinta Retta.
Anna melepas kertas yang ia remas, aura negatifnya berangsur-angsur menghilang dan mereka dapat belajar dengan tenang.
Guru pun kembali mengajarkan materi pembelajaran sampai selesai, bertepatan dengan berbunyinya bel istirahat.
"Kita lanjutkan pada pertemuan selanjutnya."
"Anna, mau ke kantin bersama kami?" tawar Retta.
"Tidak. Aku tak berminat ke sana." tolak Anna dingin.
Retta dan Srada saling menatap lalu pergi ke kantin. Anna mengambil note bersampul merah darah dari saku bajunya.
Sekolah Baru Anna.
Hari pertama yang membosankan.
Dua gadis cerewet yang menyebalkan.Anna menutup note dan memasukkannya ke dalam saku. Ia mengambil buku kosong dan mencoret dengan kesal. Sampai tak sadar jika coretannya merangkai sebuah nama yang tak asing baginya.
Daddy❤
Anna menggeleng dan menyobek bukunya sekaligus. Ia berdiri dan berjalan keluar kelas, buku malang itu ia buang ke tempat sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELLYZANA ZAXIUSZ [TAMAT]
Fiksi RemajaSUDAH TAMAT YH ^^ Ini sekuel dari 'Dad N' Family'. Ceritanya bakal beda banget dari DNF. Saking bedanya sampe sequel ini hampir 60% nggak ada hubungannya dengan DNF. Tapi nggak juga sih😧 Ceritanya saling berkesinambungan, kayaknya. Tapi nggak tau j...