END

306 16 2
                                    

"Sayangg.." ucap mama lirih,dan  langsung menyambutku dengan merentangkan kedua tangannya.

Lalu kubalas dengan pelukan yang amat erat.Kau tahu? Seberapa rindu ku kepadanya?
Sesosok wanita yang telah menaruhkan nyawanya demi kami berdua. Walau dia tak seperti ibu yang selalu menyayangi kami.Namun hati kecilnya sekarang ini telah kembali dan aku rasa kita bertiga akan semakin dekat setelah ini.

"Sini omara" panggil mama yang masih aku peluk.

Bang omara yang sedari tadi diam menatap kita berdua segera berlari kecil ke arah kita.
Dan tangan mama yang satunya langsung memeluknya.Serta bibirnya mencium pipi bang omara.

Hari itu adalah hari yang terindah bagi kita berdua. Cukup lama aku menginginkan moment ini,walau ada sedikit rindu akan kehadiaran papa. Walau papa sudah menikah dan tinggal dengan istrinya yang baru.Aku juga di beri kabar oleh mama,bahwa papa juga sudah mempunyai anak lagi,berumur 2 bulan. Yaa begitu menyakitkan buat ku,tapi tidak dengan papa. Aku tahu disini yang lebih sakit adalah mama. Tapi yang kena imbalannya adalah kami berdua.
Cukup,aku pendam saja rasa sakit ini.Disini aku hanya ingin bersenang senang bukan berlarut larut didalam kesedihan.

Pada malam harinya,tepat pukul 2 malam.Handphone ku berbunyi,mata ku sangat berat untuk ku buka.Aku menemukan poselku berada di dekat kakiku.

Lalu ku angkat penelfon yang membuatku sangat geram,orang lagi tidur nyenyak malah di ganggu.

"Hallo?" Ucapku dengan suara yang sangat berat.

"Sayang? Ini kamu?"

Sayang? 'Batin nk.

Sontak,setelah mendengarnya. Aku langsung duduk dan memperbaikki posisiku.

"Yaiyalah,kamu kira pak muji?" Tanyaku

"Hehe hampir mirip sih." Sindir iqbaal.

"Jahat ya,masak suara aku di samain sama tukang kebun kamu." Bibirku menekuk kebawah.

Dari telfon aku mendengar suara iqbaal yang menertawakanku.
"Kan kamu sendiri yang bilang duluan."

"Ish,yaudah mau ngomong apa?"

"Kamu kok gak bilang sih,kalau udah sampai. Aku khawatir nunggu kabar kamu. Untung tadi abang kamu online jadi aku bisa tanya ke dia." Ucapnya yang terlihat sangat cemas.

" Maaf baal." Balasku pelan.

"Maaf maaf,buka pintu di luar."
Mendengarnya sekarang ini,membuatku yang sedari tadi ngobrol sambil terpejam kini membuka mata lebar lebar.

" ma,ma-ksud kamu apa?"

"Aku di depan rumahmu sekarang."

"Jangan bercanda sayang..." balasku sedikit pelan.

"Ih serius,coba keluar. Takut nih,dari tadi ketuk pintu tapi gak ada yang dengerin." Iqbaal.

"Iya deh,otw."
Aku langsung menuruti perkataan iqbaal,dan membuka pintu luar.
Ternyata yang dibicarakannya benar,iqbaal berdiri di depan pintu sambil membawa tas ransel yang berada di punggunya.

"Ke bromo yuk?" Ucapnya di akhiri dengan tawa. " udah mau setengah 3 pagi nih"

"Gundulmu" ucapku sedikit mengejek. "Yaudah masuk dulu,di luar dingin." Aku mendorong tubuh iqbaal sambil membawakan tasnya yang ringan untuk di masukan ke dalam rumahku.

"Ayoo sayang..hari ini kan malam tahun baru."

"Woyy sekarang itu masih tanggal 30 .." seketika otakku berfirir kembali namun radak lemot.

"Tanggal 31 sayang..,sekarang udah berganti jam." Balas iqbaal.

 "oh iya ya besok  udah tanggal 1 januari." Tanganku mengetuk ngetuk daguku yang berbentuk oval.

Malaikat TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang