WE ARE #2

710 100 3
                                    

Diluar Rencana

Nafas tiffany tertahan begitu memasuki ruang meeting dalam rumah ini, setelah sebelumnya disambut suasana misterius dengan karpet merah dan dua lilin disudut ruangan. Dia tidak pernah mengharapkan menemui wajah yang familiar disini tidak tekecuali yuri yang sudah sangat tiffany kenal, gadis tanned itu dulu sering ditemuinya saat masih menjalin hubungan dengan taeyeon.

"ah, tiffany sudah lama tidak ketemu"
Sapa Ma rin ibu taeyeon sambil menghampiri dan memeluk tiffany.

'siapa ini?dan untuk apa yuri disini? '

Tiffany memaksakan senyumnya berusaha menyembunyikan kecemasannya kali ini memikirkan apa yang mungkin terjadi. Setelah perbincangan singkat dengan wanita yang baru dikenalnya itu tiffany memilih mengikuti ayahnya duduk di meja. Jauh dari dugaannya sampai saat ini isi pertemuan hanya pembicaraan santai antara mr hwan dan ayahnya, sesekali tiffany menyesap wine yang ada didepannya merasa bosan dengan suasana nyaris seperti hanya pertemuan dua orang tua itu. Tidak ada celah untuk menyela obrolan mereka.

"maaf, aku harus ke kamar kecil" ucap Ma rin undur ke kamar kecil.
______

"yak! Sebenarnya untuk apa aku kesini jika dilarang masuk! Kau tuli ya? Yak! Jawab aku" taeyeon menyalak lagi pada ajudan itu, bagaimanapun semenjak kedatangannya taeyeon hanya dibiarkan penasaran menunggu didepan pintu tanpa kejelasan.

"kuhitung sampai tiga, kalau tidak katakan saja pada bosmu itu aku pulang!" taeyeon benar-benar akan pulang kali ini.

"satu....... Dua.... Ti--"

"taeyeon-ah"

Merasa namanya dipanggil taeyeon berbalik, melupakan hitungannya kali ini. Pandangannya mengabur memastikan apa yang dia dengar dan lihat itu nyata, orang yang dia rindukan selama ini berdiri didepannya dengan senyum dan suara yang ingin sekali taeyeon dengar selama ini.

"eomma"

"taeng, ikut eomma sebentar?" ajak Marin melambaikan tangannya.

Taeyeon tidak punya kata yang ingin ia ucapkan kali ini, dia hanya begitu banyak merindukan ibunya, dia ingin memeluk ibunya, menceritakan semua masalahnya sampai menangis, dia ingin menjadi anak manja lagi seperti dulu.

Ma rin menuntun taeyeon yang masih termangu, sebisa mungkin membawanya ketempat yang lebih sepi di mansion ini.

"taeng, dengarkan eomma, kali ini eomma pikir harus mengatakannya padamu" ucap Marin menatap anak sulungnya itu

"didalam ayahmu dan mr hwang akan mencoba--memaksamu menikahi tiffany" sambung Marin

"me-menikah? Tapi kenapa?"

"ada banyak yang belum eomma ceritakan padamu, tapi kau pasti tahu kan taeyang tidak akan berhenti mengincar tiffany" lirih Marin, nadanya terdengar putus asa

"taeyang? Bukankah dia akan semakin parah jika aku bersama tiffany?"

"karena itu menikahlah dengan tiffany, lindungi dia"
_____

"rupanya pemeran utama sudah datang" ucap hwan sesaat selah melihat istrinya dan anaknya taeyeon datang berdampingan.

Tiffany membeku, dia tidak tahu bagaimana wajahnya sekarang, perasaanya campur aduk antara bingung, marah juga sedikit senang jika kenyataanya taeyeon lah yang akan di-kenalkan padanya.

'Kim taeyeon! Anaknya'

"appa punya kejutan untukmu taeng~~"

Lupakan tiffany yang masih melamun dengan kakagetannya. Justru kini taeyeon yang tidak bisa menahan senyumnya mendengar sang ayah mendadak berbicara manis.

"kejutanya adalah menentukan tanggal pernikahanmu dan fanny" timpal mr hwang tak mau kalah

"what!" teriak tiffany memandnag ayahnya menuntut kejelasan.

"kenapa? Bukankan kalian memang pacaran" jawab mr hwang enteng

"ya memang kami berpacaran, baiklah silahkan tentukan tanggalnya, aku bisa mengosongkan jadwalku kapan saja untuk tiffany" ucap taeyeon yang entah sejak kapan duduk disamping tiffany, menarik pinggangnya mendekat.

Bukan hanya tidak mau, tiffany memikirkan karir-nya, dan sekarang dia bahkan sedang dalam hubungan bersama nickhun. Bagaimana bisa dia menikah saat karirnya sedang bagus dan tiffany tidak berniat untuk mengkhianati pacarnya.

"kenapa? Tidak mau" taeyeon menunjukan senyum byun-nya, dia tahu tidak perlu menanyakan ini pada tiffany, dari ekspresinya sudah jelas apa jawabannya.

Saat seperti inilah yang paling tiffany benci, jika bersama taeyeon kendali otaknya tiba-tiba hilang, dia hanya bisa mengandalkan gesturnya yang sama-sama tidak menolak apa yang taeyeon katakan.

"kami anggap itu jawabanmu fanny"
_____

Waktu berjalan begitu cepat, sekarang bahakan sudah malam. Setelah menyelesaikan makanan penutup dan beberapa perbincangan yang tidak lepas dari topik pernikahan, mr hwang memilih untuk mengajak tiffany pulang walaupun akhirnya membiarkan tiffany menunggu saat dia masih sibuk mengobrol dengan ayah taeyeon di halaman mansion.

"tiffany?" sapa taeyeon menghampiri tiffany disamping mobilnya.

"yang tadi, maafkan aku"

"tidak bosan minta maaf? Sudahlah aku mau melakukannya bukan karenamu, tidak usah merasa bersalah" ketus tiffany mengetuk-ngetukan heels-nya.

"mereka bilang akan menyembunyikan pernikahan kita" ucap taeyeon

"sudah seharusnya begitu, aku tidak berniat menambah skandalku" tidak tega sebenarnya bersikap seperti ini pada taeyeon, tapi inilah satu-satunya cara mencegah salah paham.

"tenanglah tiff, jika semua sudah baik-baik saja kalau kau mau ceraikanlah aku, sekarang izinkan aku melindungimu"

Tiffany terdiam

'baik-baik saja? Melindungiku? Memangnya aku kenapa?'
______

"taeng, pulanglah denganku" seru yuri dari mobilnya saat taeyeon hendak menelepon manajernya.

"tidak usah, pulanglah sana" ucap taeyeon tanpa melihat yuri.

"ayolah~~"

mudah bagi taeyeon mengubah pikirannya saat melihat yuri memberi gesture khas mengajak minum-minum.

Alkohol, itulah yang sedang dia butuhkan sekarang. Walaupun tidak mungkin bisa menghilangkan semua masalah yang taeyeon hadapi, setidaknya dengan alkohol dia bisa melupakannya sebentar, membiarkan pikirannya santai.

Tidak mudah bagi taeyeon menghadapi tiffany, sajauh yang terjadi di ruang meeting saat dia dengan mudahnya mengiyakan keinginan sang ayah sebenarnya dia susah payah menyembunyikan kegugupannya. Taeyeon hanya menipu dirinya sendiri dengan dalih melindungi tiffany, karena jika memang harus tertipu lagi oleh ayahnya, mr hwan. Dia rela jika itu dengan tiffany.

Satu hal yang mengganjal pikiran taeyeon

'kemana perginya bedebah itu?'

Tbc?

Maafkan typo :)
Vote sama komen jangan lupa :)
Ceritanya bikin bingung gak sih?
Hehe

If we are destined [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang