˚.༄ Ketilang

8.2K 1K 51
                                    

Felix mengumpat dalam hati, merutuki sifat pelupanya yang semakin hari semakin menjadi. Lelaki bertubuh kurus itu saat ini hanya bisa pasrah saat seorang polisi menghentikan laju motor scoopy-nya di lampu merah. Well, dia saat ini sedang dalam perjalanan pulang dari kampus.

"Stop!" Polisi bertubuh cukup kekar itu berkata dengan ketus sambil menggiring Felix agar sedikit menepi.

"SIM dan STNK?" Polisi itu mengulurkan telapak tangannya kearah Felix yang saat ini hanya bisa meringis pasrah. Lelaki kurus itu lantas mengeluarkan STNK dari jok motornya, dan permasalahannya sekarang dia lupa tidak membawa SIMnya.

"SIM?"

"Hehe, saya lupa membawanya pak." Polisi bermuka preman didepannya itu menaikkan sebelah alisnya, lantas memberikan tatapan datarnya kepada lelaki pelanggar lalu lintas didepannya itu.

"Jika begitu ikut saya, kamu ditilang! STNK saya sita!"

Felix membulatkan matanya, tidak terlalu terkejut jika dia memang akan ditilang. Biasanya jika seperti ini ada dua cara untuk menebus kembali STNK-nya. Pertama sidang dan kedua dengan jalur belakang alias memberikan uang pengganti. Felix tentu saja menolak cara pertama karna itu pasti akan memakan waktu yang lama, tapi jika memilih cara kedua, dia saat ini tidak memegang uang sepeserpun, uang jajannya sudah habis untuk makan-makan bersama Seungmin dan Jisung. Lalu jika dia menelfon Ibunya, sudah pasti bukannya membantu, Ibunya pasti malah akan memarahinya akan sifat pelupanya itu.

"Pak, please jangan tilang saya!" Felix terburu menarik lengan polisi yang hendak berbalik tersebut, wajahnya dia buat semelas mungkin saat polisi berwajah tampan itu memberikannya tatapan tajam.

"Apa yang kamu lakukan? Lepas!"

"Bapak.Seo.Tampan.Changbin—" Felix melirik name tag polisi tersebut dan kembali memasang wajah memelas yang kelewat imut. "please jangan tilang saya, tolong biarin saya lewat!"

Polisi bernama Changbin itu menepis tangan Felix yang bergelayutan di lengannya tersebut, dia melirik sekitar dan kesal saat beberapa orang tengah melemparkan pandangan kearah keduanya. Ditatapnya tajam lelaki berambut pirang didepannya tersebut.

"Tidak bisa! Kamu sudah melanggar jadi harus di tilang, dan untuk menebusnya harus melalui proses hukum."

"Tapi pak—" Felix masih belum menyerah dan kembali menahan lengan si bapak polisi.

"Apa lagi anak kecil?"

"Pak, saya itu udah punya SIM tapi tertinggal dirumah. Apakah tidak bisa ditoleransi?"

"Tidak!" Sambil mendengus, Changbin berusaha pergi dari sana masih dengan Felix yang bergelayut di lengannya.

"Pak please, saya janji lain kali akan membawa SIM saya."

"Terserah, yang terpenting saat ini kamu saya tilang!"

"Saya akan membayar pak, tapi sekarang uang saya sudah habis, kalo boleh saya akan pulang dan membawa uang! Pak Changbin please!"

"Sekali tidak maka tidak!" Changbin berkata dengan galak, tapi Felix tidak peduli. Saat Changbin menepis paksa tangannya, dia segera berlari dan berdiri didepan Changbin dengan kedua tangan terentang, menghadang polisi tampan tersebut. Jangan lupakan dengan helm bogo pulkadot yang masih bertengger manis dikepalanya serta wajah yang dibuat aegyo seimut mungkin.

Imut parah.

"Pak please jangan tilang saya, saya akan melakukan apapun untuk bapak Changbin asal jangan tilang saya! Saya takut dimarahin sama mama."

"Tidak!"

"Please pak, apapun akan saya lakukan." Changbin mendengus kasar, menatap lelaki manis didepannya dari atas kebawah sebelum terdiam sejenak, seperti memikirkan sesuatu sebelum mendengus.

Sebenarnya mood Changbin sedang buruk, itu karna tadi pagi neneknya datang dan terus memaksanya untuk mencari kekasih, ditambah tugas dadakannya yang harus melakukan pemeriksaan seperti ini, sungguh merusak hari selasanya yang sudah melelahkan.

"Apapun?" Felix mengangguk semangat sampai helmnya ikut bergoyang.

"Apapun asal jangan ditilang!"

"Oke."

Si lelaki manis bersorak heboh dengan senang sebelum kalimat Changbin menghancurkan semuanya.

"Saya mau kamu menjadi pacar saya!"

Satu detik,

Dua detik,

Tiga detik,

"WHAT?"

𝐓𝐨 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐠𝐥𝐢𝐱✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang