IF #5

825 101 2
                                    

Sialan

Taeyeon terus menggerutu sambil mencoba mengumpulkan nyawanya, bagaimana bisa lelaki gempal berkacamata itu, managernya datang pagi buta meminta taeyeon segara pergi ke acara musik, padahal tidak lebih dari 3 jam lalu kepalanya menyentuh bantal.

"kemarin bilang tidak ada acara pagi"

"salah, aku salah aku tidak lihat jadwal" ucap sung won sang manager, entah membela diri atau menghindari gerutuan taeyeon yang pasti tidak akan ada hentinya.

"aish, ambilkan sikat gigi" 

nah, kembalilah taeyeon ke tabiat biasanya, bossy, pendikte, membosankan dan menyebalkan.

"mau sikat gigi diatas kasur? Gila kau ya" sung won membalas tak habis pikir kelakuan artisnya ini.

"akulah yang menyikat gigi di kasur, bukan kau, jadi cepat ambilkan" taeyeon menekan setiap kata yang dia ucapkan, tangannya masih sibuk menggaruk kepalanya tidak gatal.

Tidak ada yang bisa dilakukan sung won selain menuruti permintaan absurd dari taeyeon. Rasanya baru kemarin sung won bisa tenang karena taeyeon mendadak diam dan tidak banyak maunya sejak jadi pacar pura-pura tiffany, sekarang? Jangan tanya lagi, sikap baiknya tidak akan bertahan lebih dari seminggu.

"yak! Pakai celanamu" sung won mengejar taeyeon yang pergi membawa tas kecil berisi keperluannya menuju mobil van, tanpa memakai celana, hanya boxer bergambar love berwarna pink.

"nanti saja ah, musim panas, lagipula aku tak pakai celana pun tidak ada yang akan peduli, aku kan cakep" ucap taeyeon saat sung won berhasil menyamai jalannya.

Sung won menghela nafas kasar, tidak ada gunanya memberi tahu si kepala batu yang dia urus sejak debut, taeyeon sudah menyebalkan dari pabriknya. Wajahnya, otaknya, tubuhnya, kekayaannya semuanya sempurna sayang sikapnya produk gagal.
_____

"what! Harus ini? Tidak ada yang lain?" teriak taeyeon lagi, sepertinya semua staff sudah kebal dengan perangai taeyeon dibelakang panggung.

"bisakah kau bersikap seperti didepan ayahmu, kau penurut sekali didepannya" ucap sungwon menyodorkan kemeja berwarna baby pink.

Taeyeon tidak suka segala hal yang berhubungan dengan ke feminiman, kebanyakan, bahkan jika harus memakai dress, dia lebih memilih konsep bohemian yang tetap memperlihatkan sisi cool nya.

"pakai saja"

Taeyeon berbalik saat seorang berbicara dari belakangnya, sambil menenteng mini pouch dan handphone-nya, duduk santai di sofa.

"ah, baiklah" tidak ada yang bisa taeyeon katakan saat melihat tiffany masuk ke ruangannya. Tidak ada alasan bagi taeyeon menolak memakai kemeja pink itu, saat melihat tiffany juga memakai setelan yang sama hanya saja diberi aksen girly dibeberapa bagian.

'couple toh'

"tiffany, baguslah kau datang, hanya jika ada kau saja taeyeon jinak" dengus sungwon keluar dari ruang make up.

Taeyeon mengerti dan akan mencoba mengerti setelah staff bagian acara memberi tahunya tentang duet-nya dengan tiffany. Apalagi jika bukan untuk membuat publik semakin percaya mereka benar-benar sedang dalam satu hubungan.

"taeyeon, maaf baru memberi tahumu, tapi aku mohon dan aku yakin kau bisa melakukannya hanya satu kali rehearsal kan" ucap staff sambil melirik mengedipkan mata ke arah tiffany yang masih terpaku pada handphonenya.

Taeyeon mengangguk

Jika bukan karena ada tiffany disini, sudah pasti dia akan mengamuk dan menceramahi staff itu habis-habisan. Sehebat apapun seorang penyanyi pasti perlu beberapa kali latihan untuk penampilan live, tapi apa lagi yang bisa dilakukan, toh taeyeon sudah ada dilokasi, tidak ada cara lain selain mengiyakan.
_____

I get lost in the words i say

Start believing my own lies

Like "everything will be okay"

........

Yeah, you young wild girl

You make a mess of me

You'll be the death for me

Taeyeon memejamkan matanya sepersekian detik mencoba mengejar nafasnya yang kian memburu. Takjub, sekaligus mencoba tetap profesional, dia tidak percaya tiffany bisa menari se-vulgar itu hanya dengan satu kali rehealsal. Sengaja atau tidak tapi kerlingan matanya membuat taeyeon kehilangan kesadaran sebentar, dia menari membiarkan lekuk tubuhnya mengikuti alunan beat andalan bruno mars, terus mendekatkan tubuhnya ke tubuh taeyeon mengejar tempo musik seiring dengan gerakan-gerakannya, tidak mempedulikan taeyeon susah payah berusaha tetap bernafas.

'ingin kuhabiskan suaramu di ranjangku tiffany'

Taeyeon tetaplah taeyeon dengan pikirannya yang kotor. Melihat tiffany seperti ini, sekalipun dia tahu ini hanya pura-pura, dia tetap ketar-ketir mengendalikan nafsunya yang brutal. Ah, bolehkan sekarang dia membawa pulang tiffany, tanpa mempedulikan status palsu mereka. Atau taeyeon hanya memohon satu lumatan bibir tiffany ke bibirnya, dia akan sangat bersyukur jika tiffany bersedia membuka mulutnya sekedar bertukar saliva, memuaskan buncahan aneh di hati taeyeon.

"aku ke kamar mandi dulu" ucap taeyeon sesaat setelah turun panggung.

Nafasnya masih memburu, taeyeon tidak yakin bisa bertahan melihat tiffany tanpa melakukan apa-apa mengingat apa yang tiffany lakukan di panampilan mereka tadi. Dia juga tidak bisa memperlihatkan kelemahannya didepan tiffany, karena tiffany-lah kelemahannya.

Degup jantungnnya mulai melamban dan berdetak seperti seharusnya setelah taeyeon membasuhkan air dari wastafel ke wajahnya.

Taeyeon menatap wajahnya sendiri dicermin berusaha menghilangkan pikiran-pikiran kotornya, mempertimbangkan dan memikirkan apa yang sebernarnya taeyeon rasakan untuk tiffany, apa hanya sekedar hormon dan nafsunya, atau inilah perasaan yang selama ini dia simpan agar tak terungkap.

'sialan, apa lagi ini'

Merutuk lagi, entah sudah berapa kali taeyeon mengeluarkan kutukan dan kata kasar dari mulutnya hari ini, dan sekarang hidungnya berdarah, sebegitu seksikah tiffany dimatanya sampai dia mimisan.

Taeyeon tidak akan sulit mencoba menahannya jika darahnya tidak terus keluar, beberapa kali dia mencoba menghirupnya kembali masuk kehidung, bukannya berkurang, malah semakin mengucur. Air yang mengalir di wastafel kini berubah warna seiring bercampur dengan darahnya.
_____

Taeyeon menutup hidungnya dengan jari telunjuk, mengamati pintu tolilet dibelakangnya memastikan sang penghuni tidak melihatnya dalam kondisi seperti ini.

Memalukan sekali saat tiffany tiba-tiba masuk membiarkan taeyeon yang kaget hingga harus berpura-pura mengupil demi meyumbat hidungnya yang berdarah.

Pintunya terbuka memperlihatkan tiffany masih dengan kostum kemejanya dengan dua kancing atas terbuka. Taeyeon dengan bodohnya masih disitu dengan posisi mengupilnya berusaha menghindari tiffany yang menatapnya dari pantulan kaca.

"lihat aku" ucap tiffany menarik tubuh taeyeon agar berbalik padanya

"kau pikir aku bodoh ya?" sambungnya

Kali ini tiffany menatapnya lekat memegang bahu taeyeon dengan tangannya membiarkan taeyeon terpaku saat dia melepaslan telunjuk taeyeon, mengelap darah yang mengalir dan menyumbat hidung taeyeon dengan tissue.

"kenapa kau seperti ini?" tanya tiffany sambil memegangi tissue di hidung taeyeon.

"ini pertama kalinya"

"kau kelelahan, istirahatlah" ucap tiffany membuang tissue berdarah dan mengantinya dengan yang baru sebelum menyerahkannya pada taeyeon kemudian keluar dari toilet.

"err, tiff"

"apalagi--" tiffany berbalik

"pulanglah ke apartemenku"

Tbc

Tinggalkanlah jejak kalian dengan vote dan komen, jangan malu malu komen hehe :)

If we are destined [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang