---Pagi ini Jungkook menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah Yerin, sudah lama ia tak menginjakan kaki kesini, fikirnya Yerin sudah pindah. Sepertinya dugaannya benar, kali ini pintu sedikit terbuka makanya dengan lenggang Jungkook sedikit memastikan.
"hai Jiyong" sapa Jungkook di pagi ini, Jungkook menyelonong masuk kedalam rumah Yerin yg tak dikunci. Yerin muncul dari arah dapur sedikit tersendak melihat Jungkook yg sudah berada didalam apartement nya.
"datang darimana kau?" Jungkook menghiraukan pertanyaan Yerin, dia masih sibuk bermain dengan Jiyong.
"Jiyong main apa?"tanya Jungkook, Jiyong menatapnya sejenak.
"aku TaeJoon om"setelah itu kembali fokus dengan apa yg sedang ia mainkan.
"ayah punya mainan baru buat Jiyong" Jungkook mengiming imingkan sesuatu.
"Jungkook plis jangan ajarkan dia memanggilmu ayah, kalau saja Taehyung tau dia akan marah besar"pekik Yerin.
"dia anakku" jawab Jungkook flat. Jungkook tak bermaksud apa apa kok selama mengunjungi rumah Yerin, dia hanya ingin bermain dengan anaknya, dia juga ingat dirumah istri sahnya telah menunggu, jadi dia fikir ini wajar sebagai naluri ayah ke anaknya.
Yerin sedikit geram karna harus kembali melihat wujud Jungkook, setelah dulu ia meninggalkannya begitu saja. Yerin masih bersikap biasa, bahkan terbilang dingin. Jungkook nya sendiri juga tak mau ambil pusing dalam hal ini karna menurutnya tujuan awalnya datang kesini hanya ingin memastikan bahwa anaknya baik baik saja.
"Apa dia sudah sekolah?" Tanya Jungkook sambil masih fokus memperhatikan Jiyong.
"Belum" jawab Yerin flat.
"Oh sama seperti anakku berarti, sepertinya mereka sepantaran"
"Apa istrimu akhirnya hamil?" Tanya balik Yerin.
"Tidak, kami mengadobsinya"
"Kalau begitu aku pamit, ini uang untuk Jiyong" Jungkook memberikan amplop berisi uang dan berbagai mainan, setelah itu berlalu begitu saja. Yerin sempat mengelak ia belum sempat menjelaskan bahwa TaeJoon bukanlah Jiyong yg Jungkook maksud, tapi Jungkook nya sendiri sudah terlanjur pergi dengan cepat.
Angin malam ini benar benar berkecamuk, dedaunan bertebaran kesana kemari, benar benar mewakili badai yg kini ada diantara Nayeon dan Jungkook. Seperti biasa, awalnya mereka berbicara santai tapi salah satu tak ada yang bisa mengendalikan emosi, jadi jangan heran jika mereka tiba tiba jauh jauhan.
"Aku sedang berbicara serius Kook, kenapa kamu selalu terlihat tak peduli?" Nayeon kali ini meninggikan intonasi suaranya, ia geram dengan reaksi Jungkook yg adem ayem saat ia menceritakan semua tentang Joo Hyung.
"Aku peduli Nay, trus aku harus ngapain kalo aku tau Joo Hyung anak pelacur dan pelacur itu minta untuk bertemu denganku. Paling paling ia akan meminta bayaran tambahan ke kita karna JooHyung tumbuh menjadi anak yg sangat baik" gumam Jungkook, nada bicaranya saja sudah sangat tak enak didengar.
"Joo bukan anak pelacur Kook, dia hanya berselingkuh, lagi pula aku yg minta untuk sekedar memperkenalkanmu" sergah Nayeon, dia masih berjalan kesana kemari sedangkan Jungkook masih stay cool di kursi balkon.
" baiklah jadi kapan kita bertemu dengannya"
"Besok!" Sergah Nayeon.
"Ah Nayyyy.. kenapa semuanya harus serba mendadak, aku sibuk dikantor dan aku belum menyiapkan uang untuknya" ujar Jungkook, Nayeon menoleh kearahnya.
"Dia tidak meminta uang kita Kook, hanya bersilaturahmi, itu saja " pekik Nayeon, Jungkook pasrah.
"baiklah besok akan aku usahakan" akhirnya Jungkook yg mengalah, dia masuk kedalam dan meninggalkan Nayeon sendirian ditemani angin.
_Nayeon pov_
Pagi ini aku pergi lebih dulu dari Jungkook, aku jalan sekitar jam 6 pagi Joo Hyung aja belum mandi sampai sampai dia tertidur di mobil saat melaju ke arah selatan. Aku malas mendengar alasan Jungkook pagi ini makanya aku memutuskan untuk pergi lebih awal.
Aku hanya menempelkan secarik memo diatas meja makan, pagi ini aku sengaja diantar mas amir karna ku fikir nanti siang aku akan bertemu dengan Jungkook jadi gak mungkin dong aku bawa mobil juga.
Joo Hyung sudah rapih, sesampainya di JooJi aku langsung memandikannya.
Aku sudah sampai di restoran tempat berjanjian bertemu dengan Jungkook dan Jung, Jung bilang dia juga akan membawa suaminya yg baru saja pulang dari luar kota. Aku tak sabar menunggu mereka, aku sudah duduk di kursi nomor 2, aku sengaja memilih restoran yg agak formal agar nanti semuanya gak akan terasa kaku.
End_To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Intersection (Jjk - Iny) End ✔
Fanfic"Menyesal! itulah yang aku rasakan. Maafkan aku yang telah menyakiti hatimu. Maaf, Maaf dan Maaf" - Jjk "Aku tak menyangka kamu tega melakukan itu padaku. Ingin rasanya membencimu, namun rasa cinta ini lebih besar daripada rasa benci ini kepadamu."...