Part 18. First Aid.

2.2K 365 61
                                    

🐯

Taehyung terjatuh, seketika itu juga aku menahan tubuhnya dengan memeluk lelaki itu dari belakang. Bertumpu pada lututku yang lumayan nyeri untuk menjaga keseimbangan. "Taehyung-ssi? Kau baik-baik saja?"

Lelaki yang hanya mengenakan kaus tipis berwarna putih itu terbatuk kesakitan. Membuat aku meringis paham jika lelaki itu sedang menahan semua rasa remuk di sekujur tubuhnya. Aku menarik dirinya sedikit menjauh untuk memastikan keadaan lelaki itu. Mataku tiba-tiba saja berair saat mendapati bercak kemerahan dari darah telah menembus kaus putih yang Taehyung kenakan.

Tanpa pikir panjang aku memapahnya sekuat tenaga. Setelah berusaha keras akhirnya aku berhasil membawa Taehyung untuk pindah ke ranjangnya. Kini lelaki bertubuh tinggi itu sudah menelungkup di atas sana.

Di tengah kebimbanganku tanpa bisa berbuat apapun, aku mengucap lirih, "Tae--hyung-ssi, tunggu sebentar, aku akan memanggilkan---"

"Jangan, tetaplah di sini," lirih Taehyung. Lelaki itu memutar tubuhnya ke arah samping, membelakangiku. Lelaki itu mendengus kesal saat mendapati aku yang sudah keluar dari kamarnya. Tak mau lama-lama, aku pun datang dengan sekotak peralatan P3K milik keluarga Kim segera duduk di pinggir ranjang tempat Taehyung terbaring.

"Bisa duduk sebentar?" tanyaku hati-hati.

Lelaki itu memaksakan untuk bangun. Walaupun sulit, tapi ia berusaha menegakkan tubuhnya. "Kau mau apa?" lirih Taehyung.

Tatapannya mengekor pergerakanku yang pindah ke belakangnya. Aku tak ingin perasaan Taehyung terluka atas ucapanku, maka aku diam. Hingga saat ini pun aku masih memiliki memori yang kuat di kepala. Aku tahu benar bagaimana rasanya dihajar habis-habisan oleh orang lain yang tak bisa dilawan.

Yang aku tak habis pikir, penderitaan Taehyung berasal dari ayahnya sendiri. Sudah pasti rasa sakit akan terasa jauh lebih besar. Aku yakin sekali hati lelaki itu sedang tidak baik-baik saja.

Sayangnya, orang yang melakukan itu semua pada Taehyung adalah orang yang sama, yang memiliki andil besar dalam hidupku. Jika tidak diselamatkan beliau, sudah pasti aku tak lagi bernapas hingga detik ini.

"Kim Taehyung-ssi, dengarkan aku baik-baik. Aku tahu apa yang kau rasakan. Aku tidak mengasihanimu. Aku hanya sedang peduli pada temanku," ujarku.

Taehyung menggeram sangat tidak suka. Lelaki itu terlihat sudah berancang-ancang untuk memutar tubuhnya ke arahku.

.

Sreettt...

.

"Aargggghh," erang Taehyung saat aku paksa kembali ke posisi semula.

"Diamlah, jangan banyak bergerak," perintahku.

Tanganku sudah menuang alkohol ke bulatan kapas di tangannya. Satu tanganku mengangkat kaus tipis yang sudah bernoda darah milik Kim Taehyung. Sebagian punggung lelaki itu terbuka, aku merinding hebat saat mengamati punggung milik Taehyung setiap incinya.

Ada banyak bekas luka yang sama, bahkan beberapa masih terlihat baru. Luka-luka itu saling tindih satu sama lain, membentuk suatu corak abstrak. Kim Shin benar-benar menghabisinya. Hatiku benar-benar remuk saat menyentuhkan bola kapas itu ke sekujur luka milik Taehyung.

Tanpa sadar meloloskan cairan hangat yang telah membasahi pipiku. Buru-buru aku mengusap wajah dan berharap Taehyung tak menyadarinya.

"Taehyung-ssi, gantilah bajumu segera," saranku. Aku telah menyelesaikan tugasku lalu segera membereskan kotak P3K.

Tiba-tiba Taehyung membuka kausnya saat itu juga. Membiarkan tubuh bagian atasnya terbuka, sontak membuatku berjingkat terkejut.

.

Bliss For Violet (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang