IF #2

1K 104 8
                                    

Tiffany melangkahkan kakinya dengan berat, harus meninggalkan taeyeon sesaat setelah pacarnya menjemput. Kalau boleh jujur bagaimana rasanya harus terjebak dalam keadaan seperti ini, maka tiffany lebih memilih berhenti menjadi publik figur dan tetap bersama tae, hidup tenang disuatu tempat. Kejadian 3 bulan lalu benar benar menyakiti hatinya, manyakiti orang disekitarnya terlebih menyakiti taeyeon.

Belum sebulan memulai hubungan, taeyeon harus melepaskan tiffany, begitu juga dia yang harus membiarkan taeyeon melepasnya.  Menjadi publik figur memang melelahkan terlepas dari jaminan finansial yang lebih dari kata memuaskan, tapi resiko yang harus dihadapi adalah kehidupan yang bisa dibilang sangat terkekang peraturan agensi dan netizen yang selalu merasa paling benar.

Sapaan Nickhun membuatnya tersadar dari lamunan yang tidak akan ada habisnya tiffany sesali.

"babe, kamu tidak apa-apa" nickhun bertanya dengan raut khawatir

"aku baik-baik saja" jawab tiffany, walaupun tentu saja dia berbohong.

"jangan khawatirkan taeyeon, melakukannya saja dia yang mau kan, kamu hanya perlu melihatku, dan menunggu aku akan mempublikasikan hubungan kita ke seluruh dunia" ujar nickhun angkuh seraya membetulkan posisi duduknya yang sebelumnya menghadap tiffany.

'cih, kalau begitu kenapa bukan kamu saja yang mempublikasikan hubungan kita, dengan begitu skandal pasti hilang juga kan, bukannya melarikan diri, dan membuat taeyeon mengambil alih tugasnya sebagai pacar'
batin tiffany menggerutu mendengar bacotan nickhun yang menurutnya tidak tau diri itu, bahkan hingga detik ini tiffany tidak tahu mengapa dia bisa mencintai nickhun.

Rasanya menanggapi perkataan nickhun hanya akan membuat mereka berdua bertengkar, tiffany memilih diam dan memejamkan matanya, memikirkan hari-hari berikutnya melanjutkan drama didepan publik bersama taeyeon.
____

"kerja bagus nak, baru kali ini kamu melakukan kewajibanmu sebagai anak yang berbakti" ucap ayah taeyeon memecah keheningan antara ketiga bersaudara itu.

"awalnya aku pikir kamu akan meneruskan ketidak taudirian mu, hanya karena ayah yang memberikan upahmu jadi penghibur dengan full, tanpa memikirkan keuntungan agensi" sambung taeyang sarkas.

'mau apalagi dia ini' batin taeyeon

Mendengarnya saja sudah membuat emosi taeyeon seolah meledak dalam dirinya terlebih julukan penghibur yang kakaknya selalu berikan pada taeyeon, jika tidak memikirkan perasaan ibunya, dia sudah mengumpat memaparkan semua ulah kakaknya yang akhirnya selalu harus di tanggung oleh taeyeon.

"aku selalu bingung bagaimana jalan pikiran ayah" yuri tiba-tiba menyerobot percakapan setelah menutup mulutnya sedari tadi. "aku yakin ayah cukup mengotak untuk menyimpulkan semua masalah yang ada dikeluarga ini bersumber dari anak kesayanganmu taeyang--" lanjut yuri sebelum terpotong murka ayahnya

"bahkan menyebut kakakmu saja kau hanya menyebut namanya, aku tidak pernah mengajarkan anak-anak ku membangkang kim yuri" bentak ayah taeyeon meninggikan suaranya, membuat siapa saja meringis mendengarnya.

"anak-anak mu, ayah bilang kami anak-anak mu, pertimbangkan lagi ucapanmu ayah" decih yuri tidak sudi. "inilah sebabnya aku memilih melakukan apa yang aku inginkan sendiri, inilah yang membuatku melepaskan diri dari keluarga ini, seperti kak taeyeon, usahanya selalu percuma saja dimata ayah, sementara taeyang bahkan tergores sedikitpun sepertinya perlu dioperasi" sambung yuri dengan nada sarkasnya, semakin memancing amarah ayah mereka.

"lancang kamu, keluar dari sini" teriak ayah marah, bahkan bisa terlihat semburan hujan lokal dari mulutnya saking geram pada sikap kasar dan tidak sopan yuri.

"ayah pikir aku disini karena mau? Aku kesini hanya untuk berjaga-jaga, karena ayah bisa melakukan apa saja pada kak taeyeon, dan asal ayah tahu korban dari insiden itu buk--" ucapan yuri terpotong saat taeyeon tiba tiba berdiri.

"maaf karena kami langcang, jika tidak ada yang akan dibicarakan aku dan yuri mohon diri" tutup taeyeon memberi gesture untuk segera pergi kepada yuri.

Taeyeon dan yuri melangkahkan kakinya keluar dari rumah setelah mendengar suara ibu mereka menyuruh mereka untuk tidak pergi, tapi hanya maaf yang bisa taeyeon bisikan dalam hati untuk ibunya, bahkan untuk bisa lebih lama menghabiskan waktu dengan sang ibu dirumah itu bagi taeyeon dan yuri hanyalah khayalan abstrak, ayah mereka dan taeyang tidak akan membukakan pintu jika bukan mereka yang mengizinkan.

"yuri, mau minum bersamaku?" ajak taeyeon membuka pembicaraan.

Yuri menatapnya aneh

"minum? Kau yakin? Aku yakin sebelumnya terlalu mengerikan bagimu mabuk bersamaku" ucap yuri pada kakaknya, sambil meringis mengigat betapa mengerikan kebiasaan minumnya.

"ayolah temani aku" mohon taeyeon

"mobilku?"

"suruh seseorang membawanya" ucap taeyeon langsung menarik tangan yuri untuk masuk ke mobil Ferrari Pininfarina Sergio miliknya.
____

"kenapa harus bar ini" yuri mengeluh pelan saat melihat tulisan SATTO* dihadapannya.

"ada apa?" tanya taeyeon sepertinya mendengar keluhan yuri.

"tidak apa-apa" jawab yuri, tidak mempedulikan lagi keluhannya tentang bar ini, dia tidak mau merusak mood taeyeon.

Mereka melanglah masuk ke bar,  diiringi musik yang mengalun dengan beat santai, taeyeon berjalan mengarah ke meja paling ujung di bar itu, megantisipasi kemungkinan ada yang mengenalinya.

"berikan aku wiski, bir, dan anggur" ucap taeyeon enteng.

"sebanyak itu?, minum segelas soju saja wajahmu merah" sangkal yuri meragukan permintaan kakaknya yang agak berlebihan.

"lagi pula aku minum bersamamu" sangkal taeyeon balik mematahkan perkataan yuri dan malah membuat yuri berpikir

'bener oge nya'

Yuri beranjak dari kursinya untuk memesan apa yang taeyeon mau, sebagai gantinya dia tidak akan memesan apapun karena yakin apa yang kakaknya pesan tadi 78% adalah jatahnya.

"kau tinggal memanggil bartender nya saja" ucap taeyeon saat melihat yuri malah akan benar-benar mengambil yang dia pesan tadi.

"tidak apa-apa, aku hanya ingin kesana" senyum yuri tergores diwajah eksotisnya seiring dia mengatakan itu.

Langkahnya tertahan saat melihat sosok itu, sesuatu seperti memaksa yuri untuk berlari dan meluapkan semua yang tertahan dalam hatinya, gerakannya yang anggun, ucapannya yang cenderung irit, hatinya yang selalu dingin, berbanding terbalik dengan sentuhannya yang hangat dan  menggairahkan, ah yuri merindukan sentuhan gadis itu diatas tubuhnya.

'kangen euy'

*SATTO : bar terkenal di itaewon

TBC

Jangan lupa vote sama komen yeeorobeun biar aku semangat ngelanjutinnya.

-nyus

If we are destined [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang