Seperti persyaratan yang disetujui oleh Aldo tadi pagi, keduanya pulang sekolah langsung menuju ke salah satu tempat makan favoritnya. Sarah bukanlah cewek yang ribet jika memberi persyaratan. Sesampainya di sana keduanya langsung saha memesan menu favoritnya yaitu ayam bakar dan es jeruk.
"Do lo tau tadi pas lo narik tangan gue banyak cewek yang teriak-teriak loh" ucap Sarah seraya mengingat kejadian sepulang sekolah di sepanjang koridor tadi.
"yaudah lah gak usah di denger"
"Mudah banget hidup lo" Sarah mendengus samar.
Aldo meletakkan ponselnya kemudian menatap penuh kearah perempuan di hadapannya.
"This's my life so I don't care. Mau gue narik tangan lo bahkan kalo kita jadian sekalipun gue gak peduli sama mereka selagi gak ngerugiin hidup mereka apa peduli gue, ngertikan Sarah Aura Widjaya" ucap Aldo.Jika seperti ini Sarah hanya bisa mengangguk mengerti. Ia sangat mengerti dengan sikap cuek yang slalu ditunjukkan Aldo kepada orang yang dianggap asing oleh laki-laki itu. Bahkan terkadang Aldo dapat bersikap dingin dan kasar.
"Ini mas Aldo dan mbak Sarah pesenanya" ucap seorang wanita muda dengan senym ramahnya.
"Makasih ya mbak Lin" ucap Sarah tak kalah ramah sedangkan Aldo hanya tersenyum tipis.
Setelah perginya pelayan itu keduanya makan dalam diam.
"Besok gue sparing" ucap Aldo tanpa mengalihkan pandangannya ke Sarah.
"Oh ya gue lupa, trus ngapain kita masih disini, kenapa baru ingetin sekarang sih, duh gimana dong yang lain pasti lagi latihan" cerocos Sarah tanpa menyadari bahwa noda kecap telah bertengger manis di pipi tirusnya.
"Iya gue tahu harus latihan tapi gak sekarang entar sore" jelas Aldo seraya membersihkan noda di pipi Sarah dengan tissu.
"Gue kira" Sarah menghela napas lega.
"Lo itu bukan anak kecil tapi makan aja masih celemotan" omel Aldo.
"Gue masih bukan anak kecil tapi bocah" Sarah tidak canggung dengan sikap yang ditunjukkan Aldo padanya. Gadis itu membiarkan Aldo membersihkan noda kecap itu.
"Ya tepatnya bocah ingusan yang berstatus anak sma" timpal Aldo disertai kekehan.
Setelah makan mereka pun pulang. Kebetulan rumah Aldo dan Haris berada satu kompleks dengan Sarah.
"Jangan lupa siap-siap entar sore gue sama Haris bakal jemput" ucap Aldo ketika sampai di halaman rumah Sarah.
"Yes captain" Sarah menghormat membuat Aldo mengacak rambut gadis itu pelan.
"Eh ada Aldo, gak mampir dulu" ucap Mirna, mama Sarah.
"Gak deh tan, lagi buru-buru soalnya, dah tan, ass..." Ujar Aldo seraya menggas motor sportnya.
Tepat pukul 15.30 WIB. Aldo dan Haris sudah berada di depan rumah Sarah. Sarah yang sudah siap sedari tadi pun langsung masuk kedalam mobil.
"Udah izinkan Rah" tanya Haris sesaat setelah Sarah duduk di kursi penumpang bagian belakang.
"Aman"
"Kita jemput si Nissa dulu ya" ucap Haris sedangkan Aldo sibuk dengan game di ponselnya.
"Nope"
Setelah menjemput Nissa, mereka langsung pergi ke sekolahnya. Mereka berempat turun dari mobil. Sarah dan Nissa berjalan bergandengan sedangkan Aldo dan Haris mereka berjalan dibelakang keduanya. Kedua lelaki itu membawa tas perlengkapan untuk latihan plus air mineral yang sudah mereka beli saat di perjalanan menuju sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ONLY MY FRIENDS
Teen FictionPersahabatan seperti sebuah simponi yang melengkapi satu sama lain. Mereka saling membutuhkan, mendukung, dan menyatu satu sama lain. Saling melengkapi kekurangan dan kelebihan satu sama lain tanpa memaksa dan menghujat.