18

10 1 0
                                    

"Jatuh cinta; kamu tak bisa memilih untuk membaginya kesiapa, takdir yang menentukan, dan kamu hanya perlu menjalaninya karena apapun yang kamu dapatkan semua itu sudah ditentukan. Bahagia adalah bonus dan sedih adalah pelajaran."

Lugit memberanikan diri untuk bertemu dengan Yoongi, meskipun dengan cara sembunyi-sembunyi karena satu tujuan utamanya adalah bertemu dengan Yoongi sekarang atau tidak untuk selamanya.

Lugit terus berjalan menyusuri setiap lorong, bertanya ke para staf mengenai ruangan medis sampai akhirnya dia benar-benar berada dekat dengan tempat dimana Yoongi berada.

Nahas, bukannya Lugit merasa bahagia saat melihat Yoongi tapi Lugit malah merasa sedih saat melihat adegan mesra yang dilakukan oleh Yoongi bersama dengan seorang perempuan, Lugit tak pernah mengharapkan bahwa dia akan melihat hal seperti ini karena sesungguhnya hal ini membuat hatinya sangat teriris

“Aku tau aku yang salah, sejak kemarin aku tidak sadar jika sebenarnya aku tidak ditakdirkan untuk bertemu dengan Yoongi lagi. Itu karena hatinya sudah dimiliki oleh orang lain, takdir memang tak pernah merestui jika Yoongi dan aku memiliki hubungan yang lebih dari sekedar teman kecil. Dan takdir memintaku untuk mundur secara perlahan, seharusnya aku tau itu saat aku mendapatkan kesulitan karena ingin bertemu dengannya. Tapi sayangnya aku terlalu bodoh untuk membaca situasi dan takdir yang kudapat. maka sekarang Lugit kamu harus ingat tentang janji yang pernah kamu katakan dulu, jika Yoongi telah menemukan cinta yang lain maka biarkan Yoongi bahagia, biarkan dia melupakanmu, dan kamu pun harus mulai melupakan Yoongi.” Lugit membatin, melihat Yoongi bersama seorang perempuan membuatnya tersadar jika Yoongi pasti akan bertemu dengan cinta sebenarnya. Bukan cinta yang sama seperti dia dan Yoongi harapkan saat mereka masih kecil, pernikahan pun tak akan pernah terwujud karena cinta memang tak bisa dipaksakan

“Ayo Lugit, sekarang waktunya kamu mundur. Putar badanmu dan pergi jauh dari sini, jangan sampai Yoongi mengetahui keberadaanmu, karena semua itu adalah hal yang sia-sia. Cinta tidak akan pernah kamu dapatkan dari Yoongi, karena sejujurnya Yoongi pun tak pernah benar-benar menyukaimu, ucapannya yang dulu hanya untuk menyenangkanmu sesaat, karena sejujurnya takdir kalian hanya berakhir dengan perpisahan.” Lugit lagi-lagi membatin, berusaha menguatkan hatinya dan berusaha untuk pergi dari tempatnya berdiri.

Besar harapannya agar Yoongi bahagia bersama dengan perempuan yang kini bersamanya, dan berharap Yoongi tidak akan pernah mengenalinya dan tidak akan mengetahui keberadaannya karena mulai dari sekarang Lugit memutuskan untuk tidak akan pernah menemui Yoongi apalagi bertatapan muka dengannya.

Lugit menelan ludahnya kasar, satu janji baru lagi terbuat dan terikat untuknya. Janji itu harus dia pegang dan jaga mulai dari saat ini untuk selamanya.

Meski hatinya sangat terluka, Lugit harus terus beranggapan bahwa kejadian tadi tidak pernah terjadi di hidupnya, tidak pernah di lihat oleh matanya, dan tidak pernah dirasakan oleh hatinya. Semua harus ditiadakan, karena memang itu jalan terbaik untuk dirinya.

Yoongi sangat bahagia setelah dia harus mengalami insiden dua kali pingsan, akhirnya dia bisa tersadar dengan raut wajah bahagia saat mendapati Niana tengah duduk disampingnya sambil menggengam erat tangannya. Yoongi tidak tau persis kapan Niana datang, tapi yang intinya sekarang ayahnya serta Niana sedang menjaganya.

“Appa, perkenalkan namanya Park Niana. Dia adalah satu-satunya teman perempuan-ku.” Ucap Yoongi yang mencoba untuk memperkenalkan Niana ke ayahnya

“Iya nak, appa sudah tau. Sebelum kamu sadar tadi, Niana sudah memperkenalkan dirinya dan appa sangat menyukai namanya.”

“Hahaha, iya appa.” Yoongi sangat puas mendengar ucapan ayahnya, Niana yang awalnya merasa malu mencoba untuk melepaskan genggaman tangannya di tangan Yoongi.

Amor Fati [Yoongi-Hoseok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang