2

5.2K 322 43
                                    

---

"Kamu belom mati kan?"

Rifia langsung mendengus kesal,dan membuang pandangannya dari Titin,"Terserah kamu deh"

Titin memanyunkan bibirnya dan mengerjapkan matanya beberapa saat,"Eh,belanja yuk?" Ajak Titin tiba tiba,Rifia seketika langsung menoleh ke arah Raeri dan menganggukkan kepala.

"Yok,aku juga mau beli cim*ry,biar BAB lancar. Akhir akhir ini aku rada susah buat BAB doang" kata Rifia sambil mengusap ngusap perut

"Jorok amat jamet" Ujar Titin ia langsung mengajak Rifia beranjak dari sofa kemudian bersiap siap untuk pergi ke mini market terdekat.

Btw, kita kesana ga naik apa apa,cuma jalan kaki saja. Soalnya mini marketnya cuma 50 langkah dari rumah.

***

"Ambil keranjang deh" perintah Rifia kepada Titin dan langsung dijawab anggukan kepala oleh Titin

"Kamu mau beli apa Tin?" Tanya Rifia sembari menarik gagang pintu kulkas mini market.

"Engga tau, akujuga lagi nyari"kata Titin sembari celingak celinguk mencai barang yang terpajang di lemari minimarket.

Rifia ngangguk paham,karena banyak pilihan di mini market ini dan banyak juga orang yang sering datang dan bingung mau beli apa. Mini market ini bukan mini market biasa,mini market ini selangkah lebih maju di depan di banding mini market yang lain.

Disaat di tempat lain belum ada,disini udah ada,keren kan? Mini market mana dulu coba~

"Jangan boros Tin,inget pacarmu lagi kerja di luar negeri. Dia ga bakal sanguin kamu terus" Tegur Rifia ke Titin setelah melihat belanjaan yang berada di dalam keranjang Titin sudah berisi banyak dengan barang .

"Santai aja kali,dia bisa transfer. Jaman udah cangih, otak jangan kuno. Tolong ya sahabat" Ujar Titin dengan nada Sombong.

"Yaelah,iya deh iya enak yang punya pacar CEO ya~" kata Rifia dengan nada mengejek.

Temen Rifia ini si Titin,dia sudah punya pacar. Nama nya Derren,dia itu pemilik sepatu yang lagi terkenal itu loh aku gatau namanya apa, Ribet.

"Eh eh. Itu mbak mbak yang kecelakaan itu bukan?" Ujar beberapa orang secara sayup sayup

"Eh iya mirip"

"Tuan,bukannya itu Nona Airi?"

"Iya tuan,dia mirip sekali dengan nona Airi. Apa jangan jangan dia itu nona Airi?"

Beberapa orang mulai saling berbisik bisik akibat berita kecelakaan yang di siarkan di televisi sejak tadi,dan juga mana korban nya itu mirip sama Rifia. Kan apes banget sampe jadi bahan PPIIK (Persatuan Pergibahan ibu-ibu komplek).

Greb

Lengan Rifia tiba tiba langsung ditarik oleh seorang pria yang menggunakan Jas berwarna hitam dan berbahu lebar. Pria itu menatap Rifia tidak percaya

"Airi?" Ujarnya. Rifia terdiam seketika, ia hanya memasang wajah bodoh, karena ia merasa bukan nama nya yang disebutkan.

"Kok bisa masih hidup?"Kata Pria itu tanpa babibu langsung memeluk tubuh Rifia erat. Rifia merasa bingung karena pria ini tiba tiba memeluknya dengan sangat erat, Rifia reflek langsung mendorong dada Pria itu dengan sangat kasar.

"Ha apaansih?! Aku bukan Airi" Bentak Rifia tiba tiba sembari ambil memeluk kedua bahu gue erat. Rifia terkejut karena tiba tiba di peluk oleh pria yang tidak ia kenal sama sekali.

"Ngomong apaan sih?! Aku tau berita itu cuma bohongan! Kamu ga mungkin kecelakaan,ya kan?!" Kata Pria itu lagi,ia kembali memegangi kedua bahu Rifia. Seriously,ini cowo buat keributan dan mengundang banyak mata memandang.

"Gausah bohong, aku tau kamu itu gamau nikah sama aku kan? makanya kamu kabur kan terus bayar media buat berita kecelakaan!"Tambahnya lagi. Rifiq langsung memegangi kepala dan memijatnya perlahan.

"Aduh Maaf mas? Dia temen ku nih, Dia bukan Airi punya mas hehe" Kata Titin, dia langsung menarik lengan Rifia,"Jangan ganggu temen saya lagi ya mas, nanti dia trauma sama cowok" tambah Titin

Tak lama Titinmelontarkan perkataannya,

Rifia langsung menatap Titin dan tertawa perlahan,"Apaan nih? Wonder women?"

Titin hanya mendengus dan menoyor kepala Rifia perlahan

"Mau sampai kapan sih kamu kaya gini Airi! Saya itu calon suami kamu!" Bentak pria itu sambil mengambil sebuah botol kaca dan menghempaskannya ke lantai.

Rifia dan Titin sontak terkejut ketika melihat tingkah pria tersebut.

Pada akhirnya kami berdua memilih untuk tidak peduli dengan kehadiran pria tersebut,dan terus berlanjut berjalan ke arah kasir.

"Cepet ya mbak,kita mau cepet cepet pulang" kata Rifia sambil menyodorkan keranjang belanjaan.

"T-tapi mbak, kasihan lho calon suaminya? Jangan digituin,ga mensyukuri banget sih mbak udah mau dinikahin tapi suaminya ditinggal gitu aja. Secantik apa sih mbak ini?" Ujar Kasir tersebut sembari memperhatikan penampilan sekaligus wajah Rifia yang begitu pas pasan.

Rifia menarik nafas dan mulai mengontrol emosi nya

"Mbak,cepetan gih layanin saya yah? Gausah ikut campur, mba ngga tau apa apa loh?" Ujar Rifia pelan

"Urusin aja kerjaan sebagai kasir gausah ikut campur, gatauapa apa juga" Tambah Titin

Kasir tersebut menundukkan kepalanya ia langsung men-scan belanjaan milik Rifia dan segera menaruhnya kedalam plastik

"Kamu pikir, kamu bisa kabur segampang itu? " Ujar pria itu lagi, seketika membuat kaki Rifia lemas karena mendengar perkataan tersebut

"Ayo pulang" Tambah pria itu lagi
.
.
.
.
To Be Continued!
Maafkan pendek dan makin gaje hwehehehe:))
Voment ya guys:) gosah pelit voment ntar gue kecup kening lo pada:)
Byee:*

Nikah Kontrak - Daniel✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang