WE ARE #4

709 97 3
                                    

Between

'Pfttt, dia bilang tadi boo'

Taeyeon masih melancarkan modusnya dengan tetap berusaha menutup matanya dengan tenang, walaupun sebenarnya setengah mati dia menahan tawa melihat reaksi Tiffany yang berlebihan, mungkin?

Semakin tangisnya mereda peluknya malah semakin protektif mendekap tubuh Taeyeon yang dianggapnya mati ini. Pelakunya malah sedang keenakan dipeluk Tiffany.

Entah Tiffany itu terlalu polos atau bagaimana. Siapapun akan cepat menyadari yang terjadi sejak mencium bau alkohol memenuhi ruangan. Tapi dia dengan polosnya tertipu akal bulus makhluk cebol yang pura-pura tewas ini.

'Inilah saatnya'

Taeyeon masih membiarkan Tiffany memeluknya sebelum balik melingkarkan tangannya ke leher Tiffany, membuat gadis itu terpaku sebelum sadar dan berusaha melepaskan pelukannya. Dia malu.

"kumohon, sebentar saja tetap seperti ini" lirih Taeyeon.

Tiffany tidak melawan, tidak juga membalas pelukan Taeyeon. Dia hanya menikmati saat seperti ini, hanya dirinya dan Taeyeon sendirian. Setidaknya 5 menit berlalu dalam suasana yang mendadak hening, seakan suara televisi dan Zero yang ribut tidak cukup menginterupsi pelukan rindu mereka.

***

Mereka duduk saling terdiam ditempat yang lebih pantas diatas sofa, tidak mempedulikan  kekacauan didepan mereka. Canggung mengingat hal memalukan yang baru saja terjadi, saling ragu membuka pembicaraan.

"kau sudah tahu? Agensi mengkonfirmasi pernikahan kita--" kata Tiffany

"Hmm, aku tahu" Taeyeon menjawab pelan. Ya, dia tahu semuanya, dia tahu ini akan terjadi, dia tahu maksud dari pernikahannya dengan Tiffany.

"Kau?"

"Maaf, aku juga tidak tahu bagaimana mengatakannya padamu--" jawabnya bernada rendah ".. kalau aku mengatakan yang sebenarnya, kau mungkin tidak akan pernah memaafkanku"

Tiffany mengangguk

"Aku akan mencoba mengerti" agaknya Tiffany tahu seberapa rumit keadaanya saat ini.

"Tentunya kau juga tahu bagaimana hubungan ayahmu dan ayahku, tentang urusan saham ayahmu di agensi" Taeyeon mulai menjelaskan

"... dan hubunganku dengan Taeyang, soal kami yang berbeda ibu dan hubungan keluargaku dengan ibu Taeyang yang tidak baik" lanjut Taeyeon semakin masuk kedalam inti ceritanya. Tiffany hanya terus mengagguk menanggapi.

"Singkatnya kami menjadikanmu jaminan siapa yang akan mengambil alih agensi akhirnya, itulah alasanku terus diam dan mengikuti cerita"

".. maafkan aku, kau harus menjadi korban perseteruan di keluarga kami" kata Taeyeon menutup ceritanya.

Tiffany terdiam, bingung harus memberikan reaksi seperti apa, dia marah dengan kenyataannya bahwa dirinya dijadikan jaminan keluarga yang berseteru ini, tapi juga tidak menghindari kenyataan bahwa ayahnya ikut terlibat.

"Kim Taeyeon, tidakkah kau mencoba menyembunyikan ini dariku?" ucapnya menahan air yang akan segera keluar dari pelupuk matanya.

If we are destined [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang