12 × 2 = 24

2.1K 222 37
                                    

---

Rifia memejamkan mata perlahan dan menjauhkan telepon genggam dari jangkauannya.

Ia terlalu lelah karena terus berfikir kenapa Daniel mengatakan hal sedemikian rupa kepadanya.

"Bodoh soal apa? Maksudnya apa?" Rifia lagi lagi gagal memejamkan matanya dan terus terusan kembali fokus untuk memikirkan perkataan dari Daniel di Video call tadi.

"Apa Irene telah melakukan sesuatu kepadanya?" Ia mengigit bibir bawah perlahan dan menghembuskan nafas.

"Apa aku hubungi saja Irene untuk mengetahui hal yang detail?"

"Ck,kenapa aku jadi penasaran seperti ini!" Rifia berdecak kesal kemudian meraih ponselnya kembali.

Ia mencari kontak Irene dan menelponnya.
.
.

"Haloo? Ini siapa?"

"Aku Rif-- maksudku,Aku Airi" Kata Rifia ia sempat lupa jika ia sedang menyamar menjadi orang lain jika tengah berhadapan dengan orang yang mengenal Daniel.

"Oh,Kamu Airi,benaran Airi kan? Bukan Rifia?" Kata Irene memastikan yang sontak membuat Rifia langsung terkejut pada saat mendengarnya.

"Ya,aku A-airi" Sahut Rifia gugup.

"Persetan denganmu,tidak usah drama lagi. Aku tau kau itu Rifia"

Nafas Rifia langsung tercekat,ia menelan ludah perlahan

"Kau menelponku untuk apa? Bertanya tentang Daniel? Dia sekarang stress karena sudah tidak mendapatkan cintaku lagi"

"Kenapa? Karena apa?"

Irene menjeda perkataannya sebentar,"Karena ia telah membohongiku,sebenarnya aku tidak masalah sama sekali cuma dia tidak menceritakan ku tentang ini,aku jadi kecewa sekali"

"Kau harus maklum,ini rahasia besar. Kau tau sendiri kan akibatnya?"

"Persetan dengan itu semua. Dan satu hal lagi,aku ingin segera membuang Daniel. Kau tak usah bertanya kenapa lagi.. kau tau sendirilah aku sudah mendapatkan apa yang aku mau darinya"

"Kau tak usah menelponku lagi,aku sudah tidak berurusan lagi dengan Daniel"

Rifia langsung meletakkan Handphone miliknya begitu telpon tersebut telah terputus. Ia tak habis pikir bahwa Irene akan melakukan hal seperti itu kepada Daniel. ,'Bukankah mereka saling mencintai?' pikir Rifia, ia tak tau harus berbuat apa,hatinya terasa sangat sakit sewaktu mendengar perkataan dari mulut Irene.

---

Daniel menundukkan kepala,ia terlihat sedang tidak fokus dengan pekerjaan-nya saat ini. Ia banyak tertidur dan meminum minuman Alkohol, padahal berkas yang berada dimejanya sudah menumpuk begitu banyak.

Beberapa karyawan sudah berapa kali menegur dan menasihati Daniel dengan baik baik,tetapi tak ada satu pun yang ia dengar kan.. Ia terus tertidur dan mabuk mabukan.

"Dimana istrinya,Ya Tuhan" Ujar salah satu karyawan ia sangat merasa prihatin dengan keadaan Daniel.

"Kenapa tidak kau telpon saja istrinya??" Sahut karyawan yang lain

"Aku tidak mengetahui nomernya"

"Oh ayolah,kau itu pria. Rogoh saja saku Tuan Daniel" Usul Karyawan tersebut.

"Itu tindakan yang tidak sopan,aku tidak ingin dipecat. Anak istriku nanti mau makan apa??"

"Bukan masalah sopan atau tidak,kau disini mempunyai saksi! Kau melakukan hal tersebut karena untuk hal yang baik,kau tenang saja!"

"Baiklah aku akan melakukannya"

"Semangat ya Nat!" Seru karyawan yang bernama Boby menyemangati teman karyawan-nya.

Nathan mengangguk pasrah dan berjalan pelan menuju ke arah Daniel untuk merogoh isi sakunya dengan sangat hati hati.
.
.
.
.
.

"Siapa nama istrinya?" Tanya Nathan saat ia sudah mendapati smartphone milik Daniel

"Airi, atau kau cari saja namanya Nona Daniel"

Nathan mengangguk mengerti dan mencari kontak seperti yang telah di instruksi kan dan kemudian menelpon-nya.

"Halo nona? Kau dimana? Bisa temui suamimu?"

"Iya,dia sekarang dalam kondisi yang tidak baik baik saja. Kuharap kau kemari secepatnya dan berikan ia sesuatu agar ia tidak seperti ini lagi"

"Dia mabuk mabukan"

"Baiklah kalau begitu"

"Sampai jumpa nanti nona"

---

.
.
.
"Riko maaf,kurasa kontrak menikah kita sampai disini saja"

.
.
.
To Be Continued!
Jangan lupa voment gais
Makin gaje kan:") sumpah otak buntu ini,tapi kupaksa up soalnya besok besok gatau bisa up atau tida:) tolong disupport!

Nikah Kontrak - Daniel✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang