Setelah selesai rapat osis Sarah dan Aldo berjalan beriringan menuju parkiran sedangkan Haris telah terlebih dahulu menuju parkiran.
Saat berada di parkiran khusus mobil mata Sarah tak sengaja melihat Haris yang tengah sibuk dengan motornya.
"Aldo kayaknya motor Haris mogok deh" Aldo mengikuti arah pandang Sarah.
"Kayaknya yaudah kita samperin"
"Kenapa motor lo, Ris" tanya Aldo ketika keduanya telah berada di dekat Haris.
"Gak tau nih gak mau nyala bosen gue"
"Nebeng gue aja udah" Haris mengangguk dan memarkirkan kembali motornya.
"Udah nelpon montir kan" kini Sarah yang mulai angkat suara.
"Tenang udah gue kabarin"
Baru saja mobil pajero hitam itu keluar gerbang lagi-lagi manik mata Sarah menangkap sosok yang dikenalinya. Sarah sedikit menyipitkan matanya untuk mempertajam penglihatannya.
"Al Ris liat itu Inayah digangguin sama orang gak jelas deh" ucapnya dengan cukup panik. Sontak kedua lelaki itu melihat ke arah halte. Benar saja disana tengah sepi dan terlihat jelas raut wajah ketakutan Inayah.
Bagaimana tidak dua orang remaja lelaki dengan pakaian urakan dan tampang tak meyakinkan mendekat kearahnya. Sepertinya kedua remaja lelaki itu habis minum di siang bolong.
"Mereka mabuk Do kayaknya" Aldo mengangguk samar dan melajukan mobilnya ke arah halte.
Tanpa basa-basi kedua lelaki itu turun dari mobil. Tentunya setelah memperingati Sarah agar gadis itu tidak turun dari mobil.
"Beraninya sama cewek lo bangsat" ujar Aldo seraya memukul salah seorangnya. Begitu juga dengan Haris.
Tiba-tiba tubuh Haris tersungkur menerima pukulan di sudut bibirnya. Darah segar mengalir dari sana.
"Haris" pekik Inayah. Aldo yang mendengar teriakan seketika konsentrasinya berkurang dan hal itu tidak disia-siakan oleh lawannya yang langsung menerjang tubuh Aldo.
Tak lama kemudian hujan turun dengan derasnya. Kejadian itu membuat seorang gadis yang menunggu didalam mobil meringis dan refleks berlari kearah keduanya yang terjatuh berdekatan.
"KENAPA KLUAR" bentak keduanya.
Belum sempat Sarah menjawab sebuah suara mengintruksi terdengar nyaring ditelinganya.
"Awas"
PRANG
Seketika tubuh Haris menutupi tubuh mungil gadis itu begitu pula dengan Aldo. Sekarang tangan lelaki itu penuh dengan darah segar sebab pecahan botol bir pemuda urakan itu.
Haris menarik tubuh Sarah menuju ketempat Inayah berdiri. Sarah yang awalnya masih termangu melihat kejadian itu sadar ketika mendengar isakan kecil disebelahnya. Sarah dengan lembut menarik Inayah kedalam pelukannya.
"Jangan takut tenang" Sarah mengelus pundak yang bergetar itu.
"Bangsat lo" kini Aldo dan Haris kembali menghajar kedua pemuda itu tanpa ampun. Membuat keduanya berlari dengan terhuyung.
Setelah kedua pemuda itu pergi dengan cepat keduanya duduk di Halte tempat Sarah dan Inayah duduk.
Pergerakan keduanya sedikit terhenti ketika dengan tiba-tiba Sarah bangkit dari duduknya dan berlari ke jalan raya yang cukup senggang hari itu.
"Mau kemana Rah" pekik keduanya. Sarah hanya mengisyaratkan dengan menunjuk kearah depannya.
Sekarang kedua lelaki itu sibuk dengan lukanya masing-masing. Mereka hanya bertiga dikursi halte yang dingin itu. Pengaruh dari hujan deras yang tengah terjadi sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ONLY MY FRIENDS
Teen FictionPersahabatan seperti sebuah simponi yang melengkapi satu sama lain. Mereka saling membutuhkan, mendukung, dan menyatu satu sama lain. Saling melengkapi kekurangan dan kelebihan satu sama lain tanpa memaksa dan menghujat.