***
Siang ini aku memenuhi janjiku kepada Jinyoung, pergi kerumah sakit yg ia kelola kebetulan juga ini tempat dimana Joo Hyung dirawat, ah sudahlah buat apa memifikirkan anak itu.
Aku masuk secara perlahan keruangan Jinyoung dengan senyum penuh ia menyambut kedatanganku. Tak lama setelah itu dia mulai memeriksaku, sedikit berbincang bincang mengenai apapun karna memang sudah lama tak bertemu.
"Selamat ya Nay 7 minggu, akhirnya kamu bisa hamil lagi, benar dugaan ku yg penting itu kamu sama Jungkook gak putus asa untuk memberikan Joo Hyung adik" jelasnya, aku menatapnya tak percaya. Kenapa semuanya harus datang disaat yg tidak tepat. Aku bingung ini sebenarnya kabar apa? Aku harus bahagia atau gimana? Aku menatap Jinyoung tajam.
"Tolong jangan cerita masalah ini kesiapapun ya Young" ancamku, setelah itu berlalu begitu saja meninggalkan Jinyoung yg pasti masih bertanya tanya atas apa yg aku katakan barusan.
Aku masih berjalan dengan pandangan lurus kedepan di area koridor rumah sakit lantai satu, tiba tiba aku merasa ada yg menarik tanganku lembut, aku menoleh.
Joo Hyung. Ia menatapku sendu sambil menggenggam tanganku dengan kedua tangannya. Kulihat.ia menggunakan kursi roda dan kakinya diperban, ada apa dengan anak ini?
"Ibu kemana aja?" Lirihnya menggenggam pergelangan tanganku dengan erat, ia menggunakan kursi roda ntah karna apa yg jelas ada seseorang yg mendorongnya, kalian pasti tau itu siapa, aku malas menyebutkan nama itu.
"Joo kangen ibu" sedetik kemudian dia memeluk daerah pinggulku, aku masih terdiam. Apa yg harus aku lakukan dengan anak ini? Membencinya atau malah memeluknya balik, aku masih menahan bendungan air mata ini, air mata kerinduan seorang ibu tehadap anaknya.
"Ibu kemana aja sih? Kata ayah ibu dirumah, tapi kok ibu gak jengukin Joo? Joo Hyung kan kangen sama ibu" Joo Hyung masih menongakan kepalanya menatap wajahku, aku mengalihkan mataku ke arah lain, tak kuat rasanya menatap balik anak ini dan jelas tidak sudi menatap wajah ayahnya yg aku yakin pasti ia tengah menonton drama ini.
"Aku bukan ibumu" sedetik kemudian aku melepaskan pelukannya lalu berjalan dengan langkah seribu.
Kudengar Joo Hyung berkali kali memanggilku sambil menangis bukan hanya Joo Hyung tapi ayahnya pun ikut memanggil namaku. Sesampainya didalam mobil aku berusaha menetralisir semuanya, menghapus air mata dan sedikit menguatkan hatiku.
Sesungguhnya berat rasanya mengatakan hal itu pada anak yg sudah hampir 4 tahun aku rawat sepenuh hati, aku tak sanggup menatap wajah sendunya yg tak lagi dihiasi dengan senyuman mautnya, senyuman yg kadang buat aku bangkit. Tapi, aku rasa kini aku sudah benar benar melukai hatinya, kudengar tadi tangisannya pecah sambil berteriak ibu.
Ibu minta maaf ya Joo, ayahmu yg membuat ibu seperti ini..
End_***
Didalam ruang serba putih ini terdengar Jungkook yg sedikit terisak, menangisi semua yg telah terjadi, menyesali apapun yg telah ia perbuat. Ia masih menggenggam tangan anaknya yg sekarang kembali koma setelah 2 hari yg lalu sadar, ia menyesali semuanya bahwa sekarang bukan hanya Nayeon yg ia sakiti tapi Joo Hyung selaku anaknya yg menjadi korban.
Seharian kemarin Joo Hyung menangisi kepergian ibunya, menanyakan apa maksud perkataan ibunya dan mendesak meminta bertemu dengan ibunya. Sore harinya badannya panas tinggi serta kejang kejang, setelah itu Joo Hyung pun mulai tak sadarkan diri.
"Aku mohon, kamu boleh hukum aku seberat apapun tapi tolong jangan ke Joo Hyung, dia gak tau apa apa disini dia hanya korban" Jungkook mengirimkan gambar Joo Hyung yg tengah koma ke Nayeon dan Nayeon hanya membacanya, memang begitu kelakuannya.
"Aku begini karna kamu! Jauh jauh dari hidupku. Aku cuma mau Joo Hyung, besok aku kerumah sakit tapi aku harap kamu gak ada disitu" setelah seharian penuh berfikir akhirnya Nayeon menjawab pesan dari Jungkook juga.
To Be Continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
Intersection (Jjk - Iny) End ✔
أدب الهواة"Menyesal! itulah yang aku rasakan. Maafkan aku yang telah menyakiti hatimu. Maaf, Maaf dan Maaf" - Jjk "Aku tak menyangka kamu tega melakukan itu padaku. Ingin rasanya membencimu, namun rasa cinta ini lebih besar daripada rasa benci ini kepadamu."...