16

1.5K 116 7
                                    

Kiera menatap lurus pemandangan kota dari balkon apartemennya. Pikirannya masih terus berkeliaran tentang apa yang telah terjadi hari ini. Percakapan antara Dio dan Gleo sungguh mengganggunya, sungguh tidak ada maksud Kiera untuk menguping pembicaraan. Ia hanya kebetulan mendengar saja.

"Bagaimana kabar ayah?" tanya Dio pada Gleo.

"Terakhir aku mengunjungi dia baik-baik saja dan akan lebih baik lagi jika kau menuruti perintahnya"

Dio berdehem sebentar lalu menghela napasnya "Aku bukan pengingkar janji, aku akan kembali"

"Bagus itu lebih baik" senyum Gleo sinis.

Kiera tidak mengerti kemana arah pembicaraan Dio dan Gleo. Banyak sekali pertanyaan muncul di kepala Kiera saat ini. Ia harus tau batinnya.
"Arghhh" ucap Kiera frustasi, dia benar-benar penasaran sekarang.

"Kau harus memeriksa kan dirimu " ucap seseorang membuat Kiera terlonjak kaget.

"Berhentilah hadir tiba-tiba seperti itu!" bentak Kiera setelah sadar yang berbicara tadi adalah Dio, tetangga menyebalkannya.

Dio menaikan kedua alisnya seolah berkata 'kau serius?' lalu tertawa, membuat Kiera terpesona dengan tawa renyah dihadapannya. Dio kemudian berjalan dan melompat dari balkonnya ke balkon Kiera.

"Apa yang kau lakukan!" panik Kiera ketika melihat Dio bersiap-siap melompati balkonnya. Namun ia membeku ketika Dio berhasil melompati balkonnya dan berdiri tepat dihadapannya dengan tatapan hangat Dio.

Mereka berdua bertatapan dengan posisi hampir tidak ada jarak untuk sejengkal tangan orang dewasa. Dio menatap lekat wajah Kiera dengan senyum sendu, sedangkan Kiera menatap dengan wajah polos dan pipi bersemu merah. Dio menarik pelan pinggang Kiera menghilangkan jarak yang ada dengan tangan kirinya, kemudian tangan kanannya mengelus pipi mulus Kiera yang bersemu merah.

Cup..

Dio mengecup bibir Kiera lembut. Kiera membulatkan matanya penuh, ini bukan ciuman pertamanya dengan Dio namun Kiera tetap menikmatinya, ia menikmati ciuman Dio yang sangat lembut tulus penuh perasaan cinta?

Tepat pemikiran Kiera yang terakhir, Dio menyudahi ciumannya seakan meng'iyakan' pemikiran Kiera tadi. Dengan pipi yang bersemu merah, Kiera memberanikan memandang wajah Dio yang ternyata lebih dulu memandang dengan senyum bahagia.

"I like you, Key.." ucap Dio pelan, membuat kupu-kupu diperut Kiera bergejolak senang. Dengan senyum bahagia Kiera lalu memeluk Dio yang kemudian membalas pelukannya dengan senyum hangat namun tanpa disadari senyum Dio berubah sendu.

*****

"Kenapa kau menyukaiku?" tanya Kiera dalam pelukan Dio. Posisi mereka masih berpelukan namun bedanya sekarang mereka berpelukan dalam keadaan duduk dalam sofa apartemen Kiera.

"Mengapa kau bertanya hmm?" tanya Dio kembali membuat Kiera berdecak kesal.

"Kau tidak suka?" tanya Kiera lagi kemudian melepas pelukannya dan menatap Dio yang sedang menutup matanya. 'Apa dia sangat lelah?' ucap Kiera iba dalam hatinya. Kiera merasa sangat bersalah karena ucapannya. Tangannya tanpa disadari bergerak kewajah Dio dan mengelusnya mulai dari pelipis turun kepipi sampai kedagu. Berbagai pertanyaan mampir dikepala Kiera terhadap laki-laki tampan dihadapanya ini. Semakin ia penasaran dengan laki-laki ini semakin muncul getaran aneh yang membuatnya merasakan sesak didadanya ketika suatu saat ia tidak bisa menyentuh wajah indah dihadapannya lagi.

"Kau akan ketagihan jika mengulanginya sekali lagi" ucap Dio dengan senyum lembut, lalu membuka matanya yang langsung berhadapan dengan mata Kiera.

"Aku memang sudah ketagihan" ucap Kiera pelan hampir tidak didengar oleh Dio, alih-alih menjawab Dio hanya tersenyum dan mengelus puncak kepala Kiera.

"Aku tau kau punya banyak pertanyaan tentangku, suatu saat kau akan tau segalanya. Sekarang tidurlah, ini hampir tengah malam" ucap Dio lalu meraih Kiera ingin memeluknya, namun Kiera dengan cepat mendorong dada Dio.

"Kenapa?" tanya Dio bingung ketika Kiera menolak untuk dipeluknya.

"Bagaimana dengan gadis galakmu?" tanya Kiera spontan, tidak ada jawaban dari Dio namun dari sirat wajahnya Kiera menyesal menanyakan hal yang mungkin 'sensitif' bagi Dio.

"Lupakan" jawab Dio bahkan hampir tanpa ekpresi.

"Bagaimana jika dia adalah aku?" tanya Kiera lirih.

"Bhahahhahaha" hanya tawa yang Kiera dengar dari mulut Dio. Membuat sedikit hatinya teriris sedih.

"Hanya karena dia kusebut gadis galak dan sifatmu galak. Bukan berarti dia adalah kau." jawab Dio tanpa sadar membuka irisan sakit hati yang Kiera rasakan, jika saja Dio tidak langsung memeluknya sekarang mungkin ia sudah berlari kekamar dan menangis. 'Mengapa Dio tidak mempercayainya?' batin Kiera.

"Persetan dengan gadis galak itu, kau lebih berarti bagi ku sekarang" batin Dio dalam hati sambil memeluk Kiera yang akhirnya tertidur. Dio melepaskan pelukannya, lalu mengangkat Kiera memindahkannya kekamar untuk bisa tidur dengan layak. Dio memandang wajah manis dan cantik yang tidak berubah sejak ia bertemu untuk pertama kalinya, senyum tulus muncul dibibirnya lalu menunduk mencium lembut kening Kiera.

"Maafkan aku Key..." ucap Dio sebelum ia kembali ke apartemen miliknya.

*****

Tbc...




Haiii haiii maaf banget ya baru ada mood nulis dan update :(

Gimana, sampai sini masih ramekan? :(

Hehehe maaf ya lama gak hadir, sayang kalian semua!!!!

My Shit Neighbour [Hot Mommy 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang