2

13.8K 1K 28
                                    

Awalnya (namakamu) kira menjadi pacar seorang ketua Bem, bukan lah hal yang buruk, namun siapa sangka, di balik sikap dingin Iqbaal, dia adalah seorang laki-laki yang posesif.

Apapun yang sudah menjadi hak milik seorang Iqbaal Dhiafakhri, tidak bisa di ganggu gugat, termasuk gadisnya.

Pagi ini (namakamu) sudah berjanji akan makan siang bersama Alvin, teman se fakultasnya.

"Gimana keren kan gue (nam..)?"

(namakamu) yang mendengar perkataan Alvin hanya mendengus sebal.

"Keren percuma aja lo jomblo wlee."

"Sial."

(namakamu) hanya terkekeh melihat ekspresi Alvin, Alvin hanya mendengus saat gadis ini menertawakannya.

Tanpa (namakamu) dan Alvin sadari, ada seorang laki-laki yang memperhatikan kegiatan mereka berdua, laki-laki itu menatap mereka dengan tatapan tajamnya juga menusuk.

Iqbaal, laki-laki yang memperhatikan kegiatan gadisnya bersama laki-laki lain, sudah di katakan Iqbaal paling tidak suka hak miliknya di ganggu atau di rebut orang lain.

Dengan posesif Iqbaal merangkul pinggang gadisnya, agar tahu, bahwa gadis manis ini adalah miliknya.

"Kak Iqbaal? Ngapain?"

Iqbaal hanya tersenyum tipis saat (namakamu) bertanya seperti itu, tatapannya beralih ke arah Alvin, Iqbaal menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.

"Jangan ganggu milik gue, lo bisa pergi sekarang."

Mau tidak mau Alvin pergi meninggalkan Iqbaal juga teman barunya.

"Perlu kamu tahu, aku paling tidak suka jika ada orang lain yang mengambil milikku, termasuk kamu."

(namakamu) hanya menelan saliva nya saat mendengar perkataan Iqbaal dengan nada santai namun tegas.

"Aku hanya berteman kak."

Iqbaal tersenyum miring saat mendengar penjelasan gadisnya.

"Aku tidak peduli, yang jelas kamu milikku, dan apapun yang sudah menjadi milikku akan tetap menjadi milikku."

(namakamu) hanya mengangguk mendengar perkataan Iqbaal.

"Aku suka gadis yang penurut, satu hal lagi, kamu harus selalu denganku, tidak boleh pergi kemana pun tanpa izinku, jangan pernah dekat laki-laki manapun selain aku dan keluargamu,  mengerti?"

Lagi-lagi (namakamu) hanya mengangguk, ia tidak berani melawan perkataan Iqbaal.

"Bagus, ikut aku."

Iqbaal dan (namakamu) berjalan beriringan menuju kantin, mereka berdua menjadi pusat perhatian mahasiswa lain di koridor ini.

"Tidak perlu takut, ada aku."

Iqbaal tahu (namakamu) tidak terbiasa menjadi pusat perhatian, Iqbaal juga tahu gadis ini hanya gadis biasa.

Namun senyuman manisnya juga lesung pipitnya berhasil membuatnya tertarik. Lagi-lagi mereka berdua menjadi pusat perhatian penghuni kantin, namun Iqbaal tidak memperdulikan nya.

"Tunggu disini."

(namakamu) mengangguk menuruti perkataan Iqbaal, namun pandangannya beredar kepenjuru kantin, semua penghuni kantin melihatnya dengan tatapan tak biasa, ada tatapan kagum, benci juga malas.

"Bakso mang Ujang, terkenal enak di kampus, nih makan."

Lagi-lagi (namakamu) hanya mengangguk menuruti perkataan Iqbaal.

POSESIF [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang