Pagi ini, Hoseok kembali menyusun pakaiannya bersama dengan Lugit yang juga nampak sibuk mengatur pakaian yang akan dia bawa. Sebenarnya semalaman ini, Lugit sibuk mempertimbangkan keputusannya sampai wajah Yoongi muncul dalam benaknya dan hal itu memberikan sebuah jawaban yang cukup untuk menerima tawaran Hoseok.
"Noona, tidak perlu membawa pakaian yang terlalu banyak karena kita bisa membelinya disana."
"Eung aniya! Semua itu tidak perlu Hoseok, kamu taukan? sekarang ini aku punya cukup banyak pakaian. Kamu tidak perlu repot mengelurkan uang dan membagi waktumu hanya untuk membelikanku pakaian yang baru." (Eum, tidak!)
"Tapi aku hanya ingin membagikan rejeki yang telah kudapat, apalagi noona ini adalah keluarga kandungku. dan tujuanku membagi rejeki yang telah kudapatkan ini, karena hanya noona yang bisa mewakili keluargaku. Karena jujur saja, selama beberapa tahun belakangan ini aku belum mendapatkan kabar mengenai keadaan ibuku. Padahal aku sangat ingin membagikan hasil yang telah kudapatkan dan membawanya kembali pulang ke Korea."
"Soal itu, Hoseok. Aku sempat mendapat kabar mengenai ibumu, aku mendengar bahwa saat ini ibumu sedang jatuh sakit. Dan sebenarnya aku ingin memberitahukan hal ini kemarin. Geundae, naneun kamphakhaesseo." (Tapi, aku lupa)
"Lalu, bagaimana kabar ibuku sekarang?"
"Aku masih belum mendapat kabarnya lagi, tapi nanti aku akan menghubungi seseorang yang sempat memberikan kabar itu kepadaku. Semoga saja ada kabar baik."
"Gomawo-yo, Noona."
"Ne Gwenchana."
Hoseok dan Lugit langsung pergi bersamaan dengan datangnya mobil yang telah menjemput mereka, sebelum Lugit berangkat. Pagi-pagi sekali Lugit datang ke dua tempat kerjanya, Lugit datang bermaksud untuk mengembalikan sepeda yang telah dipakai semalam dan memohon ijin untuk mengundurkan diri dari dua pekerjaan yang telah dia jalani selama kurang lebih setengah bulan.
Meski begitu, Lugit tetap mendapatkan uang dari setengah gaji yang seharusnya dia dapat. Lugit bahkan tetap bisa bekerja jika dia ingin, karena pemilik restoran dan toko tempat Lugit bekerja sangat kagum dengan kegigihan yang telah Lugit lakukan. Dan oleh karena itu mereka tetap akan menerima Lugit lagi, jika Lugit ingin kembali bekerja bersama mereka.
☀
Yoongi tau seharusnya dia tidak berharap dengan seorang perempuan, karena saat ini karena harapannya itu membuat Yoongi harus menerima kenyataan yang menyakitkan, penyakitnya kambuh. Usus buntu adalah penyakit yang telah lama dia derita namun baru tahun ini, penyakit itu kembali dan menyerang. Disaat Yoongi seharusnya sibuk mempersiapkan konser dunianya bersama Bangtan, nyatanya Yoongi harus terbaring di dalam ruangan rawat inap, rumah sakit seoul.
"Hyung, mengapa hyung tidak pernah cerita mengenai penyakit hyung?" ucap Namjoon dengan ekspresi wajah yang kecewa apalagi melihat Yoongi yang seharusnya terbaring santai diatas tempat tidur, tapi tetap sibuk menatap layar laptopnya. Tatapan mata Yoongi yang tak pernah letih menatap layar bening dari laptopnya itu
"Hyung, sudahlah. Mengapa hyung masih sibuk bekerja disaat hyung seharusnya beristirahat." Ucap Jimin
"Aku tidak sedang bekerja, aku hanya sedang menunggu." Balas Yoongi
"Menunggu? Maksudnya hyung sedang menunggu apa?" Jungkook langsung berdiri saat mendengar perkataan Yoongi yang sedikit tidak asing ditelinganya
"Tidak ada." Balas yoongi kemudian tertawa
"Sudahlah, matikan saja laptop itu." Seokjin merampas laptop yang ada dihadapan Yoongi, tangannya langsung memencet tombol shot down yang ada dilaptop tanpa melihat sesuatu yang tengah Yoongi kerjakan
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Fati [Yoongi-Hoseok]
FanfictionSebelum Yunri berpisah dengan Yoongi, dia membuat Yoongi harus mengabulkan permintaannya. Permintaan yang konyol ini, telah membuat takdir kehidupannya bagai menaiki roller coaster. 🍑 Niana yang sudah lama menjalin hubungan dengan Hoseok, namun sel...