Author POV
"Gre, Eve, bangun. Bentar lagi sampai rumah," kata sang Mama sambil menepuk paha Gracia beberapa kali.
Sang Kakak terbangun lalu mengusap matanya berkali-kali. Sambil menepuk pundak Eve, Gracia mengangkat tubuh adiknya yang bersandar padanya.
"Bangun, Eve. Dah sampai," ucapnya.
"Emmmm...." Seperti biasa, Eve tidak langsung bangun. Dia malah berpindah dan bersandar pada kaca mobil. Namun Gracia tidak berusaha membangunkannya. Gracia tahu kalau sekarang dipaksa bangun, yang ada Eve malah akan marah-marah tidak jelas padanya. Biar saja nanti mamanya yang membangunkan kalau sudah benar-benar sampai, begitu pikir Gre.
Sementara itu, Gracia mengeluarkan hapenya dari dalam tas lalu melihat notifikasi yang masuk. Besok adalah hari Senin dan waktu baginya untuk kembali ke majalah K3po. Siapa tahu Kak Yona memberinya tugas lebih dulu.
Namun di antara notifikasi yang dari berbagai sumber, ada satu notifikasi yang menarik perhatian Gracia. 7 new messages from Shani Inidra pada Line miliknya.
"Haduh, baru juga sampai Jakarta udah berisik aja," gumam Gracia dengan sangat pelan hingga tertutup oleh suara kendaraan.
Line
Shani I : Gracia? Hari ini kamu balik Jakarta ya?
Shani I : Balik jam berapa kamu?
Shani I : Naik apa? Sama keluarga kamu kan?
Ada 7 pesan yang intinya membuat Gracia mengusap dahinya berkali-kali. Akhirnya daripada Gracia merasa pusing sendiri, dia lebih memilih menutup dulu chat dari Shani dan membuka chat yang lain yang menurutnya jauh lebih bermakna.
"Eve, bangun, Eve! Udah sampe rumah," sang mama kembali membangunkan Eve saat mobil mereka sudah masuk ke dalam komplek. "Beresin barang-barang kamu jangan sampai ketinggalan dalam mobil,"
"Hmmmm...." Kali ini Eve benar-benar bangun lalu mulai mencari-cari barang miliknya untuk dibereskan. Begitu juga dengan Gracia, dia meletakkan hapenya kembali ke dalam tas lengannya lalu mulai membereskan barangnya saat rumahnya mulai terlihat dari kejauhan.
"Nah akhirnya sampai juga. Syukurlah semua lancar tanpa kendala ya," ucap sang Papa. "Gre, tolong bukain pintu garasi ya,"
"Yaaa...." Gracia berjalan keluar lebih dulu. Sementara dirinya membuka garasi, mamanya membuka pintu rumah lalu mulai memasuk-masukkan barang.
Drrt...drrrt....drrrt...
Gracia langsung mengeluarkan hapenya dari dalam tas saat merasakan hapenya bergetar. Namun...matanya langsung berubah malas saat melihat nama penelpon.
"Ngapain lagi Ci Shani telpon???" umpatnya pelan. "Gaktau orang lagi sibuk apa..."
Gracia diam sesaat, menimang-nimang apakah dia mau mengangkat telpon itu atau tidak. Tapi tak sampai lima detik kemudian, Gracia langsung me-reject Line Call tersebut dan memilih membalasnya menggunakan chat saja.
Line
S. Gracia : Kenapa telpon-telpon sih? Aku baru banget sampai nih. Lagi beres-beres.
Shani I : Gara-gara kamu sih gak bales chat aku! Jadi aku telpon kan!
Gracia berpikir, kok jadi aku yang salah sih ? Chatnya aja gak jelas gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Thousand Pictures
Fanfic"Ci Shani, aku gak ngerti kenapa sih Ci Shani berbuat segini baik ke aku? Aku bukan siapa-siapa, kenal Ci Shani aja sama sekali tidak pernah sebelumnya" Sayangnya jawaban dari pertanyaan seorang Shania Gracia itu tidak bisa langsung dia dapatkan. S...