Keesokan harinya Aldo, Andre, Ervan, dan Haris berkumpul di cafe langganan mereka.
"Tumben Ris ngajak ketemuan tapi cuma kita-kita aja" tanya Aldo penasaran biasanya jika mereka berkumpul pasti lengkap dengan yang lainnya.
"Apa ada hal penting sampe para cewek gak boleh tau" tambah Ervan.
Bukannya mereka jarang hanya pergi berempat saja namun, hari ini Haris bersikap sedikit aneh begitulah menurut ketiganya. Walau, mereka tidak saling memberitahukan.
Haris menghela napas berat. Semalaman ia telah berpikir tentang hal ini dan sekaranag waktunya.
"Gue mau Inayah gak ikutan LCTF" ucapnya cepat namun, masih terdengar jelas bagi ketiganya.
Semuanya terkejut, bahkan Aldo telah bangkit dari duduknya untung saja suasana cafe tengah sepi pengunjung. Bagi mereka mendengar ucapan Haris itu tidak mungkin mengingat sikap bijaksananya selama ini.
"Gue gak salah denger" ucap Aldo dengan suara yang meninggi.
"Gue gak mau kita kalah" Haris tampak tenang dan santai dalam mengucapkan hal itu.
"Trus lo mau ngelakuin apa" tanya Ervan berusaha menggali lebih lanjut. Ia tahu jika Haris bukanlah orang ceroboh yang tidak memikirkan dampak apa saja yang mungkin terjadi nantinya.
"Kita larang semua orang buat jadi partnernya dan salah satu dari kita harus ada yang jadi mata-mata"
"Ah cara lo gila itu licik namanya" bentak Aldo. Ervan dan Andre berusaha menengkan lelaki itu. Sehingga Aldo hanya diam dan menatap tajam sahabatnya itu walau Haris tak menghiraukannya. Jika tidak mengingat Haris adalah sahabatnya mungkin ia telah melayangkan tinjuannya sekarang juga.
"Gue tau itu gila tapi gue gak mau kita malu"
"Lo yakin Ris sama ide lo itu" tanya Ervan.
"Inget Ris ada konsekuensi buat segala tindakan" tambah Andre.
Haris hanya mengangguk. Ia telah memikirkan segala konsekuensinya termasuk tekanan moril yang akan diterimanya jika semua rencana ini terbongkar.
"Kalo lo seyakin itu biar gue yang jadi mata-matanya" ucap Andre.
"Lo ngapain ngikutin ide gila Haris, Ndre" ucap Aldo.
"Udahlah Al, coba kita turuti aja kali ini"
"Apa gak ada cara lain Ris"
"Menurut gue begitu"
Berat bagi Aldo untuk mengikuti rencana sahabatnya itu. Walaupun di sisi lain ia juga tengah mencari cara untuk mengalahkan Inayah, tentunya tidak segila ide yang diberikan Haris. Namun, akhirnya ia mengangguk hanya untuk tidak membocorkan rencana gila itu.
"Ini yang pertama dan terakhir kalinya lo punya ide gila kayak gini Ris" ucap Aldo tajam. Haris hanya mengangguk paham.
"Jangan buat gue jadi monster untuk lo Ris" lanjutnya lagi.
Bagaimana pun Haris adalah sahabatnya yang selalu bersamanya sejak ia masih kecil. Mereka tumbuh bersama layaknya saudara. Saling melengkapi satu sama lain sampai sekarang. Bahkan jika dipikir-pikir baru kali ini ia berbeda pendapat dengan Haris. Tentu, ia tidak ingin membuatnya malu dengan membocorkan rencananya. Walau, ia tahu jika ini salah.
Seharusnya pertemanan mengajak ke jalan yang benar bukan sebaliknya. Tetapi, terkadang ego dan emosi manusia sulit untuk dikendalikan terlebih lagi jika kekhawatiran datang. Walau, dia telah berusaha tenang dan mencoba mencari sisi yang lebih baik. Tetap saja manusia tak ada yang sempurna. Jalan dan cara tercepatlah yang akan mereka tempuh. Walau, di ujung jalan telah banyak bencana yang menunggu. Begitu juga dengan jalan yang dipilih dan diempuh mereka sekarang.
ALWAYS REMEMBER IF NOTHING PERFECT SECRET IN THE WORLD-TOMF
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ONLY MY FRIENDS
Teen FictionPersahabatan seperti sebuah simponi yang melengkapi satu sama lain. Mereka saling membutuhkan, mendukung, dan menyatu satu sama lain. Saling melengkapi kekurangan dan kelebihan satu sama lain tanpa memaksa dan menghujat.