Patlas

2.6K 236 21
                                    

"Woi! Yang benar saja?! Kamu membelikkan ku baju yang memiliki motif sama semua seperti ini?!" Rifia mengoceh panjang lebar sewaktu melihat pakaian yang baru saja Daniel belikan untuknya.

Daniel melirik ke arah Rifia yang mengoceh,ia mendenguskan nafas perlahan

"Sama dari mana?! Perhatikan letak sakunya coba!"

Rifiq menatap Daniel bengis,ia menggepalkan tangannya kuat,ia ingin segera beranjak dari tempat duduknya dan memukul tubuh Daniel menggunakan baju yang dibelikan oleh Daniel tadi.

"Aku tidak mau tau,kau berikan saja ini ke Irene" Rifia melemparkan baju baju yang telah diberikan oleh Daniel dengan kasar.

"Woi!!" Teriak Daniel,sewaktu menyadari tubuhnya ditimpa tumpukan baju.

"Belikan aku baju baru!! Atau ku bocorkan rahasia mu di depan media?!" Ancam Rifia,Daniel langsung segera membangunkan dirinya.

Daniel melemparkan Smartphonenya ke arah Rifia,"Kau pilih dan pesan di Online shop sendiri"

Rifia mendenguskan nafas perlahan,ia meraih ponsel Daniel dan mulai memilih milih baju yang terpampang di suatu Olshop.

Rifiq yang tadinya berdiri kini beralih menjadi berbaring. Iya,dia berbaring,ia berbaring disamping Daniel yang tengah duduk menatapnya kesal.

"Gini kan enak banyak pilihan" Rifiq memasukkan beberapa baju ke troli belanjaan Online shop sebelum kemudian ia menyerahkan kepada Daniel.

"Airi? Maksudku Rifiq" panggil Daniel. Rifia tidak menoleh,ia hanya menjawab panggilan Daniel dengan sebuah deheman.

"Hm?"

Daniel mengambil salah satu baju yang ia belikan tadi dan menyerahkan nya kepada Rifia,"Pakai ini setidaknya satu pasang atau dua pasang. Kau harus menghormati aku yang sudah bersusah payah membelikkannya padamu"

Rifia melirik ke arah Daniel,ia menganggukkan kepalanya,"Gampang. Akan ku kenakan itu nanti"

Selang beberapa lama Rifia memilih pakaian yang ia inginkan,tiba tiba saja telepon video dari seseorang yang beranama "Irene" terpampang dilayar handphone Daniel.

"Irene? Lopek lopek emot cium?" Rifia mengeja nama yang terpampang dilayar hp Daniel dengan tampang jyjyck

Daniel dengan sigap merampas handphone yang berada di tangan Rifia. Rifia sontak terkejut beberapa saat dibuatnya,namun setelah itu Rifia malah tertawa terbahak bahak.

"Apasi,udah tua alay juga" Ejek Rifia

"Berisik!" Daniel memilih menjauh dari Rifia dan mengangkat telepon video tersebut.

Rifia menarik selimut dan membuka televisi,ia merasa bosan karena seharian ini berada didalam rumah. Ia mengantuk sebenarnya tapi perutnya saat ini terasa sangat lapar.

--

"Jadi si Rifia beneran nikah sama orang itu?" Ujar Zahra,ia terus terusan mengunyah tempe goreng yang dibuat oleh Titin. Tempenya sedikit gosong sih,tapi Zahra suka.

Dia bilang rasa pahit gosong itu seperti rasa pahitnya kehidupan.

Titin menganggukkan kepalanya,"Rifia ngirim kabar ke aku kemarin. Untunglah dia baik baik saja disana,jadi sedikit lega"

Zahra mengangguk setuju dengan ucapan Titin,"Aku belum sempat bertemu dengannya. Menurutmu apa tubuh nya Rifia semakin melar atau tidak?"

Titin melirik ke arah Zahra,"Iya dia makin melar,sama kaya badan kau"

Zahra langsung tertawa terbahak bahak,ia merasa ia tak harus khawatir karena tubuh Sahabatnya itu sama mengembangnya seperti dia.

Jadi diantara mereka tidak ada yang sok sok kurus deh.

"Oh ya selama kau pergi ke Taiwan apa kau tidak memiliki kemajuan?" Tanya Titin. Zahrw seketika langsung mengernyitkan keningnya,"Maksud?"

"Yaelah maksudnya,ga ada pacar gitu?"

Zahrw memegang dagunya,ia menyelesaikan acara kutat berkutat dengan tempe buatan Titi yang setengah gosong.

"Ada sih" Ujar Zahra menatap Titin yang sedari tadi menunggu jawabannya.

"Siapa?" Mata Titin membulat sewaktu mendengar jawaban Zahra

Zahra menarik nafasnya perlahan,"Dimas"

Titinlangsung memukul kepala Zahra,"Serius?! Ga nipu kan?!" Titin antusias

"Astagfirullah Titin! Iya ga nipu dah" Zahra membenarkan rambutnya yang sempat di berantakan akibat dipukul oleh Zahra tadi.

"Liat fotonya coba!"

"Gamau"

"Lah kenapa?"

"Nanti direbut pelakor bernama Titin"

"Najis"
--------

"Koper bajumu ada berapa?" Tanya Rifia kepada Daniel

"Ada dua" balas Daniel seraya memainkan game di smartphone miliknya.

Rifia berjongkok,ia menghitung jumlah koper yang lebih,"Kenapa disini ada 4 koper?" Tanya Rifia

"Satunya privasi"

Rifiq menggelengkan kepala nya perlahan,sebelum akhirnya membawa koper miliknya sendiri.

"Kopermu bawa sendiri" Jawab Rifia

Daniel menatap Rifia sekilas,ia menganggukan kepala,"Tenang saja. Oh iya kita tunggu Irene datang ya,dia mau ikut mengantar"

Rifia menggedikan bahunya sebagai jawaban.

"Kenapa Irene ikut?" Tanya Ibunda Daniel tiba tiba,ia tidak sengaja mendengar perkataan Daniel.

Daniel dengan segera langsung menaruh Smartphone nya disaku,ia menggaruk tengkuknya perlahan

"Dia ingin membantu" ujarnya Daniel

"Tidak perlu,ibu yang akan membantu kalian"

Daniel langsung mendenguskan nafasnya berat,ia benar benar merasa jengkel dengan ibunya yang satu ini.

Daniel sudah menikah, sudah seharusnya ibunya tidak mengatur ngaturnya dirinya lagi.

Hal ini membuat Daniel muak dengan Ibunda nya.

Menikah dengan Airi sudah ia turuti,walau bukan dengan Airi yang sebenarnya.

Ingin rasanya Daniel meneriaki Ibunda nya itu,tapi perasaan sayangnya kepada ibunya itu mengalahkan semua.

"Aku sudah dewasa ibu berhentilah melarang temanku untuk datang. Walau hanya untuk membantuku pindahan sekalipun"

"Daniel,Ibu tidak pernah mempersalahkan soal temanmu datang. Teman kerja lelakimu datang pun ibu persilahkan tapi itu yang mau datang siapa? Dia seorang perempuan"

"Kau harus menghormati istrimu"

Daniel mengusap wajahnya kasar,"terserah saja!"

Daniel membawa beberapa koper dan memasukkannya kedalam bagasi,ia terlihat membanting pintu bagasi.

Ibunda Daniel hanya bisa menggelengkan kepala sewaktu melihat tingkah Daniel

"Maafin Daniel ya bu?" Ujar Rifia sembari mengusap punggung ibu dan memeluknya perlahan.

Ibunda Daniel hanya mengangguk,"Jaga suamimu dari perempuan yang bernama Irene"

"Petugas CCTV kantor banyak yang mengadu kepada ibu tentang Kasus Daniel dan Irene"

"Bahkan kamu sebelum kecelakaan juga sempat bercerita kepada ibu,kalau Daniel berkhianat dibelakangmu"

To be continued!
Jangan lupa voment!

Nikah Kontrak - Daniel✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang