10. Short Break

3.3K 392 57
                                    

Author POV


 "Siang..."

"Siang semuanya, maaf terlambat!"

"Siang, maaf terlambat." Vienny dan Shani bersahut-sahutan mengucapkan salam tersebut seiring mereka masuk studio.

"Nah, akhirnya datang juga," ucap staff yang bertugas di stuido itu. "Kita nunggu dua orang lagi ya baru kita mulai sesi pemotretan. Shani bisa mulai ganti pakaian dulu sementara menunggu."

Vienny dan Shani mengangguk bersamaan. Keduanya kemudian masuk ke ruangan yang sudah disiapkan oleh staff. Di sana sudah ada stylist dan juga staff wardrobe yang juga sedang bersiap-siap.

"Macet banget ya, mbak? Kita juga baru banget dateng," ujar si stylist.

"Iya, Mbak. Ampun-ampunan dah macetnya." Vienny menjawab.

"Sama nih kita juga. Itu tim fotografer juga belum datang satu orang. Makanya mbak Shani dan mbak Vienny nyantai dulu aja."

Vienny mengangguk kemudian dia mempersilahkan Shani duduk dulu di depan kaca rias sementara dia sendiri duduk tak berapa jauh darinya. Dia tidak berdiam diri atau melamun, Vienny membuat janji dan juga mengatur jadwal yang lain.

Drrtt...drrt...

Line

Lidya M : Vinnn...sori gue kemarin sibuk banget nih ga sempet angkat telpon sama bales chat elu.

Vienny mengubah posisi duduknya saat melihat pesan tersebut adalah pesan yang sudah ditunggu-tunggunya dari kemarin. Matanya mendelik sedikit dari layar hapenya untuk memastikan Shani masih sibuk dan tidak akan menghampirinya secara tiba-tiba.

R. Vienny : Gakpapa, Lid. Kemarin gue juga sibuk sih.

Lidya M : Iya, soal itu, Vin. Majalah K3po gak kirim Gracia kok buat perwakilan. Orang begitu gue kasih tuh tiket sama temen gue, temen gue langsung setuju.

R. Vienny : Iya, Lid. Tapi, ini gue liat sendiri dia beneran ada di sana lengkap sama peralatan fotografinya.

Lidya M : Aduh ya gaktau deh, Vin. Kalaupun bisa masuk pun pasti bukan dari majalah K3po. Kemarin staff gue juga dah konfirmasi kok, cuman ada mereka berdua.

"Kak Vin,"

Vienny langsung menutup layar hapenya. "Ya, Shan?"

"Ini aku dah selesai." Shani sudah berganti pakaian menjadi formal-casual , sesuai dengan tema pengambilan gambar mereka siang itu. Efek menangis semalam juga sudah tidak nampak lagi di wajahnya. "Kak Vienny mau ikut ke studio?"

"Oh ya, yuk aku anterin aja." Vienny membereskan kedua barang mereka kemudian keduanya menuju studio.

"Kak Vienny tinggal?"

"Emmm..iya deh, aku ke café seberang ya, Shan."

Shani mengangguk bebeapa kali.

"Oke deh, kalau ada apa-apa telpon aja ya. Aku tinggal dulu, Shan."

"Ya, Kak."

Seperti biasa, bilamana sesi foto sedang berlangsung, Vienny lebih memilih menunggu di café terdekat. Tidak ada juga yang bisa Vienny lakukan selama sesi tersebut berlangsung selain melamun dan memperhatikan para staff memberi instruksi pada Shani. Shani sendiri bukan anak kecil yang harus ditemani ke mana-mana, apalagi studio foto tempat mereka berada adalah studio yang mereka sudah kenal betul. Jadi Vienny memilih untuk mengistirahatkan pikirannya di café langganannya yang ada di seberang gedung.

The Tale of Thousand PicturesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang