7

2.8K 174 0
                                    

8.30 a.m

Kiera melirik sebentar lalu menarik selimutnya menutup wajahnya dan kemudian tidur kembali. Kiera memilih menghabiskan hari minggu nya dengan tidur saja, jujur kemaren adalah hari yang sangat melelahkan oleh sebab itulah hari ini Kiera memilih istirahat sepenuhnya.

Ting!

Ting!

Ting!

Ting!

Ting!

Kiera yang mulau risih mendudukan dirinya dan menggeram kesal. "Siapa pun diluar sana aku akan memotong lehernya!" umpat Kiera lalu berjalan meninggalkan kamarnya.

Sedangkan di depan pintu apartemen milik Kiera, Dio sedang berdiri bersama dengan wanita cantik. Wanita itu sudah lama mengetuk pintu apartemen Kiera tapi tak juga dibuka, ia hampir berbalik jika saja Dio tidak datang untuk menahannya.

"Apa itu tidak berlebihan?" tanya wanita itu pada Dio.

"Tidak! Itu wajar saja. Kau harus sedikit memaksa" ucap Dio sambil menunjukkan dua jarinya membentuk 'sedikit' yang ia maksud. Wanita dihadapannya hanya tersenyum tertahan melihat ekpresi lucu Dio.

Ting!

Ting!

Ting!

Ting!

Dio memencet bell apartemen Kiera sekali lagi dengan ekpresi kesal. Membuat wanita disampingnua itu terkesiap kaget berusaha menghentikan Dio.

"Sudahlah aku pikir kita bisa pergi dan kembali lagi nanti" ucap wanita itu berusaha menghentikan ulah Dio.

"Tidak tidak kita hampir berhasil" jawab Dio berbalik menghadap wanita itu.

"Tenanglah aku akan membantumu" ucap Dio kemudian berbalik menghadap pintu apartemen Kiera namun baru saja ia ingin memencet bell kembali, Kiera sudah membuka pintu dengan ekpresi siap membunuh menatap Dio yang hanya bisa nyengir tanpa dosa.

"Sudah kuduga dasar kau!" teriak Kiera siap menerjang. Dio membelakan matanya namun belum sempat menghindar Kiera sudah menerjangnya, Dio tidak sempat bertahan atau kabur sehingga ia terhuyung kebelakang bersamaan dengan terjangan kuat Kiera. Wanita cantik yang sedari tadi hanya menonton kini terkesiap kaget ketika melihat Kiera menerjang Dio dan membuat mereka jatuh dengan posisi yang sangat 'intim' yakni Kiera berada diatas Dio.

Hening untuk beberapa menit, Kiera dan Dio masih saling bertatap-tatapan saling mengunci pandangan. Tidak ada dari mereka berdua yang menyadari posisi seintim itu, kecuali wanita yang sedang menonton mereka terlihat sedikikt risih.

"Ehmmm" suara deheman wanita itu berusaha menyadarkan mereka, namun tidak ada mereka berdua yang perduli. Wanita itu memutar matanya jengah, sampai kapan ia harus menonton adegan romantis ini? batin wanita itu.

"Ayolah sampai kapan kalian menghentikan aksi saling tatap-tatapan itu sih?!" tanya wanita itu dengan suara sedikit tinggi. Kiera yang lebih dulu sadar, ia berusaha berdiri sehingga tanpa sadar menekan 'inti' Dio dengan pahanya membuat Dio menggeram yang tertahan.

"Kak sia? Sejak kapan kau ada disini?" tanya Kiera setelah berdiri dan menatap wanita itu yang tak lain adalah Carissa.

"Tidak lama. Hanya satu jam yang lalu" ucap Sia masih bisa tersenyum. Kiera menyengir dan menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Oh maafkanku, ayo masuklah" jawab Kiera berusaha tidak membuat Carissa menunggu lagi.

"Kau tidak mengajakku?" tanya Dio yang tiba-tiba sudah berada diantara Kiera dan Carissa.

"Tidak akan!" ucap Kiera dengan suara tinggi.

"Oh ayolah aku ingin mengenal wanita cantik ini" Dio menunjuk kearah Carissa yang terkejut akan pernyataan Dio.

"Jika kau mendekat maka Cal....maksudku jika kau mendekat aku akan mendorongmu dari balkon!" ucap Kiera terbata-bata, ia merutuk dirinya sendiri jika saja nama Calvin tersebut. Sedangkan Dio dan Carissa menatap heran Kiera. Kiera yang merasa ditatap berdecak kesal lalu menarik Carissa dengan cepat kemudian menutup pintu apartemennya dengan keras sehingga membuat Dio terlonjak kaget.

*******

"Jadi ceritakanlah apa yang membuat kakakku yang cantik berada disini pagi-pagi?" tanya Kiera pada Carissa setelah mengajaknya duduk diruang bersantai milik Kiera.

"Tidak salah bukan aku mengunjungi adikku?" tanya Carissa dengan senyum manisnya menatap Kiera.

"Oh tentu tidak apa" jawab Kiera lalu tertawa kikuk. Entah kenapa ia merasa seperti orang idiot, semenjak Dio terlihat tertarik pada Carissa. Kiera merasa terancam dengan kehadiran Carissa, ia bahkan mulai membanding-bandingkan dirinya dengan Carissa. Kiera menggelengkan kepalanya berusaha menghapus perasaan irinya pada Carissa yang mulai menjadi-jadi. Jika Dio menyukainya apa boleh buat bukan? batin Kiera berusaha tetap tersenyum.

"Kiera? Ki? Kieraaa!?" teriak Carissa berusaha menyadarkan Kiera dari lamunannya. Carissa melambai-lambaikan tangannya didepan Kiera, membuat Kiera mengedipkan matanya berulang-ulang.

"Kenapa?" tanya Kiera setelah sadar menatap Carissa yang tampak khawatir menatapnya.

"Aku kira kau akan terus seperti itu!" jawab Carissa dengan suara yang khawatir. Kiera bingung dengan ucapan Carissa, apanya yang 'seperti itu?' batin Kiera.

"Ah sudah lah lupakan!" ucap Carissa seakan paham maksud dari tatatap Kiera, Carissa kemudian duduk kembali diikuti oleh Kiera yang sejak tadi berdiri.

"Apa kau sudah menemui Calvin?" tanya Kiera membuat Carissa tersedak air liurnya sendiri. Kini giliran Kiera yang panik, ia segera mengambil air lalu membantu Carissa minum.

"Apa kau tidak apa-apa?" tanya Kiera masih menatap Carissa dengan panik.

"Aku rasa sudah tidak apa-apa" jawab Carissa tersenyum berusaha meyakinkan Kiera. Kiera terdiam sebentar lalu mengangguk mengiyakan jawaban Carissa.

"Jadi apa kau sudah bertemu dengan Calvin?" ulang Kiera setelah beberapa menit membiarkan suasana hening. Namun sepertinya Carissa hanya diam, bahkan tatapannya terlihat sendu itu yang dirasakan oleh Kiera.

"Kau belum bertemu dengannya?" tanya Kiera membuat Carissa terkejut sendiri, namun ia langsung mengiyakan pertanyaan Kiera. Kiera menghembuskan napasnya kasar, ia bingung kenapa kakaknya Calvin tidak ingin bertemu dengan Carissa. Padahal jika diingat sekitar 5 tahun lalu, Calvin masih bersemangat menunggu Carissa datang. 'Ya sekitar 5 tahun lalu' batin Kiera tersenyum kecut, seseorang akan berubah tahun ke tahun bukan?

"Aku tidak apa-apa! Aku akan kembali setelah dua bulan depan, jadi ia tak perlu menghindariku lagi" ucap Carissa sendu.

"Kau tidak menetap?" tanya Kiera sambil mengernyitkan keningnya.

"Awalnya, sepertinya tidak untuk sekarang dan kedepan" jawab Carissa sambil tersenyum kecut, begitu juga Kiera ia tersenyum kecut mendengar pernyataan dari Carissa. Kiera mengerti maksud dari Carissa, tapi sepertinya ia sekarang berada dikubu Calvin.

*****

Tbc

My Shit Neighbour [Hot Mommy 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang