XVI

1.6K 288 7
                                    

Sedikit tergesa namja remaja serupa Yunho itu keluar dari mobil bahkan sebelum mobil itu benar-benar berhenti. Hyunno bahkan tidak memedulikan dirinya yang sempat tersandung batu dan terjatuh hingga menyebabkan lututnya sedikit nyeri, yang remaja tampan itu pikirkan hanyalah Ummanya. Hyunno ingin segera bertemu Ummanya agar bisa memeluk sosok yang sudah berjasa melahirkannya ke dunia ini, sosok yang sangat disayanginya.

Changmin yang melihatnya pun tidak bisa melakukan apa-apa karena dirinya sendiri juga memahami dan mengerti apa yang adiknya itu rasakan sekarang. Changmin pun ingin segera bertemu dengan Ummanya, memeluknya dan memohon maaf karena sudah menyusahkan sosok cantik yang ternyata memeram luka seperti itu. Changmin kini menjadisedikit tidak mengerti, kenapa Ummanya masih mau menerima Ayah dan dirinya yang merupakan penyebab utama luka yang diderita oleh sang Umma.

Bukankah Ummanya sangat baik?

Tidak sadar air mata itu meleleh begitu saja, membuat Changmin sediikit gusar menghapusnya. Changmin tidak mau menangis. Biar saja Hyunno yang menangis asal bukan dirinya. Changmin tidak mau terlihat cengeng di hadapan Ummanya, Changmin ingin terlihat kuat dan tegar. Tetapi apa boleh buat? Kesedihan itu tiba-tiba saja memeluknya, menghadirkan sakit dan perih yang tidak mungkin bisa diobati oleh obat jenis apapun di dunia ini.

"Wae? Kenapa tidak masuk?" tanya Changmin yang melihat adiknya berdiri membatu di mulut pintu seperti patung. Changmin melirik ke dalam rumah. Di sana, di sofa ruang tamu rumah yang kini sudah menjadi rumahnya sedang duduk ayah mereka dan dua orang yang Changmin tidak pernah temui sebelumnya, "Nugu?" tanya Changmin. Melihat ekspresi dan raut pucat wajah ayahnya jelas membuat Changmin penasaran. Tidak ada manusia satu pun yang ditakuti oleh seorang Jung Yunho kecuali Kim Jaejoong. Jelas hal ini membuat Changmin penasaran.

"Kalian sudah datang?" chery lips merekah itu melengkung sempurna begitu melihat kedua putranya berdiri di ambang mulut pintu dengan wajah penasaran mereka, "Apa pestanya sudah selesai?" tanya Jaejoong.

Bukannya menjawab pertanyaan sang Umma, Hyunno justru menghambur dan memeluk Ummanya erat, menangisi keadaan menyedihkan yang dulu sempat Ummanya alami ketika mengandung dirinya, "Mianhae Umma.... Mianhae...."

"Hyunjoong Ahjushi sudah mengatakannya pada kalian rupanya...." gumam Jaejoong.

Mata Changmin membulat, "Umma tahu apa yang selama ini kami lakukan?" tanya Changmin yang kemudian berjalan menghampiri ibu dan adiknya.

"Hei, Umma yang mengandung dan melahirkan kalian. Tentu saja Umma tahu." jawab Jaejoong, "Minie ya.... Kau belum pernah bertemu dengan kakek dan Nenekmu, kan?"

"Huh?" Changmin menatap binggung pada namja cantik yang sudah melahirkannya itu.

"Kim Yoochun dan Kim Junsu, mereka kakek dan nenekmu juga, Minie." Ucap Jaejoong.

Changmin menolehkan kepalanya menghadap dua orang tamu yang sepertinya berhasil menyiutkan kebanggaan ayahnya dengan tatapan binggungnya. Memberi hormat pada keduanya. Hyunno memang sudah pernah menyinggung soal kakek dan nenek mereka yang berada di Jepang dan ini adalah pertama kalinya Changmin bertatap muka langsung dengan orang tua ibunya.

"Dia uri Changminie? Aigoo! Lihatlah! Kau sudah besar dan tampan sekarang...." Kim Junsu, namja dewasa yang terlihat masih angun dan energik itu memeluk Changmin erat, "Kau tidak ingat Halmoniene? Kita bertemu saat kau lahir dulu...."

"Halmonie...." gumam Changmin. Namja yang lebih pendek darinya itu adalah neneknya. Nenek yang belum pernah ditemuinya sebelumnya.

"Na, namja menyebalkan itu adalah kakekmu, Kim Yoochun." Ucap Junsu menahan rasa haru yang membuncah dalam hatinya.

✔️Jung Hyunno (Repost) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang