Part 12

2 0 0
                                    

Malam ini Sarah sangatlah bosan. Ia telah selesai mengerjakan tugasnya sedari tadi. Tapi, tak ada satupun sahabatnya yang muncul di grup. Entah kemana perginya ketujuh manusia itu.

Untuk menghilangkan kesuntukannya itu ia akan mengajak saudara tercintanya jalan.

Baru saja ia akan mengetuk pintu kamar Kevin. Terdengar suara tawa sang kakak dari lantai bawah. Ternyata Kevin tengah asik menonyon tv.

Tanpa menunggu waktu lama Sarah mendaratkan tubuhnya tepat di sebelah Kevin.

"Kak"

"... "

"Kak Kevin" pekiknya tepat di telinga Kevin membuat sang empunya terlonjak kaget. Meski begitu ia tahu jika adiknya sedang kesal.

"Iya dek, kenapa? "

"Gramed yuk" Sarah menarik-narik ujung kaos Kevin.

"Males dek"

"Kok gitu ayo kak ayo" kevin melirik sekilas wajah adiknya itu. Tentu ia tidak tega melihatnya. Lagi pula dia lah yang melarang Sarah untuk tidak boleh keluar rumah sendirian diatas pukul 8 malam. Setelah menghela napas pelan lelaki bertubuh atletis dengan perawakan tinggi tegap itu bangkit dari duduknya.

"Mau kemana kak" tanya Sarah bibgung pasalnya Kevin belum mengeluarkan sepatah kata.

"Katanya mau ke gramed, ayo"

"Kek gitu" Sarah menunjuk penampilan Kevin dari atas sampai bawah. Lelaki itu hanya menggunakan kaos oblong biru dan jeans selutut. Jujur penampilan sesederhana itu sangatlah memukau jika seorang Kevin Athala Widjaya yang mengenakannya. Namun, tentu hal itu mengganggu bagi Sarah. Ia tidak ingin memberikan tontonan gratis bagi perempuan di luar sana.

Kevin mengangguk seolah mengerti maksud tindakan adiknya itu. "Ya gak lah tunggu dulu kakak ambil jaket"

"Nih aku udah bawa kok" rah mengulurkan jaket army kepada Kevin.

Kevin langsung memakainya dan mengambil kunci mobilnya di meja makan. Tak lupa lelaki itu juga pamit kepada bik Yati karena, kedua orang tuanya sekarang sedang dinner bersama rekan bisnis ayahnya.

Sesampainya mereka di salah satu mall Sarah dengan semangat menggandeng tangan kakaknya itu. Kevin hanya terkekeh geli melihat tingkah laku adiknya yang tidak pernah berubah.

Tentu saja lelaki yang tahun ini akan berumur 17 tahun itu sangat menyayangi saudara perempuannya. Baginya Sarah adalah sosok adik idaman bagi semua orang gadis itu baik, cantik, cerdas, tidak sombong, she's like an angel begitulah menurutnya. Walau, di waktu-waktu tertentu gadis itu dapat membuatnya jengkel tetapi ia merasa beruntung memiliki Sarah di hidupnya.

Langsung saja mereka berdua meluncur ke tujuan utamanya. Sarah yang suka membaca novel menuju ke barisan fiksi remaja sedangkan Kevin telah sibuk memilih komik.

Setelah mendapatkan keinginan masing-masing keduanya berjalan beriringan menuju kasir.

Baru saja keduanya keluar dari toko buku itu seorang anak lelaki menabrak tubuh Sarah.

Bluk.
Anak lelaki itu mundur selangkah sedangkana kedua saudara itu berjongkok untuk mensejajarkana tinggi mereka.

"Kamu sama siapa dek kesini" tanya Sarah lembut karena tidak ada orang dewasa di belakang anak kecil itu.

"Sama tante kak"

"Kak lucu banget nih bocah" Sarah menoleh ke arah Kevin dengan mata berbinarnya. Sedari dulu kedua saudara itu ingin sekali mempunyai seorang adik lagi. Mengingat usia sang ibu yang tidak memungkinkan lagi tentu mereka tidak dapat memaksa.

"Iya dek imut"

"Trus tantenya dimana sekarang" anak lelaki itu menunjuk kearah belakangnya. Ternyata yang anak lelaki itu tunjuj adalah sosok gadis mungil yang Sarah kenal.

"Inayah" Sarah bangkit dari jongkoknya. Inayah hanya tersenyum.

"Tante" ucap anak lelaki itu dan memeluk kaki tantenya. Kevin berdiri tepat disebelah Sarah. Inayah mengelus puncak kepala keponakannyaitu.

"Oh keponakan lo" ucap Kevin.

"Oh ya Inayah kenalin ini kakak gue kak ini temen sekelas aku" keduanya saling berjabat tangan tak lupa menyebutkan nama masing-masing.

Lalu, Kevin menundukkan sedikit tubuhnya dan memberikan komik yang dibelinya tadi. "Ini dek buat kamudi jaga ya"

"Tapi kak aku belom bisa baca" Kevin terkekeh geli mendengar jawaban polos itu.

"Simpen aja dulu lagian ada gambarnya kok"

"Hampir aja nih anak gue bawa pulang abis lucu banget gemesin" ucap Sarah sambil terkekeh.

Merasa cukup puas sedikit mengobrol kedua saudara itu berlalu pergi. Mereka menuju salah satu stand ice cream.

Mereka duduk bersebelahan dengan ice cream vanilla ditangan masing-masing. Dua saudara itu layaknya sepasang kekasih yang tengah kencan.

"Kak pengen punya adek" ucap Sarah tiba-tiba

"Kok ngomong sama kakak"

"Kalo ngomong sama mama umurnya udah diatas 40  jadi..." Sarah melirik tajam Kevin yang mencolet pipinya dengan ice cream agar ia berhenti bicara. Meski begitu gadis itu tidak marah dan langsung membersihkan noda itu.

"Iya gue paham, tapi apa lo mau liat gue nikah muda kalo gue udah nikah gue gak akan bisa kluar berdua kek gini sama adek bawel gue"

"Aku gak suruh kakak nikah muda makanya dengerin dulu kalo orang ngomong aku juga gak rela kalo kakak cepet-cepet nikah aku kan masih pengen kayak gini" Sarah merangkul erat tubuh atletis itu. Kevin terkekeh geli dan balik merangkul adiknya itu.

Kevin sosok yang spesial bagi Sarah. Terkadang lelaki itu suka jahil, bawel, jutek, ngeselin, protektif, dan masih banyak lagi hal yang membuat lelaki itu tampak spesial dimatanya.

Setiap orang memiliki banyak karakter dalam dirinya. Semua itu memiliki penjabarannya masing-masing yang membedakannya hanya dasar/patokan dari karakter itu sendiri. Baik dan jahat adalah patokannya.

Setiap orang dikatakan baik karena hal-hal tertentu begitu pula sebaliknya.

THE ONLY MY FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang