3

4.3K 323 20
                                    

----

"Pulang kemana? " Tanya Rifia, "Aku saja tidak mengenalmu, lalu bagaimana kamu bisa seenaknya membawaku pulang?"

Pria itu menghela nafasnya, ia menggaruk tengkuknya sembari melangkah pelan ke arah Rifia, "Kamu ini, Pura pura tidak tahu.. Atau memang tidak tahu? "

"Kalau begitu, Kenalkan namaku Daniel saya pemilik perusahaan terbesar di kota ini," Jelasnya,sembari menunjukkan kartu nama miliknya, kemudian kembali menyimpan kartu tersebut ketika ia selesai memperkenalkan dirinya dan apa yang ia punya.

"Ya terus kenapa? Mau pamer?" Tanya Titin, ia memutar kedua bola matanya malas.

Daniel menggedikkan bahunya, "Kan biar dia ingat. Makanya aku perkenalkan, ga bermaksud Riya" Ujar nya.

"Hem, sudah? Tetep ga inget sama sekali. Jangan ngeyel aku bukan Airi, paham? Dan sekarang aku mau pulang, terima kasih. Akan ku jadikan motivasi ku supaya bisa menjadi pengusaha kaya raya sepertimu" Kata Rifia panjang lebar kemudian meninggalkan Daniel dan Titin yang masih ditempat.

"Tunggu" Langkah Rifialagi lagi terhenti karena sebuah tangan yang begitu kekar nan berurat langsung meraih dan mengenggam telapak tangan milik Rifia

"Apa lagi sih?" Tanya Rifia ,"Aku engga mau terlibat sama permasalahan masnya,dan mas juga harus tau aku bukan Airi airi nya kamu!" Jelas Rifia seraya menarik narik pergelangan tangan supaya terlepas dari genggaman tangan Daniel.

"Kalau kamu beneran bukan Airi,aku mau minta tolong sama kamu buat jadi Airi buat aku!" Kata Daniel,dia menatap Rifia lekat.

"Bercanda ya njing?" Kata Rifia sambil menyunggingkan senyum miring ke Daniel "Ayo sini?" Tambah Rifia sambil memasang kuda kuda dan bersiap siap untuk memukul wajah Daniel.

"Apaan sih? cuma minta tolong aja kok" kata Daniel.

"Tidak mau" tolak Rifia mentah mentah dan kembali menarik tangan Titin untuk keluar dari Mini market,sekarang Rifia dan Titin berjalan 2x lebih cepat dari sebelumnya,karena takut di ikutin oleh Daniel sekaligus beberapa pengikutnya.

****

"Kenapa sih sial banget hari ini" keluh Rifia seraya menghempaskan tubuh ke sofa,Rifia lelah. Padahal cuma jalan ke mini market.

"Gitu aja masa udah dibilang sial? Kan itu motivator nya kamu" Ujar Titin dengan nada usil

"Stress tau! "

-3-

"Nyonya.. udahan dong,jangan nangis terus begitu. Udahlah,terima saja nona Airi sudah meninggal" Ujar salah satu pembantu rumah tangga yang kini tengah menjaga seorang wanita paruh baya di dalam kamar.

Wanita paruh baya itu menggeleng, ia tidak menerima karena calon istri putranya telah meninggal,karena calon istri putra nya itu adalah pilihan terbaik dari yang terbaik yang pernah ia temukan.

Brak

"Ma,Daniel pulang" kata seseorang yang tiba tiba saja muncul dibalik pintu. Ia berjalan mendekat ke arah Ibunda tercintanya dan memberikan salam dengan sangat hangat.

"D-daniel?! Gimana?! Airi?!" Tanya wanita paruh baya itu yang dikenal sebagai Ibunda Daniel.

"Ma.. Airi itu udah engga ada ma,dia udah meninggal kan mama jelas-jelas sudah melihat jasad Airi?" jelas Daniel seraya mengusap kepala ibunya dengan sangat lembut.

"Daniel.. terus gimana? Kenapa bisa?! Mama gamau tau! Kamu harus nikah sama Airi!" Kata ibu Daniel,ia terus terusan merengek agar sang anak menikahi calon pilihannya.

Daniel langsung terdiam sambil memijat pelipisnya perlahan,ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ibunya sangat keras kepala sekali.

Sekalinya berkeinginan,pasti selalu saja menyuruh untuk di wujudkan.

Beruntung saja aku orang berada. Jadi apa saja bisa ku beli.

Termasuk wanita.

"Baiklah aku akan menikahinya untukmu Ibu"

.
.
.
To be continued!
Maapin gaje terus pendek:")) jangan lupa voment ya gais! Biar semangat aku tuhlanjutnya:")

Nikah Kontrak - Daniel✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang