XIV

1.4K 274 3
                                    


Usai menidurkan Changmin, Jaejoong mendudukkan dirinya di sofa ruang keluarga untuk berrbicara dengan Yunho soal apa yang dilihatnya tadi siang. Wajah cantiknya tampak biasa-biasa saja, namun mata kelam yang selalu memancarkan binar kebahagiaan itu kini sedikit ternoda dengan hadirnya kabut kemarahan. Wajar Jaejoong marah. Bukankah Yunho miliknya? Bukankah Yunho tunangannya? Bukankah Yunho ayah dari putra kecilnya? Bukankah....

Mereka belum menikah. Jaejoong lupa hal yang satu itu.

"Aku lupa... yang sudah menikah saja bisa bercerai apa lagi kita yang bukan apa-apa." Ucap Jaejoong.

"Boo, jangan bicara seperti itu." Pinta Yunho yang sedikit tersinggung dengan apa yang namja cantiknya ucapkan.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Jaejoong.

"Tiffany teman kerjaku di tempat les." Ucap Yunho.

"Kau sudah menjelaskannya tadi." Sahut Jaejoong.

"Dia...."

"Apa yang ku dengar dari Hyunjoong sepertinya benar, ne?" tanya Jaejoong, "Aku mengerti."

"Boo, kalau kami makan bersama belum tentu kami punya hubungan khusus." Yunho mencoba memberikan pengertian.

"Dia menggenggam lenganmu erat." Ucap Jaejoong memotong kalimat Yunho, "Hal yang harusnya hanya boleh dilakukan olehku. Teman kerja biasa tidak akan seintim itu, Yun. Kecuali bila kalian teman kerja yang special."

"Demi Tuhan, Boo Jae kami...."

"Kau bahkan tidak membolehkan Hyunjoong menyentuhku walaupun hanya bersalaman."

"Jangan menyamaratakan semua persoalan, Boo!" suara Yunho meninggi.

"Apa yang tidak sama?" tanya Jaejoong. Doe eyes kelam itu menatap Yunho tanpa keraguan dan ketakutan sama sekali, hanya ada luka disana.

"Hyunjoong mencintaimu dan kau tahu itu!" jawab Yunho.

"Oh, lalu kau? Membiarkan yeoja itu menyentuhmu seperti itu, menemaninya makan padahal kau bilang sedang sangat sibuk? Seperti itukah? Itu boleh kau lakukan tetapi aku tidak?" Jaejoong mengganggukkan kepalanya pelan, "Arra.... Kau atau aku yang pergi?"

"Boo!" bentak Yunho dengan suara kerasnya.

"Kau bahkan membentakku karena dia."

"Mian...." sesal Yunho. Ini pertama kalinya dirinya terlibat pertengkaran serius dengan Jaejoong.

Jaejoong beranjak dari duduknya, "Kalau begitu biar aku saja yang pergi." Jaejoong mulai berjalan meninggalkan Yunho.

Yunho kelabakan, dikejarnya namja cantik yang sangat dicintainya itu, "Ani! Jangan! Jangan pernah meninggalkanku, Boo! Jangan coba-coba." Yunho mendekap tubuh Jaejoong dari belakang erat. Tidak! Yunho tidak mau Jaejoongnya pergi. Yunho bahkan tidak pernah membayangkan bagaimana jadinya hidupnya tanpa Jaejoong disisinya.

"Bukan aku yang meninggalkanmu. Kaulah yang meninggalkanku." Jaejoong melepaskan pelukan Yunho dan berjalan menuju kamar Changmin. Sekarang hanya putra kecilnyalah yang mampu membesarkan hatinya.

.

.

Jaejoong tersenyum memandang wajah terlelap putra kecilnya. Jaejoong ingat saat pertama kali mengatakan pada orang tuanya bahwa dirinya hamil. Yunho bahkan sampai hampir dihajar oleh Yoochun, ayahnya ketika menemui keluarganya di Jepang. Bahkan Yunho dipukuli oleh Siwon saat kepala keluarga Jung itu tahu kelakuan bejat anak semata wayangnya yang berani menghamili namja chingunya diusia mereka yang sangat muda.

✔️Jung Hyunno (Repost) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang