29

3.3K 438 22
                                    

Jantung (namakamu) seakan berhenti berdetak saat membaca pesan masuk itu, hatinya sakit bagaikan di tikam belati tajam, akhirnya ia memutuskan untuk mendengar semua penjelasan Iqbaal, ia percaya Iqbaal tidak akan mengkhianatinya.

Tidak lama Iqbaal kembali dengan wajah segarnya, sesekali ia mengelap wajah basahnya, pandangannya terhenti saat melihat gadisnya yang tengah fokus menonton.

"Sayang, lapin dong."

(namakamu) menoleh, ia langsung menghapus air matanya yang sempat jatuh, Iqbaal yang menyadari ada yang berbeda, mencoba mendekati gadis kesayangannya.

"Hei kamu nangis?"

(namakamu) hanya menggeleng pelan, tangannya meraih handuk kecil dari tangan Iqbaal, tangannya mengelap lembut wajah Iqbaal, tapi kepalanya terus saja memikirkan perihal pesan tanpa nama itu.

"Kenapa?"

Lagi-lagi (namakamu) hanya menggeleng kecil, ia tidak mau hanya karena pesan itu ia kembali bertengkar hebat, ia mencoba memahami, walaupun sulit.

Tangan Iqbaal meraih lembut kedua tangan (namakamu), menciumnya dengan lembut, ia bisa merasakan ada yang berbeda dengan gadisnya.

"Kenapa sayang, cerita sama aku."

"Gapapa."

Iqbaal hanya menghela napas kecil,  ia tahu ada yang tidak beres disini, tapi ia tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Tring.

Tanpa nama. || Baru saja.
Sayang kok hanya di baca? Aku rindu tahu, eh tapi kan besok kita sudah bisa bertemu kembali, ah rasanya tidak sabar, aku sangat merindukan dirimu sayang.

Mata Iqbaal membulat sempurna, tangannya bergerak untuk melihat pesan sebelumnya, dan lagi matanya membulat sempurna, kini ia tahu mengapa gadisnya berbeda.

"Yang aku jelasin sama kamu, sini."

(namakamu) mendekat ke arah Iqbaal, dengan cepat Iqbaal membawa gadisnya ke dalam dekapannya, sampai kapanpun ia tidak akan pernah mau melepas gadis manis ini.

"Pesan itu dari Mika, kamu tahu? Masa lalu aku dari Amerika, dia kerja di tempat magang aku."

"Tapi aku takut baal."

Air mata yang (namakamu) pendam sedari tadi menetes dengan segera, tanpa permisi, hatinya takut kehilangan laki-laki ini, laki-laki yang ia sayangi.

"Percaya sama aku, aku sayangnya sama kamu, cintanya sama kamu, aku disana hanya 2 bulan, aku pasti berusaha jaga hati dan mataku sayang."

(namakamu) sedikit merasa tenang mendengar perkataan Iqbaal itu, semoga saja Iqbaal bisa menjaga hati dan matanya.

"Yaudah kamu mau pulang?"

"Mau kamu."

Iqbaal terkekeh kecil lalu kembali mendekap lembut gadisnya, megusap pelan rambutnya, ia pasti akan merindukan gadis ini, gadis kesayangan.

"Eh berarti bang Alfi juga magang?"

"Iya satu perusahaan sama aku, cuma beda section sayang."

(namakamu) mengangguk, ada Alfi hatinya merasa tenang, setidaknya ia bisa mempercayai Alfi untuk menjaga Iqbaal disana, untuk memantau Iqbaal lebih tepatnya.

"Doain aku lancar yaa."

"Aku pasti selalu doain kamu baal."

"Makasih sayang."

(namakamu) tersenyum kecil lalu mengangguk, tanpa Iqbaal minta, ia selalu mendoakan Iqbaal.

"Aku nginep yaa baal."

POSESIF [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang