_Nayeon pov_
Malam ini sepulang dari JooJi aku meminta Jungkook untuk menemaniku kerumah orang tuanya. Sekedar say hello dan memberi beberapa kue buatanku dari JooJi. Lama sudah aku tak mengunjugi mertuaku, begitu juga orang tuaku. Anak macam apa aku ini.
"ayah ini apa?"tanya Joo Hyung dibarisan belakang, Jungkook menoleh lalu terlihat gugup.
"itu hanya barang belanjaan teman ayah yang tertinggal" jawabnya.
"tapi ada ininya yah" aku menoleh melihat Joo Hyung yang tengah mengudek udek isi plastik dankini menunjukan dus mobil remote dan beberapa robot.
"ya itu untuk anaknya" ucap Jungkook hanya dengan melihat pada kaca kecil diantara mereka.
"siapa memangnya Kook?" tanyaku,
"Seok Jin" katanya, aku berfikir sejenak.
"loh bukannya Seok Jin belum punya anak ya?" tanyaku sedikit menyelidik, Jungkook langsung menatapku gelagapan, ada apa dengan suamiku?
"ahh iya.. hm mungkin untuk keponakannya" tukas Jungkook, aku hanya menjawabnya dengan anggukan datar setelah itu kembali membuang pandangan ke jalan.
Sesampainya di beranda rumah Jungkook kini pintu dibukakan dengan pembantu yang bekerja disana, disapanya Jungkook dengan ramah, sedangkan kepadaku mereka hanya tersenyum seikhlasnya.
"tuhkan ibu aku pasti udah tidur, kamu sih ngajakinnya jam segini" bisik Jungkook kepadaku sambil berjalan beriringan, aku masih menuntun Joo Hyung yang ada di samping kananku.
"ih masih mending aku punya inisiatif untuk mampir, kita cek dulu ke kamar" ujarku, Jungkook pun dengan cepat menarik tanganku dan berbelok menuju kamar ibunya, Joo Hyung hanya diam menikmati genggaman tanganku.
Dibukanya pedal pintu berwarna silver ini, kami sama sama menyelidik masuk, hanya sekedar memastikan ibu mertuaku sudah tidur atau belum.
Tak lama setelah itu terdengar suara batuk, Jungkook dengan cepat menyalakan lampu yang semula sengaja dimatikan, karna yang aku tau ibu gak suka ada cahaya saat tidur. Tanpa kita sadari ternyata dikasur terdapat wanita paruh baya yang tengah terkapar diatas ranjangnya.
"Jungkook, Nayeon"ibu terlihat sedikit kaget saat mengalihkan pandangan kearah pintu. Jungkook lebih dulu menghampiri ibunya, dia terlihat berbinar sepertinya sedikit membendung air matanya.
"ibu sakit apa? kenapa gak bilang ke Jungkook?" Jungkook berdiri dengan lututnya diambang ranjang ibunya, di pojok terlihat tabung besar berwarnya biru, agaknya itu seperti tabung oksigen.
"ibu gapapa, ini faktor umur" jawabnya tenang, aku ikut ikutan menghampirinya sambil mengecup punggung tangan serta pipi ibu mertuaku.
"hai menantu ibu.. makin cantik ya kamu, tapi kenapa semakin kurus? apa Jungkook tak memenuhi nutrisimu? hm jagoan ini apa kabar" ibu sedikit memuji sekaligus bercanda, ini yang aku suka dari ibu mertuaku, teramat sangat baik, bahkan lebih lembut dari mamaku. Aku hanya menanggapi gurauan ibu mertuaku sambil tertawa renyah.
"sudah jam berapa ini? yuk kita makan malam di meja makan. sudah lama kita tak kumpul" ajaknya, yang ibu punya itu hanya Jungkook, suaminya telah meninggalkannya berpuluh puluh tahun lalu, akupun tak sempat mengenalnya. Sekarang yang ibu punya bukan hanya Jungkook, tapi aku dan juga Joo Hyung. Makanya aku sedih disaat aku tak kunjung memberikan Jungkook keturunan, sesungguhnya banyak cuculah yang ibu harapkan.
"biar Nayeon yang ambilin makan malam ibu"
"sudahlah nak kita makan disana aja bareng bareng" cegah ibu, akhirnya aku dan Jungkook pun memapahnya menuju ruang makan.
Suasana makan malam kali ini begitu diisi dengan bersendah gurau, ibu berkali kali menyuruh kita untuk bermalam disini, tapi aku berharap Jungkook tak mengiyakan permintaan ibunya, karna besok ditoko akan mengadakan bagi bagi kue untuk orang orang di pinggir jalan, makanya besok aku harus berangkat subuh sekiranya.
Sayangnya Jungkook mengiyakan permintaan ibunya, bukannya aku tak mau aku hanya sedang sibuk sibuknya.
"kenapa cemberut aja, gak suka nginep dirumah ibuku?" semprot Jungkook yang melihat muka muramku saat memasuki kamarnya dulu.
"bukan begitu, kamu ini udah tau aku besok berangkat subuh, segala pake nginep" omelku, Jungkook malah menatapku tajam.
"bilang aja gak mau nginep sini, dasar egois" katanya pait, aku tercengang, bukan begitu maksudku.. ah orang ini sering kali tak mengerti posisi istrinya.
"hei.. Jeon aku bilangaku lagi repot ditoko bukannya ngak mau bermalam disini" ujarku sedikit kencang agar kupingnya terbuka lebar.
"terserahlah, aku mau tidur sama ibu aja" ngambeknya dan langsung hilang dibalik pintu.
Antara kesal dan ingin tertawa itu susah untuk disatukan, keselnya sama ulah si Jungkook yang gak jelas itu dan kalo yang bikin ingin tertawa logat bicaranya saat bilang ingin tidur sama ibunya. rasanya ingin tertawa terbahak bahak, apa ia tak ingat umur? apa perlu ku ingatkan bahwa umurnya kini sudah 32 tahun, apa pantas masih tidur dengan ibunya? yang ada pasti malah di ledekin sama ibunya.
Tak berselang lama pintu kini kembali terbuka.
Aku yang tengah menonton televisi hanya menoleh sekilas kearahnya."bobok ganteng sama ibunya gak jadi?" ledekku tanpa dengan tetap terpaku pada layar televisinya, sesungguhnya ingin sekali menertawakan sifat IYUH suamiku.
"ibu udah gak enak dipeluk, aku sudah terbiasa memelukmu" dengan cepat ia langsung memepet kearahku diatas kasur, aku hanya diam tanpa menanggapi pelukannya.
"diam anak mami sinetronnya lagi seru, lagian ini malam apa? bukan jatahmu untuk menikmatiku" dengan cepat aku melepaskan pelukannya, dia terlihat cemberut, aku yang melihat buru buru mengecupnya.
"nite.. besok aku berangkat subuh jangan nyariin kalo memang aku udah gak ada disampingmu" setelah itu aku mematikan tivi dan tertidur, dia masih asik memelukku, kali ini aku yang berada diposisi tengah.
End_To Be Continued...
Bosen gak sih sama ceritanya??
Kayaknya pada bosen deh...
Yaahhh pada bosen sama ceritanya.. maaf yaa kalo pada bosen..
KAMU SEDANG MEMBACA
Intersection (Jjk - Iny) End ✔
Fanfic"Menyesal! itulah yang aku rasakan. Maafkan aku yang telah menyakiti hatimu. Maaf, Maaf dan Maaf" - Jjk "Aku tak menyangka kamu tega melakukan itu padaku. Ingin rasanya membencimu, namun rasa cinta ini lebih besar daripada rasa benci ini kepadamu."...