"Ummaaaaaaaaaaaaaaaaaa.... Hueeeeeeeeeeee.... Umma... mimi.... mimi, Umma.... Mimi!" bocah laki-laki berusia dua tahun yang hanya mengenakan popok itu berjalan dengan tertatih menuju sosok Ummanya yang sedang sibuk menjemur selimut.
"Unno Chagy.... Kajja main dengan Halmonie saja, ne...." neneknya mengangkat tubuh montoknya, menggendongnya dan menciumi pipi tembam (tembem)nya, mendatangkan rontaan dari si kecil itu.
"Ummmaaaaaaaaaaaaaaaaaa!" jeritnya nyaring, membuat sosok cantik itu tersenyum dan berjalan menghampirinyaa, "Mimi... mimi!" girangnya.
"Ish! Unno sama seperti Hyung.. Suka sekali mimi...." sosok cantik itu mengambil alih tubuh montok balita tampan itu, menimangnya kemudian membuka kancing kemejanya, membiarkan balita kecil itu melahap benda kesukaannya.
"Ish! Kenapa semua cucuku mewarisi sifat ayahnya? Aish!"
"Ahahahhahahahhahaha...." Changmin tertawa terbahak-bahak melihat video semasa kecil Hyunno. Aigoo! Adiknya saat masih balita benar-benar mirip sekali dengan anak beruang.
"YahHyung!" omel Hyunno yang melemparkan bantal sofa pada kakaknya. Namja tampan serupa Yunho itu merengut kesal. Ide menonton video masa kecilnya bersama Hyung dan kedua Halmonienya ternyata bukan ide yang bagus. Karena sejak tadi dirinya selalu diolok-olok, kedua pipinya menjadi korban cubitan gemas Kibumie Halmonienya, belum lagi Junsuie Halmonienya yang dengan semangatnya berceloteh perihal dirinya ketika masih kecil. Aish! Rasanya Hyunno ingin bersembunyi saja.
"Aku jadi ingin merasakan dada Umma lagi...." gumam Changmin.
"Yah!" Kibum dan Junsu memelototi cucu pertama mereka itu.
'Wae?" tanya Changmin.
"Kau sudah besar Changminie." Ucap Junsu.
"Ne.... Umma meninggalkanku ketika masih terlalu kecil. Bahkan aku tidak ingat seperti apa dekapan Umma ketika menimangku dulu." Lirih Changmin.
Junsu memberikan senyum kikuknya sementara Kibum hanya bisa mengusap kepala cucunya itu penuh sayang mengingat Changmin tidak suka dipeluk. Ya. Changmin masih sangat muda waktu itu ketika Jaejoong meninggalkannya.
"Seetidaknya Hyung pernah dipeluk dan ditimang oleh Umma." Ucap Hyunno, "Aku... Appa bahkan tidak tahu perihal kelahiranku. Sejak kecil Appa tidak penah menyentuhku."
Changmin merangkul bahu adiknya. Meremasnya kuat-kuat. Changmin tahu adiknya itu sedang bersedih sekarang, "Hei... semoga kita tidak lagi merasakan kekosongan seperti itu. Mulai sekarang kita akan menciptakan banyak kenangan indah bersama Umma dan Appa."
Hyunno mengganggukkan kepalanya pelan, "Tapi.... Apa yang sebenarnya Harabojie katakan pada Umma dan Appa?" mata setajam musang itu menatap penuh tanya pada kedua halmonienya yang tiba-tiba saja bertingkah kikuk.
"Halmonie...." Changmin ikut menatap penuh selidik kedua halmonienya.
"Eum itu...." Junsu menjadi gugup, "Yah Kibumie, kau saja yang menjelaskan!"
"Mwo? Aku? Siro!" ucap Kibum.
.
.
Yunho hanya mentap kedua benda itu dalam diam. Entah apa yang harus dikatakannya sekarang. Benda yang sangat diinginkannya itu kini sudah berada di hadapannya dan menjadi miliknya, tetapi hati Yunho sama sekali tidak senang. Bukan karena ingin menolak apa yang sangat diharapkannya, hanya saja... kenapa harus dengan cara seperti ini? Yunho ingin mendapatkan kedua benda itu dengan usahanya sendiri. Kalau begini caranya sama saja....
![](https://img.wattpad.com/cover/157847862-288-k586328.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Jung Hyunno (Repost)
ФанфикMemiliki wajah tampan menyusahkan Hyunno... Wajah yang menyerupai ayahnya... Ayah yang tidak pernah ia temui seumur hidupnya.