🐯
Anak-anak Klub Bahasa dari Kyunggi High School mulai memasuki sebuah ruangan auditorium yang digunakan sebagai venue lomba. Aku cukup takjub melihat antusiasme yang terbentuk luar biasa.
"Whoa, daebak," gumamku dengan mengedarkan pandangan ke sekitar.
Jimin yang sedari tadi berjalan di depanku pun langsung menahan langkah kaki demi menungguku. Dengan santainya dia merangkul bahuku rapat. "Sudah berapa perlombaan yang kau lewatkan, Anna-ya?"
Kepalaku menggeleng. "Ini yang pertama untukku."
"Tunggu sampai kau mendengar sorakan penonton yang meneriakkan namaku," ucap Jimin dengan sebuah seringai yakin.
Aku tertawa mendengarnya. "Wah, baru kali ini aku mengenal laki-laki dengan tingkat percaya diri yang luber."
"Hei, aku berbicara fakta. Kita lihat kemampuanmu. Jessica Sunbae akan menilaimu agar kau bisa masuk dalam tim inti sekolah."
"Dan siapa Jessica Sunbae itu?"
Jimin menyisir rambutnya ke belakang, tak percaya pada pertanyaanku. "Astaga. Dia murid tingkat akhir, ketua Klub Bahasa sekolah kita. Anna-ya, kau benar-benar harus menaruh respect padanya."
"Ah, baiklah aku paham," ucapku meringis tak enak hati.
***
Perlombaan Spelling Bee Contest ini akan menjadi pertarungan sengit antara tim perwakilan sekolah. Juri akan menyebutkan satu kata yang akan dijawab peserta lomba dengan ejaan huruf demi huruf yang tepat. Kata-kata yang dilemparkan sebagai pertanyaan lomba adalah kata dalam bahasa Inggris. Dimana seluruh penduduk Korea Selatan paham, bahasa Inggris masih menjadi salah satu kesulitan bagi kami sendiri.
Sejak perlombaan dimulai, timku yang berjumlah 3 orang ini selalu memimpin jalannya lomba. Jimin selalu menjawab dengan tepat dan cepat sampai aku terpukau dan ikut berbangga. Chungha, teman satu timku lainnya berusaha mengimbangi.
Namun, tak satupun aku menjawab pertanyaan yang dilontarkan pada tim kami. Diriku terlampau ragu untuk menjawab soal-soal mengejutkan itu. Bodohnya, satu hal yang membuat Jimin selalu kesal adalah aku yang refleks menekan bel paling cepat tetapi juga berusaha melemparkan jawaban ke Jimin ataupun Chungha.
Tingg toong...
Aku menekan bel, lagi-lagi tanpa menjawab. Sekarang ini, Jimin terpaksa berpikir cepat dan menjawabnya. "S-U-R-V-E-I-L-L-A-N-C-E," ucap lelaki itu.
Sedetik setelahnya, papan skor tim sekolah Kyunggi berkedip. Terdengar sorakan dari penonton perlombaan.
.
"Park Jimin, saranghae!!!"
.
"Kkaepjang Jimin-ah!"
.
"Hoobae-ya, Noona mengandalkanmu!"
.
Jimin melempar senyum termanisnya ke arah sumber suara teriakan yang menjadi semangat untuk dirinya sendiri. Aku tak sadar menggeleng gemas melihatnya. Serius, ternyata penggemar lelaki itu memang sangat banyak.
"Yaa kau! Jangan memencet bel terlalu cepat. Aku butuh waktu untuk berpikir," omel Chungha.
Jimin terkekeh mendengarnya tapi ia segera menyemangatiku, "Anna-ya cobalah untuk menjawab. Tak masalah jika salah, aku yang akan merebut poin kita kembali."
"Hmm, baiklah," ucapku ragu.
Di babak selanjutnya, lagi-lagi aku yang sama sekali belum menjawab itu menekan bel terlalu cepat. Chungha memelototiku dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bliss For Violet (✔)
Fanfiction[PRIVATE] FOLLOW ME FIRST Lee Anna, gadis dengan beribu rahasia di dalam dirinya itu tercekat. "Anggap saja itu hanya sebuah kebetulan belaka." Kim Taehyung, lelaki normal yang menyimpan sisi lain luka di hatinya. Ia bertemu dengan seseorang yang me...