˚➶. ˚εὔνοια: end

3.5K 568 43
                                    

Jaehyun, lelaki yang tinggal dua pintu disebelah tempat tinggal chan itu mengerutkan dahinya saat menemukan tetangga sebayanya itu tengah berlari dan meninggalkan sosok pirang didepan pintu.

Kak changbin,” jaehyun yang awalnya tidak ambil peduli dan berniat pergi itu berhenti sejenak saat melihat si pirang yang tadi ada didepan pintu itu tengah berlari ke ujung lorong kemudian membuat gerakan seakan-akan dia tengah memeluk seseorang. Lelaki itu mengurungkan niatnya dan memilih untuk mengawasi si pirang itu yang tengah bicara seorang diri.

“Apa dia gila ya?” gumam jaehyun sembari menggaruk belakang kepalanya sendiri, karna penasaran akhirnya dia mengikuti felix yang sudah memasuki lift dan masih terus bicara sendiri.

Jaehyun menaiki lift selanjutnya, mengikuti si pirang yang berjalan meninggalkan gedung apartement dengan linglung, dalam hati jaehyun menebak-nebak apakah si pirang itu memang mengalami gangguan atau apa? dia bicara seorang diri, hei bahkan dia berniat menyebrang jalan tanpa melihat ke kanan ke kiri dulu.

“HEII! AWASSS! CEPAT MINGGIR!”

Jaehyun berteriak dengan keras berharap si pirang itu mendengarnya, dan ya si pirang menghentikan langkah, berbalik menatapnya tanpa ada niatan untuk minggir, bahkan saat sedan yang melaju kencang itu menabrak tubuhnya. Jaehyun membulatkan mata, kejadian itu terasa sangat cepat baginya, kaki panjangnya lantas berlarian menghampiri si pirang yang sudah tergeletak sekarat di atas jalanan.

Orang-orang disekitar berdatangan dan mulai berkerumun. Jaehyun mengeluarkan ponselnya, menghubungi ambulance secepat yang dia bisa.

“FELIX!”

Jaehyun menoleh dan menemukan chan turun dari mobil yang dia parkir sembarangan di sisi jalan, berlari menghampirinya dengan ekspresi kaget bercampur cemasnya.

Seungmin menatap kosong gundukan tanah didepannya, dia ingin menangis tapi air matanya bahkan sudah mengering, bangchan ada disebelahnya, tidak melepaskan rangkulannya barang sejenak, keadaan seungmin masih lemah setelah dua malam lelaki itu terje...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seungmin menatap kosong gundukan tanah didepannya, dia ingin menangis tapi air matanya bahkan sudah mengering, bangchan ada disebelahnya, tidak melepaskan rangkulannya barang sejenak, keadaan seungmin masih lemah setelah dua malam lelaki itu terjebak didalam hutan tanpa sebab. Chan percaya kejadian ini ada hubungannya dengan changbin dan mimpinya tempo waktu.

Jeongin ada disana, lelaki kecil itu terus meneteskan air matanya sembari memeluk lengan hyunjin yang masih terpasang gips.

Dan orang tua felix beserta keluarganya yang lain sudah meninggalkan tempat itu, ibu felix sudah pingsan untuk yang ke tiga kalinya, terakhir kali saat melihat tubuh anaknya bersatu dengan tanah sehingga suaminya segera membawanya pulang, menyisakan empat orang itu disana.

“Felix,” seungmin menggumam, menggenggam erat gelang merah felix ditangannya. “lo jahat lix, tega banget ninggalin sahabat lo sendiri,” air mata seungmin kembali jatuh, lelaki itu kembali menangis membuat chan harus memeluknya.

“Sayang, udah jangan kayak gini, felix ngga bakalan seneng liatnya.” hiburnya, walaupun dia sendiri juga sedih dengan kepergian felix, tapi dia harus tetap kuat untuk seungmin. Lelaki itu kemudian membawa seungmin pergi dari sana, menyisakan hyunjin dan jeongin.

𝐓𝐨 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐠𝐥𝐢𝐱✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang