X

1.5K 278 3
                                    


"Appa Gwaechanayo?" putra bungsu yang dilahirkan oleh Jaejoong itu terlihat sangat cemas saat melihat dengan mata kepalanya sendiri ayahnya tergolek lemah dan mengeluh perutnya sakit sejak tengah malam tadi.

Ya, tadi malam Yunho merintih menahan sakit yang tiba-tiba saja menyerang perutnya. Setelah Jaejoong memeriksakan kondisi ayah biologis ke-2 putranya di klinik 24 jam dekat rumah mereka, barulah diketahui bahwa maag akut Yunho kambuh karena telat makan. Memang Yunho beberapa waktu terakhir ini kurang memperhatikan pola makannya karena sibuk mengurus pekerjaan dan pendidikan kedua putranya. Untuk itulah pada saat seperti ini Jaejoong merawat Yunho, bahkan ibu dua anak itu rela begadang sampai pagi menjelang dan mengabaikan waktu istirahatnya sendiri.

Meskipun Jaejoong memang masih menyimpan sakit hatinya pada Yunho tetapi namja cantik itu tidak bisa mengabaikan Yunho begitu saja, bagaimanapun juga mereka dulu nyaris menikah bahkan memiliki dua orang anak sebagai buah cinta mereka. Terlebih Jaejoong tidak mau melihat raut sedih di wajah putra bungsunya. Bila Changmin sudah mengetahui penyakit ayahnya sama seperti Jaejoong, tetapi Beruang Kecil Changmin itu baru pertama kali melihat ayahnya sengsara karena penyakit yang diidap oleh Yunho sejak kecil. Jaejoong tidak mau mengacaukan acara putranya yang ingin pergi ke pesta.

"Gwaechana, kajja pergilah! Hyungmu sudah menunggumu." Uccap Jaejoong. diusapnya kepala putra tampannya penuh cinta, Jaejoong sedikit kasihan melihat wajah bersedih anaknya, "Umma akan menjaga Appamu untuk kalian. Pergilah!"

Namja yang menginjak usia enam belas tahun itu berjalan pelan meninggalkan kamar yang ayahnya tempati. Jujur saja, Hyunno sama sekali tidak bisa tidur karena tengah malam tadi Ayahnya menjerit menahan sakit dan terus memanggil nama Ummanya. Kalau mereka saling membutuhkan seperti itu, kenapa mereka harus berpisah? Kenapa hubungan mereka seperti ini?

Jaejoong menghembuskan napasnya pelan kemudian mengalihkan perhatiannya pada namja yang sudah membuatnya merasakan pengalaman mengandung dan melahirkan anak sebanyak dua kali itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Mereka sudah berangkat, Boo?" tanya Yunho.

"Sudah." Jawab Jaejoong, diletakkannya semangkuk bubur yang tadi dibawanya di atas meja yang berada di samping ranjang Yunho, "Pabo! Kenapa kau sampai lupa makan? Apakah lidahmu sudah menolak rasa makanan yang ku masak? Kalau begitu pulanglah ke rumah orang tuamu!" ucapnya.

"Masakanmu tetap yang terenak, Boo." Jawab Yunho. Sungguh! Masakan Jaejoong bahkan lebih enak daripada makanan yang dimasak oleh ibunya sendiri, "Hanya saja aku ingin menjadi figur ayah yang baik untuk anak-anak. Entah kenapa bila berada di dekatmu aku ingin terlihat seperti ayah yang memperhatikan anak-anak kita."

Jaejoong memukul kepala Yunho dengan sendok yang dipegangnya, "Ayah yang baik tidak akan melupakan waktu makannya sendiri dan membuat anak-anaknya khawatir." Diberikannya mangkuk bubur itu pada Yunho.

"Apa yang dia rencanakan, Boo? Kenapa dia mengirim surat undangan pada anak-anak melalui Soo Ahjumma?" tanya Yunho.

"Mana aku tahu?! Terakhir kali bertemu dengannya ketika Hyunno berusia dua tahun. Setelah itu aku tidak pernah mendapat kabar darinya lagi." Ibu Jung Changmin dan Jung Hyunno itu mendudukkan dirinya di bibir ranjang Yunho, "Obat yang harus diminum setelah makan adalah sirup dan pil yang berwarna hijau pipih ini." Ucapnya sambil menyiapkan obat untuk Yunho.

Yunho tersenyum, dirinya rela sakit seperti ini demi mendapatkan perhatian dari namja cantik yang sangat dicintainya itu, "Jangan mempermainkan anak-anak lagi, Boo.... Jangan mencampakan aku lagi...." pinta Yunho.

✔️Jung Hyunno (Repost) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang