↳˳⸙ Serendipity (5)

4.3K 700 38
                                    

Changbin memacu mobilnya dengan menggila, membiarkannya melaju cepat diatas aspal melewati range rover hitam disebelahnya sebelum melewati garis finish dengan mulus. Sorakan riuh terdengar heboh memenuhi arena untuk menyambutnya.

“Hah.”

Changbin menghela nafas berat, menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan diatas stir dengan mata terpejam, dia sedang stress.

Sore tadi, kedua orang tuanya mengatakan bahwa mereka akan bercerai, begitu saja dengan mudahnya tanpa meminta persetujuan dari changbin, kemudian pada malam harinya dia mendapati pacarnya berselingkuh. Changbin berniat mengajak pacarnya yang bernama Subin itu untuk makan malam, sekaligus membagi kesedihannya, tapi–

“Mcd yuk, mau cerita sesuatu nih.”

“Yah maaf ya bin tapi malam ini mau ikut mama arisan ke rumah tante,”

“Di cancel ngga bisa?”

“Ih ngga enak tau, besok aja yah.”

“Hn, okelah. Hati-hati dijalan.”

Pada akhirnya changbin memutuskan untuk pergi ke mcd seorang diri, dan disanalah dia menemukan Subin yang mengatakan akan mengantar mamanya arisan itu sedang berkencan dengan pacarnya yang lain, namanya Han Seungwoo, kapten futsal yang masih satu kampus dengannya. Changbin tidak tahu harus bereaksi apa melihatnya, lelaki itu akhirnya hanya mendekati Subin dan berkata,

“Jangan hubungin gue lagi, anggap diantara kita ngga pernah terjadi apa-apa. Langgeng ya!”

Changbin merasa menjadi orang yang paling bodoh saat itu. Sedih, sakit hati? Tentu iya, namun changbin tidak akan pernah menangis, tidak akan pernah, entah menangis untuk perpisahan orang tuanya atau menangisi subin yang sudah menghianatinya hari ini.

Cinta? Detik itu juga dia menganggapnya sebagai Bullshit!

Tok tok!

Seseorang mengetuk kaca mobilnya, memberikannya isyarat agar turun. Dengan enggan lelaki itu lantas turun dari mobilnya.

“Selamat karna lo berhasil ngalahin bito yang notabe anak lama.” Changbin menerima uluran lelaki berambut kecoklatan didepannya itu dengan dahi berkerut.

“Oh, nama gue chan dan gue anggota lama disini.”

“Changbin,”

“Akhir-akhir ini ada banyak anak baru yang jago-jago sampe ngalahin anak lama disini cuman satu kali balapan. Beberapa bulan lalu ziki, dan sekarang lo.”

Changbin hanya mengerutkan dahinya, jujur dia masih belum memahami maksud dari perkataan chan itu. Dia datang kesini karna diberitahu oleh temannya, sekaligus untuk melepaskan stress tepatnya.

“Mau gabung jadi anggota sini?” tawar chan, changbin berfikir sejenak, sepertinya tidak buruk, lagipula dia memang tertarik pada dunia balapan dan statusnya sebagai mahasiswa teknik mesin itu nampaknya mendukung.

“Boleh.”

“Oke, mulai sekarang lo gabung jadi geng gue,” chan menepuk bahunya sekali sebelum mengajaknya kearah teman-temannya.

“Guys, kenalin anggota kita yang baru namanya changbin. Kenalin bin, ini yang balapan sama lo tadi namanya bito, ini zuho, ini vernon, ini kino, ah itu ziki dan sepupu gue namanya felix,”

Changbin hanya menyapa seadanya kearah orang-orang yang chan kenalkan, matanya melirik kearah si pirang yang chan sebut sebagai sepupunya itu dengan datar, sementara felix memberikan tatapan kagum serta senyum lebarnya kearah changbin.

“Hai kak, nama aku felix, salam kenal.” Sapanya dengan semangat, namun changbin hanya mengangguk dan melengos mengabaikan felix yang langsung cemberut.

𝐓𝐨 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐠𝐥𝐢𝐱✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang