12

3.2K 194 2
                                    

Kiera melangkah cepat dan tergesa-gesa, ia harus pergi jauh-jauh dari Dio walaupun ia tau akhirnya akan tetap bertemu dengan Dio apalagi jika mengingat mereka satu ruangan.

"Astaga kenapa ruangan ini sangat jauh dan rumit?" ucap Kiera mengumpat karena ia merasa mulai lelah melangkah cepat dikoridor yang lurus.

"Apa aku membayarmu untuk berjalan cepat?" Kiera terlonjak kaget, ia membulatkan matanya karena terkejut. "Kenapa kau disini?" tanya Kiera masih dengan ekpresi terkejut membuat Dio terkekeh.

"Ini kantorku" jawab Dio singkat sambil terkekeh membuat Kiera merasa bodoh dengan pertanyaannya.

"Mak..maksudku..." Dio mengangkat satu alisnya ketika tatapan mereka bertemu dan Kiera menggantung ucapannya "Lupakan dan menepilah" lanjut Kiera mengibas tangannya diudara  lalu berjalan meninggalkan Dio yang dengan patuhnya menepi.

Dio tersenyum kecil lalu berjalan mengikuti Kiera namun langkah kakinya terhenti ketika ia mengingat sesuatu begitu juga Kiera ketika menyadari Dio menghentikan langkahnya "Tunggu dulu, aku bos dikantor ini tapi kau memerintahku dan aku mematuhinya?...astaga ini tidak benar! Hei kauu!" teriak Dio sedangkan Kiera merasa terancam berlari meninggalkan Dio lagi. Namun Dio tak mau kalah ia juga ikut berlari mengejar Kiera.

Kiera sampai terlebih dahulu didalam ruangan kerja nya dan tak lama Dio sampai dengan napas yang tersenggal-senggal. Kiera tersenyum licik melihat Dio yang masih berusaha mengatur napasnya.

"Kau..kau cepat sekali!" ucap Dio dengan napas masih tersenggal-senggal.

"Kurasa aku perlu mengatur jadwal olahragamu" jawab Kiera masih dengan senyum liciknya.

"Kau mengejek ku?" tanya Dio menatap Kiera dengan was-was.

"Oh tidak. Aku menyarankanmu, kau perlu olahraga untuk tetap bugar" jawab Kiera lagi dengan santainya.

"Kau benar-benar mengejekku sekarang, aku selalu berolahraga setiap saat. Apa kau tidak melihat perut six pack dan dada bidangku?" tanya Dio sambil menunjuk perut dan dadanya bergantian, sedangkan Kiera terdiam dan sekilas bayangan perut dan dada bidang yang ia liat semalam berputar-putar di memorinya membuat ia merona sendiri.

"Ah lupakan kita ada rapat dewan direksi 20 menit lagi. Aku akan menyiapkan materinya" ucap Kiera mengalihkan pembicaraan untuk menyembunyikan rona wajahnya.

"Kau merona aku tau itu" jawab Dio terkekeh lalu melangkah kekursi kebanggaannya sedangkan Kiera langsung berbalik dan keluar dari ruangan Dio.

"Aku suka ronamu" ucap Dio dengan senyum tulus ketika Kiera sudah berjalan keluar.

*******

"Apa jadwalku setelah ini?" tanya Dio pada Kiera setelah selasai rapat bersama dewan direksi.

"Bertemu dengan Mr. Calvin sir" jawab Kiera sambil membolak-balikkan buku jurnalnya.

"Baik, hubungi David untuk bersiap-siap" ucap Calvin lalu berjalan mendahului Kiera.

"Ya sir" jawab Kiera masih berdiri ditempat, ketika Kiera mendongak ia memiringkan kepalanya saat Dio yang sudah berjalan jauh berbalik menghampirinya.

"Kau butuh bantuan?" tanya Kiera dengan ekpresi binggung.

"Sebenarnya tidak maksudku tidak juga" jawab Dio canggung sambil menggaruk tengkuknya.

"Jadi?" tanya Kiera menaikan satu alisnya.

"Hmm aku akan pergi bersama David" ucap Dio namun tidak menatap kearah Kiera.

"Lalu?" tanya Kiera lagi, ia benar-benar tidak mengerti ucapan Dio.

"Pertanyaanmu menyebalkan" jawab Dio  menatap kearah Kiera dengan wajah datar.

Kiera memutar matanya kesal, dia benar-benar tidak mengerti tetapi orang didepannya masih saja bertele-tele. "Kesimpulannya?" ucap Kiera setalah menarik napas panjang agar tetap bersikap tenang.

"Kau tetap disini" hanya itu jawaban yang keluar dari Dio lalu pergi meninggalkan Kiera yang masih berusaha menahan amarahnya.

"Sabarlah Kiera, tarik napas mu lalu buang" ucap Kiera pada dirinya sendiri, lalu berjalan mengikuti arah Dio.

"Kiera kenapa kau lama sekali?" tanya Dio dari tempat duduknya, ketika Kiera baru saja sampai kedalam ruangannya.

Kiera ingin sekali berteriak didepan wajah Dio, alih-alih begitu ia hanya tersenyum dengam terpaksa. "Kita hanya beselisih 3 menit sir" ucap Kiera.

"Benarkah? Hmm jika begitu kinerja ku lah yang sangat cepat. Lihat aku sudah mengerjakan banyak, lanjutkanlah selagi aku bertemu dengan Calvin" jawab Dio memasang tuxedo nya lalu berjalan melewati Kiera yang masih memasang senyum terpaksanya.

"Astaga! Ada apa dengannya?!" tanya Kiera pada dirinya sendiri setelah Dio pergi. Kiera menghembuskan napasnya lalu berjalan ke meja kerja Dio untuk menyelesaikan pekerjaannya, Kiera membulatkan matanya lalu mengerang saat melihat berkas-berkas yang terselesaikan Dio hanya dua dan masih ada 38 berkas lagi sisanya.

"Sialan kau!" umpat Kiera. Sedangkan diluar sana Dio tersenyum lebar.

*********

"Jadi bagaimana dengan kesepakatan kita?" tanya Dio langsung pada intinya ketika ia baru saja duduk disofa tamu ruangan Calvin.

"Kau agresif juga ternyata. Hmm jika dipikir-pikir sepertinya keuntungan yang maksimal dan aku setuju" jawab Calvin tersenyum dan menular pada Dio.

"Ya aku juga senang" sambut Dio masih tersenyum.

"Bagaimana kabar Kiera?" tanya Calvin membuat Dio sekarang menatapnya dengan tajam.

"Hei ada apa dengan matamu itu?" tanya Calvin lalu terkekeh.

"Dia sangat baik. Apa yang membuat kau ingin tau kabarnya?" tanya Dio masih dengan tatapan tajam.

Calvin memutar matanya, "Mengapa Kiera harus bersembunyi sih?" bisik Calvin pada dirinya sendiri.

"Apa yang kau katakan?" tanya Dio menyondongkan dirinya kearah Calvin agar lebih jelas mendengar karena ia merasakan jika Calvin mengatakan sesuatu yang ambigu bagi dirinya.

"Kiera mirip dengan adikku, saat melihatnya aku jadi merindukan adikku" jawab Calvin berusaha meyakinkan Dio.

Dio menegakkan badannya dan memasang ekpresi berpikir "Kau punya adik perempuan?" tanya Dio membuat Calvin terkejut kemudian terkekeh.

"Separah itukah amnesia mu dulu?" tanya Calvin masih terkekeh, sedangkan Dio mendengus tidak suka. Ia juga tidak mau hal itu terjadi, kecelakaan itu membuatnya lupa masa lalunya. Ia bahkan tidak mengingat Calvin jika saja Calvin tidak berusa membantunya mengingat dengan menunjukkan beberapa foto kebersamaan mereka. Lalu apakah ia bertemu dengan adik Calvin? Pertanyaan itu terus berkeliaran dikepala Dio.

"Baiklah maafkan ku karena telah mengungkit masa lalumu" ucap Calvin serius. Dio berdehem sebentar lalu mengangguk, namun tentang adik Calvin mengapa ia sangat penasaran?

"Apa aku pernah bertemu adikmu?" tanya Dio membuat Calvin tercengang, namun masih berusaha berpikir.

"Sepertinya sebelum kau kecelakaan itu, kau bertemu dengannya" jawab Calvin dengan pandangan menerawang.

Deg!

"Jadi gadis galak itu adik Calvin?" tanya Dio dalam hatinya, senyum terbit dari bibirnya. Ia memang pernah amnesia namun tentang gadis galak itu terus melintas dimimpinya, awalnya ia pikir itu hanya ilusi namun semakin lama ia menyukai sifat gadis galak dimimpinya tersebut.

"Waktunya makan siang, apa kau tidak keberatan pergi karena aku ada janji makan siang" ucap Calvin menyindir Dio yang masih dengan lamunannya.

"Ah kau mekukai harga diriku, baiklah jika kamu mau" jawab Dio berdiri lalu tertawa diikuti Calvin.

******

Tbc...

Hai udah update nih 😬

My Shit Neighbour [Hot Mommy 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang