-Author's POV-
Makan malam penyambutan Yerin, sang sekretaris baru Manager Jeon berjalan dengan lancar malam itu. Suasana hangat yang diciptakan Manager Jeon diluar kantor terasa begitu berbeda dengan aura dinginnya ketika berada di dalam kantor. Ia memang tetap tak banyak bicara, tapi tetap ikut melebur bersama guyonan receh yang dilontarkan oleh para staffnya.Bahkan sang manager sesekali menanggapi dan ikut tertawa bersama ketujuh staffnya. Merubah sedikit pandangan Yerin akan sosok menyeramkan atasannya tersebut.
Manager Jeon bahkan menawari Yerin tumpangan menuju ke restoran ketika dirinya memaksakan diri untuk menyelesaikan pekerjaannya sedikit lebih lama saat itu. Ketukan sepatu dan suara berat pria yang menyapanya kala itu ternyata adalah milik atasannya sendiri, manager Jeon yang kembali ke kantor untuk mengambil ponselnya yang tertinggal.
Satu bulan telah berlalu sejak makan malam tim saat itu. Semuanya kembali fokus dalam pekerjaan mereka masing-masing. Begitupun dengan Yerin sang sekretaris baru yang sejauh ini berhasil membuat Manager Jeon memuji pekerjaannya dalam menyelesaikan kekacauan yang dibuat oleh sekretaris sebelumnya.
Suatu hal yang amat jarang dilakukan oleh sang manager pada sekretarisnya terdahulu.
Selama satu bulan ini Yerin benar-benar belajar banyak hal dari seluruh anggota staff inti dan beberapa sekretaris dari tim lain untuk menambah pengetahuannya. Yerin tidak suka kegagalan dan ia tak ingin gagal dengan mudah dipekerjaan pertamanya ini. Oleh karena itu, ia benar-benar bekerja keras agar bisa bertahan pada pekerjaannya ini.
"Ms. Jung, apa saja scheduleku untuk hari ini?" Tanya manager Jeon ketika sekretaris Jung memasuki ruangannya dengan membawa sebuah jurnal yang sejak sebulan yang lalu selalu melekat ditangannya.
"Kita akan meeting bersama tim pemasaran yang mengalami masalah bulan lalu pada jam 9, setelahnya kita dijadwalkan untuk makan siang bersama direktur. Dan disusul peninjauan singkat ke tim accounting anak perusahaan di Incheon, gwajangnim." Ujar Yerin membaca jurnal kegiatan atasannya yang baru ia perbarui kemarin.Manager Jeon mengangguk, "Setelah peninjauan di Incheon ada apa lagi?"
"Eobsemnida, gwajangnim."
"Baiklah. Tolong siapkan pakaian gantiku juga. Bawakan aku kemeja biasa serta peralatan pembersih wajah." Perintah manager Jeon pada Yerin.
"Ne gwajangnim. Kalau begitu saya permisi." Yerin perlahan menarik dirinya keluar dari ruangan tersebut, mendudukkan dirinya dengan kasar pada kursinya sendiri.
Jadwal penuh manager Jeon berarti jadwal penuh bagi dirinya juga, bahkan dua kali lipat lebih berat karena ia harus menyiapkan perlengkapan manager Jeon juga. Yerin menghela napas kasar, mengemasi beberapa berkas yang akan digunakan untuk rapat bersama tim pemasaran sebentar lagi.
Seseorang meletakkan sebotol yogurt diatas mejanya, lengkap dengan senyum yang membuat lesung pipinya terpampang semakin jelas. "Himnae, Yerin-ssi."
Namjoon mengepalkan kedua tangannya keatas, memberi semangat pada Yerin. Pria itu selalu saja memberikan asupan semangat pada semua rekannya dipagi hari seperti ini, benar-benar mendalami perannya sebagai ketua tim.
"Gamsahamnida Namjoon-ssi." Ucap Yerin pada pria jakung berlesung pipi tersebut.
Yerin mengambil yogurt pemberian Namjoon dan memasukkannya ke dalam tas sebelum ia lupa memakannya lagi seperti kemarin akibat banyaknya pekerjaan yang harus ia lakukan. Manager Jeon keluar lebih dulu dari ruangannya sebelum Yerin mengingatkannya mengenai pertemuan yang akan berlangsung satu jam lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled
Fanfiction[COMPLETED] Sang asisten baru memiliki latar belakang yang membuat Jungkook tercengang, sedikit tak percaya. Latar belakang macam apakah itu? Bisakah Jungkook menerima latar belakang asisten barunya tersebut? -24 Juli 2018-