Part 7

2.3K 181 11
                                    


Malam ini deru angin mulai berhembus kencang, suara gemuruhpun mulai terdengar, Nayeon hanya takut hujan lebat, Jihyo sudah dijemput Yoongi sejak magrib tadi, toko sudah hampir tutup, taxi yang ia pesanpun belum tersedia. Jungkook bilang ia akan lembur jadi Nayeon tak mungkin meminta Jungkook untuk menjemputnya.

Nayeon mulai memakai jaketnya, walau tak tebal tapi lumayan untuk menepis dinginnya malam ini. Nayeon berkali kali memeluk Joo Hyung dan merestleting jaket Joo Hyung agar anaknya tak kedinginan, Nayeon menuntun Joo Hyung untuk mengajaknya menunggu taxi dipinggir jalan. Setengah jam menunggu, taxi yang lewat pasti berpenumpang.

Hujan datang dengan menyerbu, langsung lebat. Nayeon kalang kabut, bagaimana dengan Joo Hyung?. Berteduh dibawah pohonpun percuma mereka akan kehujanan, Nayeon langsung menggendong Joo Hyung berlari sambil memegangi kupluk jaket yang ada di kepala anaknya. Berusaha semaksimal mungkin agar anaknya tak terkena hujan, tapi apa daya mereka sudah basah kuyup.

Nayeon berlari ke halte sambil terus mendekap anaknya yang mulai gemetar, tak lama Nayeon menemukan taxi.

"pak bisa tolong matikan ACnya" ucapnya, supir taxi itu mengangguk. Nayeon menjepit rambut lepek nya asal, setelah itu sedikit membuka jaket Joo Hyunh yang tertidur. Badannya hangat, cuacapun lagi kurang mendukung akhir akhir ini.

Sesampainya dirumah Nayeon langsung menggantikan baju Joo Hyung, bi Tuti pun datang dengan membawa wadah berisi air hangat untuk Joo Hyung. Setelah merawat Joo Hyung yang terserang demam Nayeon pun akhirnya mandi dengan bajunya yang tadi lepek sedangkan sekarang sudah kering kembali.

"duhh sembuh ya nak"risaunya, Nayeon masih setia duduk disamping Joo Hyung. Tangannya sudah berulang kali menyentuh kening Joo Hyung berplaster penurun panas, namun panasnya tak kunjung turun, malah semakin panas. Joo Hyung itu sama sama Jungkook sama sama gak bisa kena hujan, biasanya sih mentok mentok kena Flu, tapi sepertinya Joo Hyung kedapatan jadwal sakitnya.

"assalamuallaikum"Jungkook membuka pintu kamarnya, kini kedapatan Nayeon yang lagi cuek cueknya sama dia yang baru saja pulang lembur. Jungkook masuk ke dalam kamar mandi untuk sekedar membersihkan diri.

"Nay buatin aku teh"ucapnya, Nayeon menoleh memberi aba aba agar Jungkook tidak berisik.

"Nayeon aku mau sekarang!"cecar Jungkook.

"Jungkookkk bisa gak sih ngertiin dikit, anaknya tuh lagi sakit.. minta sama Tuti kek, bisanya ngeribetin doang" semprot Nayeon yang udah bener bener empet, lima, enem sama Jungkook.

"tapi aku cuma minta dibuatkan teh dan aku maunya kamu yang buat, itu aja gak lebih.. Joo Hyung nya juga udah tidur jadi ngapain masih stay disitu" Nayeon menatap Jungkook tajam. Dia buka wanita lemah kaya di cerita lain, dia sangat berani mempertahankan haknya.

"Joo Hyung nya emang udah tidur tapi panasnya makin tinggi, kamu tau gak khawatirnya aku itu kayak gimana? aku capek Jungkook, kamu gak tau kan? jadi bisakan sekali aja liat sikon? aku lagi malas berdebat" ujar Nayeon sinis.

"Joo Hyung lagi Joo Hyung lagi, kamu selalu menomor duakan aku dari anak itu Nay, aku kangen kamu yang dulu yang selalu perhatian sama aku, kita sama sama capek pulang kerja tapi aku cuma minta sedikit perhatian kamu Nay"

"oh ya? apa kabar sama kamu yang juga selalu menomor duakan aku dengan setumpuk kegiatan kantor kamu? bahkan kamu hampir gak ada waktu buat kita, aku begini juga wajar karna Joo Hyung anak aku.. aku khawatir atas dia yang lagi sakit, jadi bisa gak sih ngertiin sedikitttt aja" Nayeon yang gerampun mulai menggendong Joo Hyung untuk pindah ke kamar anaknya dan meninggalkan Jungkook sendirian. Pertengkaran sengit kayak gitu sih udah jadi makanan sehari harinya Jungkook sama Nayeon, jadi jangan heran.


_Jungkook Pov_

Pagi ini aku kembali tidur sendirian, Nayeon tengah marah sama aku yang semalam kembali membuat ulah, aku lagi capek capeknya jadi wajar kalo emosiku tengah gak bisa dikontrol.Sebenarnya ini salah siapa? apa aku duluan yang harus meminta maaf? tapi kenapa harus selalu aku? nanti Nayeon pasti jadi si kepala besar.

Rabu pagi ini aku putuskan untuk tidak kembali ke rutinitasku. Sepertinya memang harus aku yang meminta maaf, kalo nunggu Nayeon yang minta maaf sampe Lebaran monyet juga aku gak akan mendengar kalimat maafnya.

Aku menuruni tangga, ku lihat Nayeon lagi memangku Joo Hyung di kursi meja makan sepertinya hari ini ia tak ke toko, dia terlihat tengah memegangi botol susu yang ada di mulut Joo Hyung. Setelah melihatku yang duduk berhadapan dengan mereka, Nayeon langsung bangkit sambil menggendong Joo Hyung serta membawa mangkok yang sepertinya berisi bubur.

Nayeon menuju kolam ikan ntah ngapain ia disana mungkin membujuk Joo Hyung makan. Aku beranjak dari kursi, memutuskan kembali keatas untuk siap siap berangkat ke kantor.

Setelah rapih dengan kemeja kerjaku aku kini melihat Nayeon yang lagi duduk di sofa dengan Joo Hyung di pangkuannya. Sedetik kemudian muncul rasa iba dalam diriku, Nayeon terlihat tak sesegar biasanya kini ia agak lusuh.

Mungkin kelelahan merawat Joo Hyung, Nayeon memang tak ada capeknya kalau masalah Joo Hyung dia memang pasti akan menomor duakan aku bila ada Joo Hyung, dia benar benar sudah menganggap Joo Hyung adalah anaknya, tapi sayangnya aku belum bisa menerima anak itu seutuhnya.

Aku menghampirinya perlahan, Nayeon terlihat tengah memejamkan matanya menyandarkan kepalanya di sandaran sofa sambil mengelus rambut Joo Hyung.

"jaga kesehatan, jangan sampe jatuh sakit kaya Joo Hyung.. Ayah minta maaf ya semalem udah egois" aku masih berdiri membungkuk dihadapannya sambil mengelus elus pipi mulusnya. Nayeon membuka mata, kita saling menatap ntah kenapa mata Nayeon malah berbinar seperti ingin menangis, dia kan gak bisa banget menahan air matanya.

"maafin Ibu juga ya yah"Nayeon masih menggenggam tanganku, aku mengangguk mendengar penuturannya.

"kalo emang capek gak ada salahnya minta bantuin mbak Tuti buat jagain Joo Hyung, kalo emang panasnya makin tinggi bawa ke dokter aja nanti Ibu kabarin Ayah ya" aku berbicara dengan Nayeon sambil menyentuh kening Joo Hyung yang tertidur, Nayeon terlihat mengangguk.

"Ayah berangkat ya"sedikit kecupan di kening Nayeon agar ia lebih bersemangat, tak lupa juga Joo Hyung yang tengah tertidur. Baru kali ini aku merasa iba terhadap Joo Hyunh, apa karna semangatnya Nayeon kini ada dalam diri Joo Hyung?.

End_








To Be Continued...

Intersection (Jjk - Iny) End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang