***"ibu mau kemana?"aku menoleh mendengar suara anak kecil dari belakangku, ku kira Joo Hyung sudah bisa bicara. Tak taunya itu hanya Yoo Ji anaknya Jihyo yang hobi keluar masuk rumahku.
"loh Yoo Ji. Pulang sekolah ya? ibu mau pergi, mau ikut" tanyaku sambil menyamai tinggi badannya dan sedikit mengecupnya karna kangen.
"ibu ini adek bayi siapa?" tanyanya sambil menunjuk ke Joo Hyung.
"ini dede bayinya ibu, namanya Joo Hyung.. ganteng yah, hmm ayo Ji sekarang masuk mobil" sambil menggendong Joo Hyung akupun membukakan pintu untuk Yoo Ji. Dengan dikendarai olehpak anto kita pun meluncur ke salah satu mall di bilangan jakarta.
Author
Sepertinya matahari mulai tenggelam, langitpun sudah nampak berwarna gelap tanpa bintang. Kali ini Nayeon meluncur ke arah rumah Jihyo, sekedar membawa Yoo Ji pulang. Yoo Ji nampak terlelap tidur di pangkuan Nayeon begitupun juga dengan Joo Hyung yang ada di box samping Nayeon.
Nayeon juga sudah merasa lelah dengan aktifitasnya hari ini. Berkeliling mall seharian sambil membawa Joo Hyung dan Yoo Ji memang cukup melelahkan.
"bangun Ji.. sudah sampai"
"ibu kok kita kerumah Yoo Ji?" tanyanya dengan menunjukan muka bantalnya.
"ibu udah gak sayang lagi ya sama Yoo Ji?" terlukis sudah binar binar kristal dari mata Min Yoo Ji. Nayeon dengan lembut memeluknya.
"ibu sayang kok sama Yoo Ji, tapi kamu harus pulang Ji, bunda pasti nyariin"
"nih boneka yang tadi ibu beliin, bando sama bajunya dipake juga yah. tapi ibu gak nganterin Yoo Ji masuk ya" ujar Nayeon sambil memakaikan Yoo Ji bando dan memberikannya boneka elsa.
"kenapa ibu gak masuk? ibu lagi marahan ya sama bunda Yoo Ji?"
"hmm.. enggak kok, yaudah deh yuk ibu anterin masuk" Nayeon langsung menggendong Yoo Ji keluar dari mobil dan sedikit berpesan kepada pak anto untuk menjaga Joo Hyung yang berada di kursi tengah.
"maaf membawa anakmu sampai selarut ini, tadi dia yang datang kerumahku.. maaf juga belum bisa ke JooJi.. permisi" setelah pintu di buka oleh Jihyo yang tengah menggendong bayi laki lakinya yang bernama Min Yoo Sung.
Nayeon langsung berlalu tanpa mau repot repot memandang wajah Jihyo. Jihyo hanya bisa memandang kepergian Nayeon dengan iba, ada rasa bersalah dalam hatinya yang membuat hubungan persahabatannya kini menjadi renggang. Ingin sekali rasanya Jihyo meminta maaf atas kesalahannya tempo hari tapi ia tak bisa melakukannya sekarang.
***
“mana Jiyong?” cecar pria ini pada wanita yang kini berada tepat dihadapannya.
“kamu telat”
“apa maksudmu? Aku Tanya dimana Jiyong?” ujarnya tegas, wanita ini malah memandang remeh wajah murkanya.
“dia sudah ku buang, kau sudah tak peduli bukan? Aku buang dia kepanti asuhan, itu tempat yang selayaknya”
“dasar wanita gila!!” pekiknya pedas.
“kau yang lebih gila! Laki – laki tak bertanggung jawab..” perempuan ini bernama Yerin, dia teramat sangat tak terima dengan penuturan Pria dihadapannya.
“aku melakukan itu karna istriku mulai curiga bodoh!”
“siapa suruh selingkuh! Itu deritamu Jeon”
“erghh.. whateverrr” geram pria itu yang langsung keluar dari pintu kamar apartemen perempuan tersebut. Fikirannya kacau sekarang, bagaimanapun juga Jiyong adalah anaknya.
Jungkook pov.
Aku pulang teramat sangat larut, ini lebih larut dari larut larutku yang bisanyanya. Pekerjaan kantor semakin menumpuk, padahal tadi siang hanya bertemu dengan Yerin sebentar. Pertengkaran dengan Nayeon dan Yerin membuat semua pekerjaanku berantakan.
Sesampainya dihalaman rumahku lihat lampu kamarku masih terang benerang, lain dari ruangan lain yang.terlihat sudah gelap. Mungkin Nayeon belum tidur, mau bilang apa sama dia sampai sampai aku pulang selarut ini. Ini tepat pukul 1 malam. Ini benar benar diluar batas jam kerja.
"sibuk kerja ya?" aku melihat Nayeon lagi melipat lipatkan pakaian Joo Hyung yang mungkin baru saja ia beli. Aku menghiraukan kalimatnya barusan, berusaha menutup kuping rapat rapat walaupun sesungguhnya aku gak tuli.
Nayeon keluar, ntah kemana..Aku memutuskan untuk tidur tanpa menghiraukan dia dan meminta maaf kepadanya.
Pukul 04.28
Aku terbangun dari tidurku, kepalaku terasa benar benar pusing karna memang baru tidur beberapa jam yang lalu, setelah itu melihat keadaan sekitar yang memang hanya tinggal aku yang berada dikasur, Nayeon dan Joo Hyung ntah kemana.
Aku melihat ada cangkir diatas meja, berisikan teh yang sudah tak hangat lagi.
Aku membuka pintu bercat biru secara perlahan, kamar itu tapat disamping kamarku dengan Nayeon.Kini terlihat Nayeon yang masih terlelap dengan Joo Hyung disampingnya. Aku masuk dan ikut tidur di samping kanan Joo Hyung, walaupun kasurnya lebih kecil tapi ini pas dengan porsi badan kami bertiga :D
End-_Beberapa harinya_
Nayeon pov
Pagi ini aku sudah stay ditoko, buru buru memasuki ruanganku dengan Jihyo. Aku penat dirumah, Joo Hyung yang tertidur pun masih terlelap di dekapanku.
"Hyo aku bosen deh, aku jaga kasir ya.. biar si Momo aku suruh ke dapur aja" pintaku, Jihyo terlihat sedikit mengangguk.
"oh yaudah, Joo Hyung biar sama aku aja" ucap Jihyo dengan pandangan yang masih terfokus pada laptopnya.
"aku taro di keretanya ya, kalo nangis kasih saja susu yang ada di bagian sampingnya" Jihyo terlihat mengangguk, aku dengan cepat langsung keluar dari ruangan tersebut. Jihyo memang sempat meminta maaf beberapa waktu lalu jadi masalah kami pun selesai.
Sampai siang ini konsumen yang datang belum juga menyusut, masih ramai ramainya, akupun turut senang karna usaha yang aku dan Jihyo buat kini berjalan lancar.
"totalnya Rp.112.000.00,-.. terim.."
"loh.. mbak.." tegasnya, aku masih memutar mutar otakku, sepertinya aku kenal dengan orang ini.
"astaga.. ibunya Joo Hyung ya? mari mari kita duduk dulu disana" ajakku ramah sambil memandang wajah cantiknya.
"tapi, saya buru buru mbak" risaunya.
"oh okey kalau begitu kapan kapan datang lagi kesini ya, bisa tolong tulis nomor telfonmu disini" pintaku yang menyerahkan selembar struk dan pulpen.
"sebentar.." aku buru buru mengambil beberapa macam roti dari etalase etalase dihadapanku dan memasukannya pada kantung belanjaan ibunya Joo Hyung sebagai bonus.
"terima kasih banyak ya mbak, lain kali saya datang lagi kesini" ucapnya, lalu berlalu menghilangdi balik pintu kaca toko.
Aku masih mengamati struk yang berisikan nomor telfonnya. "Jung Yerin"nama yang bagus, cocok dengan wajah cantiknya. Memang tak akan terbayang bahwa ia ibunya Joo Hyung, pantas Joo Hyung ganteng ibunya saja secantik itu, pasti laki laki selingkuhannya pun juga ganteng, aku yakin.
To Be Continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Intersection (Jjk - Iny) End ✔
Fanfic"Menyesal! itulah yang aku rasakan. Maafkan aku yang telah menyakiti hatimu. Maaf, Maaf dan Maaf" - Jjk "Aku tak menyangka kamu tega melakukan itu padaku. Ingin rasanya membencimu, namun rasa cinta ini lebih besar daripada rasa benci ini kepadamu."...