Yunri menutup hpnya setelah menyelesaikan tulisannya didalam sebuah word. Ia langsung merangjakkan tubuhnya dari atas kursi dan melangkahkan kakinya untuk berpindah ke tempat tidur. Yunri membawa serta hpnya di balik telapak tangannya, dan kemudian ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur.
Sambil menatap langit-langit rumahnya, Yunri membayangkan sesuatu yang telah ia tulis tadi. Dan tak lama kemudian, di pikirannya datang satu ide kecil yang merasuk sampai membuat tubuh Yunri gemetar.
Ide yang Yunri dapat, tak lain adalah salah satu cara agar dia bisa bertemu dengan Yoongi secara cepat. Ia berpikir jika ide ini akan mudah untuk di lakukan, berhubung Yunri sebentar lagi akan mengakhiri masa SMA-nya.
Dan ia akan melanjutkan pendidikan di salah satu universitas yang ia pilih. Walaupun memang, Yunri belum kepikiran untuk memilih salah satu universitas yang akan dia masuki.
Meskipun juga, dia terbilang sebagai murid yang selalu diandalkan, tapi sikap Yunrilah yang membuat ia lambat memproses situasi dan kesempatan yang ada. ke salah satu universitas yang akan dia pilih.
Jikalau pun, dia benar-benar akan mendaftarkan diri ke universitas yang ada disana, bukan tidak mungkin juga dia tidak mendapatkan restu dari orang tuanya.
Dan akhirnya, Yunri lantas tersenyum sembari mengangkat telapak tangannya ke langit. Seperti sedang mengunyel-unyel wajah seseorang, karena bahagia.
Akhir bulan ini adalah waktu dimana ujian terakhir untuk menempuh masa akhir di sekolahnya, setelah ini Yunri akan meninggalkan sekolahnya. Dan banyak sekali pengalaman yang bisa Yunri dapatkan disini, terutama dalam bidang teknologi.
Yunri juga banyak mengenal banyak orang saat bersekolah disini, banyak yang menyukainya dan menjadikan dirinya sebagai teman.
Tapi Yunri memiliki sikap yang tertutup, karena dia bukanlah orang yang gampang dekat dengan orang lain, jarang sekali ia terlihat berkomunikasi dengan teman-temannya terkecuali saat mengerjakan tugas kelompok.
Jika mengingat sisa waktu yang akan dia habiskan di sekolahnya, Yunri akan langsung merasa sedih karena harus meninggalkan sekolah yang penuh kenangan ini.
Yunri memang tak pernah membayangkan jika setelah dirinya dinyatakan lulus dari sekolahnya itu, maka Yunri akan melanjutkan pendidikannya di tempat yang jauh dari keluarganya serta rumahnya.
Namun itu bukan tak mungkin terjadi, karena setelah Yunri melakukan kesepakatan dengan hatinya dan menetapkan pilihan itu, maka ujian seberat apapun akan ia takluki.
Dengan menentukan pilihan untuk masuk ke sebuah universitas ternama di kota Seoul seperti Seoul National University, dengan kemampuan yang ia miliki tentu untuk lulus disana adalah jalan yang mudah.
Setelah Yunri memenuhi beberapa persyaratan pendaftaran, melakukan tes online dan menunggu sampai kurang lebih sebulan lamanya.
Yunri akhirnya mendapatkan sebuah kabar gembira, mengenai pengumuman diterimanya dirinya di universitas yang ia inginkan.
Yunri tentu bahagia mendengar hal itu, dan dia sangat ingin membagikan kebahagiaannya ini bersama dengan Yoongi. Memang mustahil untuk melakukannya sekarang tapi Yunri pasti akan memberitahukan hal ini kepada Yoongi, dengan berjanji untuk menjadi mahasiswa terbaik disana.
Setelah berpuas hati melihat hasil pengumumannya, kali ini Yunri bersiap untuk datang menghampiri orang tuanya yang sedang bersantai di ruang keluarga.
Maksudnya adalah untuk menyampaikan berita membahagiakan ini, sekaligus untuk meminta ijin kepada orang tuanya. Walau bagaimanapun, Yunri pasti akan selalu membutuhkan dukungan moral dan materi dari keluarganya.
Dari kejauhan, Yunri yang baru saja turun dari tangga. Bersiap untuk meneguhkan hatinya, sambil merafalkan pujian manis yang telah dia siapkan untuk membujuk kedua orang tuanya. Setelah batinnya sepenuhnya telah siap, ia langsung melangkahkan kakinya untuk berjalan mendekati kedua orang tuanya yang masih terduduk santai di atas sofa.
Yunri menelan ludah gugup saat tatapan mata kedua orang tuanya yang sedari tadi sibuk dengan kegiatan masing-masing, sekarang beralih menatap kepadanya. Rasanya itu seperti permen mentos yang di larutkan ke dalam minuman bersoda seperti cola, meledak kemana-mana semburannya.
Tak tau harus berbuat apa, Yunri sangat gelisah dan mati kikuk di hadapan kedua orang tuanya. Sampai ia tak bisa menahan air mata yang mengenang di pelupuk matanya. Tetesan air bening itu jatuh bersamaan dengan tubuhnya yang langsung berlutut memeluk paha ayahnya.
"Kamu kenapa, nak?"
Yunri meringis sambil menangis sesanggukkan. "Ayah, ada satu hal yang ingin kusampaikan pada ayah."
Kim Ceye memiringkan kepalanya, kemudian mencoba untuk mencerna makna dari perkataan anaknya itu. "Ada apa nak? Katakan pada ayah." jawabnya sembari mengusap kepala anaknya.
"Aku diterima untuk masuk ke Seoul National University."
"Se-seoul?" Kim Naera bertanya dengan alisnya yang terangkat.
"Iya, bolehkan aku lanjut kuliah di sana?" Yunri menatap wajah ayah serta ibunya secara bergantian, sambil memasang ekspresi wajah cute dan memperlihatkan eye smile-nya yang tak akan pernah gagal buat meluluhkan hati kedua orang tuanya.
Ceye diam sejenak, lantas menghela nafas. "Memangnya ayah pernah menolak keinginan kamu?"
"Ah ayah." Yunri menyambut ucapan ayahnya dengan dekapan eratnya sekali lagi.
Berbeda dengan sang suami, Naera justru memberikan pendapat yang berbeda dan menanyakan kembali maksud dari perkataan anaknya. "Bukankah Seoul itu jaraknya cukup jauh dengan Daegu nak?"
"Tidak bu, Seoul itu tidak jauh. Aku masih tinggal di Korea Selatan, bukan pindah ke Korea ut-ara apalagi sampai pindah ke Amerika."
"Memangnya kamu bisa hidup tanpa ibu dan ayahmu?"
Hening, Yunri menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Lalu kemudian menatap wajah ibunya dengan serius. "Sebenarnya selama aku masih bisa menghubungi ibu dan ayah, tentu saja aku bisa." Yunri tersenyum lantas memberikan pelukannya pada sang ibu. "Ibu pasti tau, saat ini aku sudah tumbuh menjadi seorang gadis. Kelak aku akan menikah dengan seorang pemuda yang mencintaiku, seorang suami pasti mempunya wewenang untuk menafkahi istrinya, dan dari situ bisa saja saat itu aku menikah. Suamiku akan membawaku pergi jauh demi mencari nafkah."
Naera menghela nafas berat. "Kamu nih, ucapannya selalu saja benar." Naera mengelus puncak kepala anaknya karena gemas. "Ternyata kamu memang benar nak, ibu bahkan tidak sadar jika selama ini anak kesayangan ibu sudah menjadi seorang gadis yang cantik, ibu harap anak ibu bisa menemukan jodoh yang tepat jika tidak ibu akan menikahkan kamu dengan anak kenalan ibu."
Dalam hati Yunri terenyuh mendengar pernyataan ibunya. "Ibu, maaf... Putrimu ini sebenarnya memang telah mencintai orang lain yang jauh disana." tapi karena Yunri masih belum siap untuk mengungkapkan itu. Ia mengganti pernyataannya dengan mengiyakan saja perkataan ibunya. "Hehe, nanti juga akan bertemu bu."
"Apa kamu sudah ada kenalan cowok?"
Yunri berpikir sejenak. "Belum ada bu, tapi mungkin saja disana ada, hehe." Yunri melepaskan tautan pelukan pada ibunya, lalu dia memundurkan badannya sembari menatap wajah ibunya dengan ekspresi mengemaskan.
Naera yang terkejut dengan ungkapan anaknya, langsung menyentil hidung anaknya dan tersenyum bahagia kemudian mencium kening anaknya.
"Berpisah jarak sesuatu yang pastinya di benci oleh semua orang, meski alasannya untuk mengejar sesuatu prinsip atau hanya sekedar mencari kebebasan, bukan berarti itu dibenarkan. Berpisah bukan satu-satunya jalan, karena perpisahan hanya tipuan bagi orang yang terbiasa sembunyi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Fati [Yoongi-Hoseok]
FanfictionSebelum Yunri berpisah dengan Yoongi, dia membuat Yoongi harus mengabulkan permintaannya. Permintaan yang konyol ini, telah membuat takdir kehidupannya bagai menaiki roller coaster. 🍑 Niana yang sudah lama menjalin hubungan dengan Hoseok, namun sel...