"Kalian mau kemana?" tanya Jaejoong saat kedua putranya yang dengan semangat mengeluarkan sepedanya dari dalam garasi. Ibu dua anak itu sama sekali tidak mengerti kenapa putranya terlihat sangat buru-buru padahal waktu masih menunjukkan pukul sembilan pagi.
"Aku ingin mengajak hyung keliling sekitar kompleks rumah kita, Umma." Jawab Hyunno. Namja muda itu mencium pipi sang Umma sebelum menaiki sepedanya, "Umma hari ini kencan saja dengan Appa, ne." Ucapnya sebelum mengayuh sepedanya ke luar pekarangan rumahnya.
"Ummapopo!" pinta Changmin.
Jaejoong menghampiri putra sulungnya kemudian mencium kening namja jangkung itu.
"SaranghaeUmma." Ucap Changmin sebelum ikut mengayuh sepedanya, menyusul adiknya yang sudah terlebih dahulu pergi.
"Akhir-akhir ini mereka terlihat mencurigakan." Gumam Yunho yang sudah berdiri di belakang Jaejoong, "Terutama Minie. Anak itu menjadi sedikit...."
"Hyunno juga. Babybear itu terlihat seperti menyembunyikan sesuatu." Sahut Jaejoong.
"Mereka ingin ayah dan ibunya bersama. Mungkin itu yang membuat mereka sedikit aneh."
Jaejoong membalikkan tubuhnya, menatap Yunho yang juga menatapnya, "Gurauanmu sungguh tidak lucu, Yu...."
"Aku ingin menciummu, Boo...."Ucap Yunho tiba-tiba sembari mengusap bibir merah Jaejoong.
"Yah! Minggir!" Jaejoong menepis tangan Yunho sedikit kasar."Aku mau mengecek restoranku." Ucap Jaejoong sambil berjalan menuju pintu samping rumahnya.
"Aku antar!" ucap Yunho yang setia mengekori langkah kaki Jaejoong.
"Jung Yunho!" sentak Jaejoong sengit.
"Tidak ada bantahan Jung Jaejoong!" sahut Yunho santai.
"Berhenti menyakitiku!"
"Tidak pernah. Karena aku mencintaimu." Ucap Yunho.
.
.
Semalam waktu mengecek alamat milik Melanie Lee, Changmin memperkirakan kalau jarak rumah teman lama orang tuanya semasa SMA dulu itu hanya berjarak dua blok saja dari rumah yang ditempatinya bersama keluarga kecilnya sekarang. Nyatanya....
Alamat rumah yang ditujunya bersama Hyunno itu berjarak lumayan jauh dari rumahnya. Sekitar empat puluh menit bila menggunakan sepeda. Itu pun harus bersusah payah mengingat jalanan yang menanjak. Beberapa kali Changmin dan adiknya terpaksa berjalan sambil menuntun sepeda mereka karena tanjakannya terlalu curam, kaki mereka lelah bila harus mengayuh pedal sepeda sehingga mereka memilih berjalan.
"Astaga. Aku tidak tahu kalau ada tempat seperti ini di dekat rumah." Gumam Hyunno. Adik Jung Changmin itu beberapa kali menghapus peluh yang membawasi wajah tampan serupa ayahnya.
"Apa kau tidak pernah berkeliling sebelumnya?" tanya Changmin. Senyum tersungging di bibirnya melihat raut wajah kagum dan lelah adiknya.
"Aniyo." Jawab Hyunno, "Selama ini aku hanya pergi ke sekolah, restoran milik Umma dan Mall untuk menemani Umma berbelanja. Selain tempat itu aku tidak pernah kemana-mana. Minggu lalu itu adalah pertama kalinya aku pergi ke taman hiburan semenjak tinggal di Korea, Hyung." cerita Hyunno.
"Kita akan sering pergi mengunjungi tempat-tempat yang luar biasa begitu kita selesai mengurus urusan ini." Ucap Changmin.
"Yosh!"
Beberapa kali Changmin dan Hyunno bertanya pada pedagang kaki lima dan para pejalan kaki perihal alamat yang mereka tuju karena dua kakak beradik itu sama sekali tidak bisa menemukan alamat yang mereka cari setelah cukup lama berputar-putar.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Jung Hyunno (Repost)
FanfictionMemiliki wajah tampan menyusahkan Hyunno... Wajah yang menyerupai ayahnya... Ayah yang tidak pernah ia temui seumur hidupnya.