˚.༄ My Type

6.7K 928 70
                                    

Changbin menghentikan motor besarnya didepan sebuah gerbang sekolah menengah, melepas helm teropongnya dan menyapa lelaki lain yang berdiri didepan gerbang itu.

"Yo!"

"Wassup man?!" Minho, lelaki didepan gerbang itu menerima high five dari sahabatnya itu dengan senyum tipis.

"Kita pergi bersama?"

"Hm, tapi aku harus menunggu pacarku dulu, dia masih ada kelas tambahan."

Changbin mengangkat bahunya acuh, turun dari motor ninjanya dan lelaki dengan blazer warna biru tua yang tersampir dibahu itu mengikuti Minho duduk dikursi depan pos satpam. Keduanya memang sudah bersahabat sejak sekolah dasar dan satu sekolah sampai sekolah menengah pertama, namun ditahun menengah atas, keduanya berpisah dan memutuskan sekolah disekolah yang berbeda.

Namun meski begitu, hubungan persahabatan diantara mereka tidak pernah putus, tidak ada yang tersembunyi dari mereka berdua. Changbin kenal baik Minho dan sebaliknya, mereka selalu bertemu dan bermain bersama, bahkan sekarang Changbin rela datang kesekolah Minho demi mengajak lelaki itu bermain basket bersama.

"Apa kelasnya masih lama?"

"Sepuluh menit lagi."

"Oh, oke." Changbin mengangguk-ngangguk, lelaki itu kemudian membawa pandangan kedalam sekolah Minho yang terlihat sudah sepi, hanya ada segelintir murid yang berlalu lalang melewati mereka. Kemudian beberapa gadis dengan blazer kuning yang sama seperti milik Minho melewati mereka, salah satunya kemudian memekik tertahan saat melihat Changbin ada disana. Tentu saja, siapa yang tidak histeris jika menemukan lelaki tampan dari sekolah lain sedang ada disekolah kita?

"Jangan tebar pesona disini," Minho menyandarkan kepalanya kedinding, melipat kedua tangannya didepan dada sambil menatap malas hobae yang histeris setelah melihat Changbin barusan.

"Aku tahu," Sahut Changbin cuek. "hanya melihat -lihat saja, siapa tahu ada yang menarik." Changbin terkekeh saat Minho hanya mendengus.

"Dasar playboy!"

"Mungkin kau juga akan sama jika saja pacarmu itu tidak galak,"

"Jisungie tidak galak, hanya saja aku terlalu menyayanginya sampai-sampai aku tidak bisa berpaling hati." Changbin langsung memasang pose muntah mendengar kata-kata sok puitis milik Minho, dia berdecak kecil.

"Lalu bagaimana denganmu?"

"Apanya?"

"Kau..hubunganmu dengan anak dance itu,"

"Maksudmu Jihoon? Aku sudah memutuskannya minggu lalu, dia terlalu anarkis." Minho menoleh kesamping, menatap sahabatnya.

"Dan kau tahu? Tadi Jungwoo menyatakan cinta padaku."

"Jungwoo?" Dahi Minho terangkat sebelah. Jika tidak salah Changbin pernah menceritakannya, bahkan menunjukkan foto orang yang sedang mereka bicarakan ini.

"Anak vocal itu?" Changbin mengangguk.

"Lalu?"

"Aku tolak,"

"Kenapa?" Changbin mendongak, terlihat berfikir sejenak. "dia bukan tipeku. Tubuhnya terlalu pendek, terlebih itu, dia kelewat manja dan menyebalkan."

"Ck, lalu tipemu itu yang bagaimana?"

"Tentu saja lelaki manis yang-"

"JISUNGIE!" Ocehan Changbin tentang bagaimana tipenya itu terhenti sejenak saat Minho berteriak cukup keras, lelaki itu kemudian melambai pada seorang lelaki berambut kecoklatan yang akan mencapai gerbang. Oh, itu Jisung, pacar Minho jika kalian ingin tahu. Kedua lelaki berbeda seragam sekolah itupun berdiri dari duduknya, bersikap gentle dong.

"Minho hyung!" Jisung mengecup pipi Minho sekali, lalu menemukan sahabat pacarnya ternyata ada disini.

"Hei Changbin hyung, kau disini?"

"........"

"Bin?" Minho menoleh kesamping, menatap sahabatnya yang sedang bengong tanpa berkedip itu dengan dahi berkerut. Manusia ini kenapa sih?

Kalian ingin tahu kenapa?

"Halo semuanya.."

Yaampun, deep voicenya mengalihkan dunia seketika. Changbin terpaku, berdiri dengan tegang saat lelaki lain yang sedari tadi ternyata bersama Jisung itu membungkuk kecil memperkenalkan diri dengan senyum yang..aduh! Bahkan saking manisnya, mungkin para lebah lebih memilih mengerubungi lelaki ini daripada sari bunga. Senyumnya lebih manis dari pada gula.

Ya Tuhan! Changbin rasanya hendak melelah, perutnya melilit merasakan diabetes mendadak. Changbin menatapnya, dari bawah keatas, bawah keatas sampai berulang-ulang. Sudah tinggi semampai bak model, wajah manis bule, sedikit kurus dengan matanya lucu serta bibir plum, Perfect!

"Felix," Minho tersenyum pada sahabat pacarnya yang sudah dia kenal itu, ekor matanya melirik lelaki manis itu dan Changbin disampingnya bergantian. Otaknya yang cerdas cukup peka dengan kode yang Changbin keluarkan.

"Ini sahabat Jisung, kau pasti belum mengenalnya ya bin?"

Plak!

"Eh?" Baru setelah Minho menggaplak belakang kepalanya cukup keras, barulah Changbin tersadar. Dia tergagap kecil dan menatap Minho dengan tatapan murka. Sial!

"Halo, namaku Felix Lee. Kau bisa memanggilku Felix." Felix menjulurkan tangan kanannya, dan Changbin tidak akan menyia-nyiakan hal besar ini dengan balas menjabatnya cepat.

"Seo Changbin dan panggil saja aku Changbin, senang bertemu denganmu Felix." Bahkan tangannya sangat lembut selembut bayi, rasanya Changbin tidak akan mau melepaskan tangan keduanya! Tapi pada detik berikutnya, lelaki manis itu menarik tangannya yang lembut, membuat Changbin mengerang dalam hati.

"Aku juga." Balasnya, tersenyum dengan garis rona pink yang unyu dipipi gembulnya. Hal ini semakin membuat Changbin merasa gemas dan ingin menciumnya saja.

"Aku harus pergi, semoga kita bertemu lagi. selamat tinggal." Felix melambai, berlalu meninggalkan Changbin yang masih betah menatapnya bahkan sampai lelaki manis itu menyetop taxi dan menghilang terbawa kendaraan beroda empat tersebut.

"Astaga! Dia manis sekali, aku jadi ingin menciumnya."

Plak!

"Bodoh!"

"Ah! SHIT! Berhenti memukul kepalaku!" Changbin menggeram, mengusap belakang kepalanya yang mendapat hadiah pukulan lagi dari Minho. "kau tidak lihat aku sedang terpesona padanya?"

"Jangan main-main Changbin."

"Tapi dia itu TIPEKU! MY TYPE!" Minho mengangkat alisnya, mencari kebohongan dimata lelaki itu, namun sepertinya sahabatnya itu sedang serius.

"Felix, astaga!" Changbin mengacak rambutnya dengan senyum idiot, kemudian lelaki itu memegang kedua bahu Jisung dengan kuat, menatap pacar sahabatnya itu dengan tatapan memohon.

"Sung, kau kan sahabatnya, kau pasti punya IdLinenya. Tolong beritahu aku karna dia benar-benar tipeku dan dia harus jadi pacarku!"

𝐓𝐨 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐠𝐥𝐢𝐱✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang