Part 10

1 0 0
                                    

Bel istirahat telah berbunyi ke seluruh penjuru ruangan. Inayah dan teman-temannya duduk di taman belakang. Mereka membahas tentang siapa anggota yang akan mendampingi Inayah nantinya.

Sebenarnya Inayah kurang berminat mengikuti lomba tersebut. Baginya mengikuti LCT lebih sulit dibandingkan dengan mengikuti olimpiade. LCT menuntut pesertanya untuk berfikir cepat dan efisien dalam waktu yang telah ditentukan belum lagi semua itu dilakukan di depan umum dengan banyak penonton yang menyaksikan di banding dengan olimpiade hala itu lebih sulit baginya. Sifat Inayah yang pemalu dapat membuat kita mengerti akan hal itu.

"Besok aja deh kita cari partner lo Inayah" usul Lisa.

"He'eh kalo hari ini gue sama Lisa udah badmood karna pak Slamet" tambah Fely.

"Oke" jawabnya singkat. Ia sangat ingin menolak tawaran itu sejujurnya namun, ia juga tidak ingin mengecewakan pak Slamet yang telah memberikan kepercayaan padanya.

🌸🌸🌸

Di tempat lain 3NS duduk sambil menikmati makanannya. Mereka juga membahas hal yang sama.

"Lo yakin Rah bisa kalahin Inayah" tanya Nissa.

"Kenapa sih lo bahas dia, enek gue" sahut Naira.

"Lo ngeremehin Sarah, Aldo, sama Haris secara gak langsung tau ga" tambah Naumi.

"Bis...aja lah Nis kalo gue ke PD an entar dikata sombong tapi kalo gue bilang gak yakin dalam agama gak boleh putus asa so jalani ajalah" jawab Sarah santai seraya membolak-balik novelnya. Sarah sangat suka membaca jadi kemanapun ia akan membawa buku ataupun novel.

"Biasa aja ceritanya" ujar Andre yang baru saja tiba dengan ketiga sahabatnya yang lain seraya mengusap wajah Naumi.

"Lo yang biasa aja, tangan bau juga" Naumi menatap tajam Andre membuat yang lainnya tertawa.

"Ya ALLAH fitnah aja lo tangan wangi gini dibilang bau periksa sono periksa tuh hidung masing baek-baek atau udah konslet" cerocos Andre tak terima.

"Hidung gue normal otak lo tuh yang gak gesrek"

"Udah berantem mulu lagi pada cerita apaan sih" kini Ervan yang mulai angkat suara.

Mereka pun menceritakan tentang LCTF dan pensi tahunan yang ternyata memiliki waktu penyelenggaraan bersamaan. Tak lupa dengan terpilihnya tim Sarah dan juga Inayah untuk mengikuti LCTF.

"Oh jadi Inayah anak baru itu ikutan juga" ucap Aldo tak menyangka.

"Kok lo kenal sama Inayah" ucap Nissa bingung pasalnya Aldo bukanlah tipe orang yang mudah untuk diajak berkenalan.

"Gue gak kenal Nissa tapi tahu karna apa karna ini udah hari keberapa dia sekolah. Dia juga pernah nabrak gue tapi gue kira dia cewek aneh ternyata pinter juga kalo bisa buat pak Slamet pilih dia" Aldo menganggukkan kepalanya beberapa kali.

"Iya juga ya gue baru sadar" gumam Naira membenarkan ucapan Aldo.

"Dia juara 3 olimpiade fisika di kotanya tahun lalu" ucap Sarah tanpa mengalihkan pandangannya. Selanjutnya yang lain mengangguk mengerti.

Mereka lanjut membahas hal-hal lainnya dengan Sarah yang fokus pada novelnya dan Haris yang sedari tadi hanya diam. Dibalik diamnya Haris, ia membenarkan ucapan Aldo dan penasaran akan kemampuan Inayah. Bukannya karena ia tidak pernah bertemu gadis itu yang membuatnya penasaran akan kemampuan yang dimiliki. Namun, seperti yang Aldo bilang Inayah tidak menunjukkan bahwa ia seorang perempuan dengan IQ yang tinggi. Penampilan luar gadis itu sangatlah biasa bertubuh serba mungil dengan wajah yang sangat lugu.

"Rah...Sarah...woi Sarah" panggil Haris setengah teriak. Sarah yang sedari tadi asik membaca novel terkejut mendengar namanya dipanggil.

"Eh...eh...iya...apaan" ucapnya kaget.

Haris menghela napas pelan. "Inayah itu pinter" tanya Haris senormal mungkin.

"Iyalah Ris lagian nih ya tadi di kelas aja dia sama Sarah bisa mengerjain soal di papan tulis dalam waktu kurang dari 3 menit" potong Nissa menggebu-gebu.

"Beneran"

"Ya gitu deh Ris I think she's smart girl seperti yang gue bilang juara 3 olimpiade fisika"

"Saingan yang nyata rupanya"

THE ONLY MY FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang