Dua Puluh Dua

169 13 1
                                    

"Assalamu'alaikum" ucap vito dan rani bersamaan.
Sepertinya mereka berdua baru saja pulang dari mall.

"Wa'alaikumsalam." Balasku,sambil berjalan ke arah mereka dan aku mencium pipi keduanya.

"Anak papa belum mandi ya?" Ucap vito sambil merangkul ku.

Aku tersenyum malu,
"Hehe belum pa."

"Omara udah mandi belum?" Tanya rani kepadaku.

"Belum bun."

"Haduh kalian ini,bandel yahh." Ucap rani.

"Yaudah (nk) mandi dulu ya.. bun. byeee muach muach." Aku berjalan menatap ke arah mereka sambil melemparkan kiss jauh.

"Ada ada aja" ucap vito terkekeh.

                             ♢♢♢
"Hmm..,gue pake baju apa ya?" Tanyaku sendiri sambil memainkan jari telunjukku di dagu.

"Pake yang baru bunda beliin aja." Rani datang dan mengambil salah satu baju yang baru saja ia beli buat ku."Pakek nih,iqbaal udah datang. Untung ada omara,jadi mereka bisa ngobrol selagi kamu bingung kayak baru aja keluar sama cowok." Lanjutnya.

"Bunda izinin aku keluar bareng dia?"

"Iyaa.. selagi pria itu kenal baik sama bunda." Balas rani diiringi senyuman manis dari bibirnya." Oh ya?bunda punya kejutan,bunda sekarang hamil 2 bulan..."

"Hah?!" Teriakku dengan amat keras.

" husstt..-

"Wah bunda jahat! Enggak kasih tau nk,sampai kandungannya udah 2 bulan.Pantes stok mangga di kulkas banyak! apalagi yang muda." Ketus nk,sambil melipatkan tangannya didepan dada.

"Hehehe maaf sayang.. bunda juga baru kasih tau papa kamu. Karena kebetulan hari ini hari ke 8 tahun pernikahan kita."

"Wahh lama juga,jadi bunda dan papa merawat abang waktu umur berapa?" Ucapku yang pura pura tidak tahu.

"Hmm,, sebenernya bunda rawat abang kamu waktu bunda sama papa vito belum menikah dan untung bunda rawat abang kamu. Karena dulu waktu abang kamu masih kecil mama kamu suka ada masalah sama ke gangguan jiwanya." Ucap bunda.

Aku menghela nafas pelan.Karena aku benar benar tidak tau sama masalah ke gangguan jiwa mama.

"Tetapi bundaa selalu mensuport mama kamu,dengan cara mengajaknya terapi di psikiologis dan alhasil mama kamu bisa sembuh.Tetapi orang psikiologis tidak mau omara berada di tangan kakak karena suatu saat bila kakak tidak bisa mengontrol kejiwaannya itu akan kembali,padahal kakak sangat sayang dengan omara.sampai beberapa tahun akhirnya kakak bisa punya putri cantik seperti kamu dan papa kamu juga tambah sukses. Bisa buat rumah makan setelah dia pensiun."

"Aku jadi rindu sama mama.. tapi bun,papa juga selingkuhin mama.Aku tahu papa sudah 2 kali menikah,tetapi tidak punya anak dan setelah dengan mama dia bisa punya anak.Aku jadi merasa kasian bila mama di penjara,Aku ingin mama pulang ke rumah." Ucapku yang sedikit ter-isak.

Bunda mengelua elus punggungku.
"Sudah sayang..Besok bunda bakal ngurus itu." ucap rani sambil menghapus air mataku "sono cepetan ganti,keburu iqbaalnya marah."

"Siap bun,sini perutnya mana.. pengen cium adek" aku sedikit menurunkan badanku,dan mulai menciun perut bunda sambil mengelus elusnya.

🐰
Bang omara berjalan ke arahku,sepertinya ia tahu bahwa aku sudah selesai dan ia juga ingin pergi dengan ceweknya,karena terlihat dari pakaiannya yang rapi serta bau parfum yang sangat menyengat.

"Maafin abang ya." Ucapnya sambil menepuk bahuku.
Aku hanya kebingungan mendengar ucapannya.

"Lu lama amat sih" ucap iqbaal yang berpura pura kesal denganku,sambil bangkit dari kursinya.

Malaikat TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang